Chap_8

13.1K 2K 97
                                    

Enjoy

.

Jaemin kembali ke asrama bertepatan dengan para tukang yang baru saja menyelesaikan pekerjaan, kopernya ia letakan sembarang lalu melompat keatas sofa, di sebelahnya ada Jeno dan Jisung sibuk bermain ponsel, keduanya sedang bermain PUBi.

Pandangan remaja ini menyusuri setiap inci asrama namun orang yang ia cari tidak ada, mungkin sedang ada jadwal diluar.

"Kenapa ruang cuci?" Tanya Jaemin, cowok di sebelah menoleh sekilas.

"sudah ku bilang nyaris kebakaran" jawab Jeno sedikit kesal.

Jaemin berdecak "padahal cuma di tinggal sehari doang, ternyata bisa se kacau ini" komentarnya membuat Jeno kembali menoleh.

"Itu karna kamu memanjakan dia"

Diabaikan perkataan Jeno itu. Jaemin memutuskan naik ke kamar, badannya lumayan lelah karna syuting.

Cowok ini berhenti di anakan tangga paling atas, menoleh ke pintu coklat, ada tempelan gambar Moomin di depan pintu, lumayan lucu lah.

Sebelum Jaemin masuk kamar ia mendatangi kamar Renjun rupanya kosong, tatanan kamarnya masih sama seperti pertama kali Jaemin kembali setelah hiatus, cowok itu tidak pernah merubah tatanan kamar.

Jaemin meletakan hadiah ulang tahun untuk Renjun diatas meja, ulang tahun Renjun sebenarnya sudah berlalu, hanya saja dia baru sempat membelikan hadiah, semoga saja Renjun suka, kalau tidak suka pun tidak masalah.

Remaja bermarga Na ini akhirnya masuk kamar, membuka jendelanya lebar-lebar supaya udara bisa berganti, ia merentangkan tangan sembari membuka pintu balkon.

Melakukan gerakan kecil diiringi menghirup nafas panjang dan menghembuskan perlahan, ia menatap langit cerah bercahaya, lalu turun menatap jalanan yang lumayan ramai.

Cowok ini mengerutkan dahi setelah melihat sesuatu di balkon lantai bawah.

Kepala cowok ini bahkan sampai menyamping, matanya menyipit memastikan jika apa yang ia lihat itu nyata bukan rekayasa.

Bukankah itu Renjun kenapa dia?

Jaemin menuruni anakan tangga cepat-cepat, langsung menuju ruang cuci dimana mengarah pada balkon, ia membulatkan mata saat pintu yang hendak ia buka ternyata terkunci, cowok ini buru-buru membuka pintu geser itu menimbulkan suara dentuman kasar.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Jaemin.

Renjun menatapnya dengan pandangan berkabut, tanpa suara dia mencoba bangkit sayangnya kaki itu terlalu lemas.

Jaemin refleks menahan tangan Hyung-nya, menuntun supaya duduk lagi. Jaemin berjongkok di sebelahnya "kamu tidak apa?"

Yang ditanya hanya diam, Renjun bangun dari posisinya hendak masuk, tapi langkahnya terhenti saat-

"mereka mengerjai mu lagi?"

Renjun menoleh sekilas lalu melanjutkan langkahnya yang sempoyongan, tangannya ia gunakan untuk menahan berat tubuh.

Bahkan tanpa Renjun bicara pun harusnya Jaemin tau siapa yang sudah membuatnya seperti ini.

Renjun melanjutkan langkahnya dengan sisa-sisa tenaga, kepalanya pening, mungkin dia sakit karna semalam tidur diluar, bahkan tidak tidur. Tubuhnya terasa remuk.

Renjun ingin istirahat.

"Lee Jenoo kamu mengerjai Renjun lagi?" pertanyaan Jaemin dengan nada tinggi itu membuat si pemilik nama menoleh, rupanya Jaemin sudah menemukan Renjun.

Jeno bangkit dari duduknya "itu setimpal Jaemin, dia hampir bakar asrama karna keteledorannya, dia pantas mendapat hukuman"

"kamu bisa membuatnya sakit, asal kamu tau, kamu memperlakukannya tidak adil itu sudah hukuman buat dia" kecam Jaemin.

Poor Boy [Renjun] HIATUS PANJANG Where stories live. Discover now