Chap 21

14.5K 1.8K 297
                                    

Mohon maaf atas ketidak nyamanan anda sebelumnya.

.

enjoy

.

Senyum di bibir Haechan meredup bersamaan dengan barang bawaan yang terjatuh menghantam lantai, butuh 9 detik sampai dia bisa mengerti apa yang sedang terjadi.

Doyoung menyernyit nyaris menubruk tubuh Haechan yang berhenti mendadak, mengikuti arah pandang adiknya lurus pada satu titik.

Remaja ini refleks mengepalkan tanganya kuat membuat buku-buku jarinya memutih, wajahnya perlahan memerah dengan urat-urat leher mulai menyembul.

Haruskah dia melihat ini? Haruskah dia melihat hal ini di depan matanya, menyaksikan Jeno menghajar Jaemin dimana ada Renjun di sebalik tubuhnya.

"Jeno! Apa yang kamu lakukan hah!" Doyoung mendorong Jeno lalu melayangkan satu bogeman, berhasil membuatnya tumbang diantara tubuh Jaemin dan Renjun. Tangan kekar Doyoung meraih kerah pakaian Jeno lalu memukulnya sekali lagi, sampai akhirnya Jeno benar-benar tumbang di lantai.

Taeyong, Johnny dan Jaehyun membelalakan mata menyaksikan itu, seperti ikut merasakan sakit baik di pipi maupun di hati, seperti ada keretakan dan perlahan hancur menjadi serpihan-serpihan tipis.

"Doyoung apa yang kamu lakukan" teriak Taeyong sembari berlari menghampiri lalu menarik tanganya supaya menjauh.

Tangan Doyoung mengacung lurus "anak kurang ngajar seperti dia pantas mendapatkan itu!" serunya tegas. Wajahnya menjelaskan semuanya tentang kemarahan, rasa kesal, tidak percaya dan kecewa.

Johnny membawa Doyoung menjauh "atur emosimu" katanya.

Doyoung mengacak rambutnya kemudian bersandar tembok.

Taeyong menatap 3 adiknya bergantian, ada rasa sesak di dada, menghimpit paru-paru dan membuatnya sulit bernafas "ada apa dengan kalian" gumamnya.

Jisung maupun Chenle berhambur ke pelukan Haechan yang terlihat frustasi di tempatnya, pantas saja pesanya di abaikan ternyata mereka sedang bersenang-senang.

"berhenti menangis" kata Haechan sembari menenangkan dua maknae, mengusap kepalanya lembut walaupun tingginya terpaut beberapa senti.

Taeyong melirik sekilas "bawa mereka ke kamar Chan" perintah Taeyong pelan.

Suasana sedikit tenang, tapi tap-tap sepatu mengalihkan semua orang "apa ini masuk akal!!" Jaehyun mendatangi Jeno kemudian melayangkan satu bogeman lagi, kali ini terdengar lebih menyakitkan. Membuat semua orang terbelalak kaget.

Smirk itu malah terlihat setelah Jeno ambruk ke lantai untuk yang kedua kalinya, Hyung bermarga Jung ini menatap tanganya sekilas dengan raut wajah memucat.

Janji, ia pernah berjanji pada diri sendiri untuk menggunakan tinjuan mautnya demi melindungi orang yang ia cintai, dia berjanji akan melindungi orang yang mencintainya sekuat dan semampunya, dia tidak pernah berharap hari ini datang, hari buruk ini tiba dan pada akhirnya Jeno adalah orang pertama yang mendapatkan itu.

Jaehyun benci sudah melakukan itu, tapi dia lebih benci melihat Jeno memperlakukan Jaemin dan Renjun seperti itu, rasanya dia gagal menjadi kakak yang baik untuk adik-adiknya.

Taeyong buru-buru menarik Jaehyun lalu membantu Jeno yang terkapar lantai.

"tidak pantas dia ada disini, anak berandalan seperti dia harusnya di jalanan bukan disini, dunia ini terlalu baik untuk dia yang tidak mau memahami orang lain" Jaehyun.

Poor Boy [Renjun] HIATUS PANJANG Where stories live. Discover now