Chap 24

14K 1.9K 571
                                    

Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<
.
.

.

.

Member termasuk Renjun duduk di ruang makan, tumben sekali Haechan mau membuatkan sesuatu untuk adik-adiknya, ke-4 nya duduk anteng sedangkan dia sibuk membolak balik telur ceplok diatas Teflon, kadang bergurau pelan.

Mereka tampak tenang meskipun ada Renjun duduk diantara mereka, kejadian Kemarin sedikit menyadarkan mereka bahwa Renjun merupakan bagian dari mereka juga.

Brak!!

Suara bantingan pintu membuat semua orang menoleh, derap langkah itu terdengar jelas dan tegas di gendang telinga. Suara sol sepatu yang beradu dengan lantai, menciptakan nada kencang yang menginterupsi.

"ya! Huang Renjun!"

Jaemin dan Haechan saling tatap beberapa saat, bahkan dari suaranya saja mereka tau Jeno sedang marah, tapi apa yang membuat nya marah huh.!

Kejadianya terlalu cepat, bahkan sangat cepat sampai akhirnya tubuh Renjun ambruk ke lantai tidak sampai 1 menit, kursi yang sebelumnya ia duduki ikut ambruk bersama tubuhnya.

"Jeno apa yang kamu lakukan?!" seru Haechan sembari mendorong tubuh Jeno menjauh.

Dua maknae berhambur kearah Renjun yang terkapar tapi tubuh lemah itu lebih dulu diambil alih, di seret ke ruang tengah yang lebih luas "Hyung" panggil Jisung dan Chenle

Jeno menatap garang "manusia kaya kamu emang gak seharusnya ada disini Renjun, aku tidak ingin melihat wajah mu, pergi dari asrama ini, demi apapun aku benci melihat mu" teriaknya.

Jaemin menepis tangan Jeno di gantikan bogeman keras di wajahnya. Jeno oleng sesaat kemudian balik menatap dengan tatapan tajam, bibirnya berdecih saat dirasakan ada cairan di sana, ia mengusap sudut bibirnya dengan ibu jari, menatap sekilas cairan itu lalu kembali menatap Jaemin.

Dua maknae yang melihat itu saling tatap, masing-masing menahan cairan bening yang sudah mengumpul di pelupuk mata, apa yang kemarin itu belum cukup? Apa perkelahian ini perlu terjadi lagi, apa perlu Hyung 127 datang untuk meredakan perkelahian ini?

"kamu kira aku tidak bisa memukul mu? Jangan terlalu percaya diri Lee Jeno" gantian Jaemin yang berdecih.

Jeno maju selangkah "aku tidak punya urusan dengan mu" dia ikut mendorong bahu Jaemin

"Jeno!" seru Jaemin. Tangan kananya menahan lengan milik cowok itu supaya tidak mendekat ke arah Renjun.

"jangan halangi aku Jaemin!" sentaknya. "aku tidak ingin melihat wajahnya, aku muak sekali, aku benci melihat wajahnya, aku tidak sudi berada di asrama yang sama denganya, orang licik dan bermuka dua, dia yang sudah membuat mu jatuh dari hoverboard Jaem!" Jeno menunjuk lurus kearah Renjun "dan kamu masih membelanya?" nada suaranya melemah setelah ia mengatakan itu

Haechan melerai keduanya "tau apa kamu soal itu Jeno?"

Jeno balik menatap Haechan "sekarang kamu juga membelanya, baik lah aku bisa menyingkirkan dia dengan tangan ku sendiri"

Lengannya kembali Jaemin tahan dengan sorot mata berbicara, berbicara untuk tidak melakukan itu, tapi percuma "kamu tidak tau seberapa khawatirnya kita semua melihat kondisi mu setelah jatuh dari hoverboard kala itu, kamu tidak tau jika semua orang menangisi mu setiap malam, berdoa untuk kesembuhan mu, dan dengan mudahnya kamu memaafkan dia" tangan Jeno kembali mengacung lurus menembus dada Renjun..

"dia sudah bilang kalau dia tidak pernah melakukan itu kepada ku Jeno" Jaemin bersuara.

Renjun berdiri dari posisinya semula dengan susah payah, tulangnya terasa remuk kembali setelah beberapa saat lalu terasa lebih baik "tanpa kamu meminta pun aku akan pergi sekarang!"

Poor Boy [Renjun] HIATUS PANJANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang