TIGA: B o y f r i e n d

11.8K 979 20
                                    

1, 2, 3 go vote! dan terima kasih.

🌷🌷🌷🌷

Beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di jalan raya atau pemukiman kerap terendam air. Intensitas curah hujan tinggi membuat kawasan Bandung Barat, kerap menjadi langganan banjir saat hujan deras mengguyur.

Sudah sepekan terakhir hujan lebat seperti ini selalu mengganggu aktivitas warga. Langit menjatuhkan bulir-bulir yang sedih, yang sedikit, yang sakit, yang tak sungguh-sungguh menghapus dosa, apalagi kenangan.

Entah... Jangankan malam yang gelap. Hujan yang deras pun, serasa begitu indah jika kita sedang Bersama.

Hujan semakin deras, aku melihat Veranda, gadis cantik ini masih aja jutek enggan menatapku, apakah aku sangat jelek di matanya? Aku meliriknya, dengan cepat dia kembali memalingkan wajahnya.

Tapi entahlah, aku sangat suka melihatnya seperti itu. Veranda berbeda dengan kebanyakan cewek indo yang pernah aku temui sebelumnya. Aku memandangi wajah ayu-nya. Seringkali, banyak anak perempuan yang iri dengan kecantikannya. Bagaimana bisa dia secantik ini?

Apakah Ve sebenarnya bidadari yang di hukum Tuhan, hingga dia turun dan menetap di bumi? Lihatlah, karena dia aku jadi berpikir konyol. Gara-gara dirinya aku bisa gila sekarang. Cinta kadang membuat merasa bodoh.

Hujan tak kunjung reda. Aku menyadarkan tubuhku pada tiang penyangga gubuk di belakangku.

Ck! Gimana sih kok ngga ada sinyal?”

Dia terlihat kalut saat menyadari disini sama sekali tak ada sinyal. Dia menggoyang-goyangkan ponselnya berharap bahwa akan ada sedikit saja sinyal untuknya.

Di desaku, memang sulit mendapatkan jaringan di kala hujan deras. Kendala seperti jaringan seluler yang tiba-tiba putus atau tak dapat menerima panggilan kerap aku alami. Aku tau dia pasti jengkel.

Kulihat Ve yang kini memilih duduk tepat di sampingku. Namun dengan jarak yang cukup jauh. Apa dia punya alergi jika berdekatan denganku. Selama beberapa jam kami berteduh di tempat ini, hingga akhirnya hujan benar-benar reda.

Hujannya udah berhenti, kita pulang sekarang!” katanya dingin lalu berjalan cepat meninggalkanku. Tanpa berpikir aku segera mengejarnya, menyamai langkah kami.

🌷🌷🌷🌷

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di tempat parkir kendaraan yang lokasinya terletak tepat di samping pintu masuk perkebunan teh. Jalanan sedikit becek akibat air hujan.

Gimana?”

Ban mobilnya bocor.”

Keynal berjongkok dengan lutut kirinya yang menumpu pada tanah. Veranda mendengus kesal,

Keynal cowok pembawa sial batinnya.

Bocor? Kenapa bisa?”

Saya tidak tahu Nona.” Pemuda itu mengangkat bahunya, bingung harus melakukan apa.

Lo, bawa ban cadangan nggak?”

Keynal menggeleng dengan raut menyesal seraya berkata, Saya, tidak pernah membawanya.” Dia berdiri kemudian menegakkan tubuhnya.

Lalu gimana, caranya kita bisa pulang. Gue ga sudi jika harus berjalan kaki dengan jalanan yang becek dan kotor dasar Idiot!” maki Veranda namun Keynal hanya diam.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang