EMPAT EMPAT : Can I get to your soul?

5.9K 256 71
                                    

Kalian baca? Tapi gak nunggalin jejak, sungguh terlalu

💜💜💜💜

Boby memutar tuas pintu kamar Naomi. “Eh kok gak di kunci?” gumannya dengan intonasi rendah.

Dyo mengapai tanganya. “Eh, Yo, kita mau ngapain.”

“Menghentikan kejahatan apa lagi.”

“Eh tunggu dulu.”

“Ah lama lo!”

Telat! Dyo sudah menarik Boby masuk ke dimensi kamar Naomi, yang dominan nuansa hijau emerald dengan gradasi warna hijau pupus, terasa halus di permukaan dindingnya kombinasi yang sempurna. Mewah dan indah dengan desaign interior klasik.

“Loh mereka kamana nya' kok gak ada?” Boby menatap heran, pasalnya ia tidak menemukan siapa-siapa di dalam kamar mau pun di atas ranjang.

“DUaAARrrr!!!” tiba-tiba refleksi sosok tinggi melintas dari balik pintu.

“Eh,,, astagfirullah.”

Boby dan Dyo refleks sempurna memasang kuda-kuda layaknya pendekar yang siap menerima serangan dari lawan tempur.

“Shania lo ngagetin aja, dag dig dug hatiku,” ujar Dyo mendramatisir keadaan.

Kaget dibarengi kesal, gadis jangkung itu tiba-tiba menepuk bahu mereka, dengan kehadiran yang tidak disangka-sangka.

“Hehehe.” ShaNju hanya cekikikan melihat transisi ekspresi mereka dari yang sebelumnya diliputi ketegangan kini berubah menjadi pucat. “Hei, kalian berdua ngapain di kamar kita, pasti mau berbuat tidak senonoh ya kan?”

Boby menggeleng cepat. “Aw, aduh sakit om.” Dyo menyentil kening Shania.

“Moncong lo Shan, sekate kate banget lo, lo pikir kita ini cowok cabul huh?”

“Boby sih enggak, dia tuh alim. Lah muka lo om, sangat mendukung untuk itu.”

“Sompret lo! Urus nih mantan terlope lope lo!”

Dyo mendorong punggung Shania hingga jatuh ke pelukan Boby. Cowok berkacamata itu memandangi Shania, si dara cantik yang memiliki sejuta pesona maha dasyat membuatnya enggan berkedip.

Shania langsung menegakkan tubuhnya setelah sempat memeluk tubuh Boby untuk seperkian detik, pelukan tadi masih terasa sama, hangat seperti pertama mereka melakukannya.

Rasa cinta yang sejatinya masih membelenggu hati keduanya. Kasih sayang selalu membekas, perlahan-lahan peti memori terbuka mengingatkan mereka akan kisah asmara yang indah.

“Kamu gak papa?” tanya Boby. Shania menggeleng pelan, rasa rindu mendadak hinggap di hatinya.

“Oh iya, kamu ngapain di sini?” selidik Shania setelah berusaha mengendalikan perasaannya dan menguasai dirinya.

“Kita cari Keynal, Veranda dan Nao-”

“Mereka di bawah.” Shania menyela dengan cepat.

“APA?” kaget Boby dan Dyo.

Shania tersenyum semringah Boby tampak begitu lucu di matanya. Dyo tiba-tiba pergi meninggalkan keduanya.

“Yo, lo mau kemana?” seru Boby.

“Nyamperin Keynal,” sahut Dyo di depan kamar kemudian lenyap dibalik pintu.

Boby memandang ke arah Shania, lalu tersenyum memamerkan lesung pipit yang mengapit selengkung senyum termanis yang dia punya, binar bahagia memancar dari manik hitam terangnya.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang