TIGA EMPAT: Pembunuhan, Misteri Kematian!

4.7K 491 54
                                    

Warning bukan adegan dewasa hanya saja...
baca sampai akhir.

“Aku lelah dengan segala yang palsu. Orang-orang palsu, senyum palsu, harapan palsu dan cinta palsumu.”

🍇🍇🍇

K E Y N A L   PoV

Apakah kau pernah, merasa dunia begitu tidak adil, sampai rasanya kau ingin mati?

Pernah.

Kapan itu?

Ketika aku masih murid SMP dan yang ku pedulikan adalah diriku sendiri.

Saat itu adalah masa-masa tergelap dalam hidupku. Dimana tak satupun di dunia ini yang tak ku benci, termasuk diriku ini. Sebab, aku merasa tak ada yang berjalan baik dalam kisahku, perasaan resah gelisah jalani kenyataan hidup tanpa gairah.

Kenapa seisi dunia seolah bersengkokol untuk menambah deritaku?

Orang lain bahagia pun, layaknya sebuah kejahatan dari sudut pandangku. “Kenapa?”, kata tanya ini seakan telah diatur untuk selalu terngiang dalam benakku tapi, tak kunjung ku mengerti.

Aku ingin mati, tapi takut bunuh diri. Hidupku menggantung jiwa dan ragaku mungkin masih menapak di bumi, tapi batinku bak mati. Tidak ada barang sepercik semangat di sana.

Kalian pikir, ini tidak menyakitkan?

Salah, kalian salah.

Tak ada yang lebih menyakitkan, dibanding kau terpaksa tetap hidup di dunia fana ini. Sedangkan keinginan untuk mati begitu kuat.

Kenapa aku ingin mati katamu?

Tanpa “Ingin” pun, semua manusia pasti akan mati, bukan?

Bagiku ‘mati’ bukan lagi jalan untuk menyelesaikan masalah. Tinggal berharap Tuhan sudi mencabut nyawaku begitu saja, tanpa rasa sakit lain yang perlu ku terima.

Di bawah matahari yang meledak-ledak. Keringat begitu keras melumuri tangan malaikat dan aku yang terpingsan-pingsan di dekat pintu. Memandang wajah Naomi dengan gaib asmaradana.

“Beri aku ciuman sebelum nyawa erenggang. Meninggalkan tanah surga yang jalang rupawan.”

Dan matahari mulai lingsir kesebelah wuwung
malaikat merayap-rayap mencari letak nyawa. Tangis begitu mengharap, hingga ini kamar bagai debur gelombang. Tangan menggapai meraih-raih alam lain yang penuh camar.

“Beri aku ciuman biar segera melesatkan sukmaku dan terlemparlah bangkai badan dari birunya semesta.”

Tidak perlu memendam atau melakukan semuanya sendirian, carilah seseorang untuk mencurahkan isi hati dan sekiranya bisa memberikan nasehat, solusi dan semangat jika tidak ada. Kalian masih memiliki Tuhan yang selalu ada untuk kalian, ceritakan semua pada-Nya, Tuhan adalah solusi terbaik.

Jangan anggap remeh orang yang ingin bicara denganmu, mungkin dia punya sesuatu beban yang ingin disampaikan. Tiap orang punya kekuatan berbeda, dalam menghadapi masalahnya.

Tersenyum di luar ... Belum tentu di dalam dia juga seperti itu kan. Mulailah dari orang terdekatmu, istrimu... suamimu, anak-anakmu, orangtuamu atau bahkan sahabatmu.

“Satu pelukan hangat bisa sembuh. Lakukan itu, jika kamu menyukainya.”

Tanyakan ke mereka, “apa kamu baik-baik saja?”

Love Scenario [END-COMPLETE]Where stories live. Discover now