DUA LIMA: Pertenakan Cinta

5.4K 619 26
                                    


Disini...tepatnya dikelas 10 IPA-1. Suasana nampak sunyi senyap, ada sebagian murid yang tertidur, bermain ponsel dibawah kolong, dan ada juga yang mengumpat berbagai kata-kata kasar, tapi didalam hati tentu saja.

Hanya suara goresan pena, penjelasan guru, suara batuk baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dan suara ketukan spidol yang sedari tadi menorehkan tintanya dipapan tulis.

Berbeda dengan para siswa/siswi lain, justru ada salah satu siswi yang sibuk memerhatikan penjelasan guru secara seksama. Tak sampai disitu, otaknya pun ikut berputar keras untuk mencari jawaban yang pas akan penjelasan yang telah diberikan oleh sang guru.

Untung saja, bangku yang gadis itu duduki berada didepan sekali tepat berhadapan dengan meja guru, sehingga memudahkan nya untuk menerima dan melihat apa yang dijelaskan dan diterangkan. Apapun soal yang ditanya guru, Veranda selalu tahu jawabannya.

Veranda adalah gadis pendiam, sedikit pemalu tetapi tergolong gadis yang cerdas, bahkan ia selalu mendapatkan peringkat pertama dikelas. Veranda itu fasih berbahasa inggris.

Ia juga adalah tipekal gadis yang ideal, wajah yang cantik, tubuh indah bak gitar Spanyol, iris matanya yang berwarna coklat serta kedua pipi mochi-nya bikin gemas dan semakin menambah kecantikannya. Hanya saja sifat aslinya yang kurang ekspresif membuatnya jadi menutup diri dari lingkungan maupun orang-orang disekelilingnya.

“Kalau gue ga bisa dapatin wanita lain selain, Veranda. Lebih baik gue ngungsi ke Pluto”

“Emang muat? Badan lo kan gede.” Keynal melotot ke arah Boby.

Saat ini mereka tengah berdiri di balik jendela kelas. Kedua orang ini emang kurang kerjaan banget bolos pelajaran cuma mau ngitip Veranda di kelasnya.

Sebenarnya Boby mah ogah melakukan ini tapi, Keynal mengancam akan membakar kamarnya jika Boby berani menolak. Boby tau Keynal tidak pernah main-main dengan ucapannya. Sahabatnya yang satu itu bisa saja melakukan hal-hal yang nekat dan diluar nalar. Boby trauma dulu waktu kecil Keynal pernah membuang sepedanya ke sungai lantaran tak mau diajak bermain.

Wajar kalau mereka sangat dekat sebab keduanya memang mengenal sejak orok apalagi mereka sama-sama orang sunda, sama-sama cerdas dan jago dance jadi klop gitu. Dari kaca, Keynal menghembuskan nafas nya dan menulis kata, “I Love You Veranda”

Shania yang duduk di samping Veranda tak sengaja menangkap Keynal, tak lama kemudian Shania terlihat membisikkan sesuatu pada Veranda.

Veranda menoleh ke arah jendela menyadari itu Keynal menarik kepala Boby untuk menunduk. Perlahan tubuh mereka merosot dan bersandar pada tembok kelas.

“Nal, kalo cinta ditolak apa yang akan loe lakuin?”

“Jaman doeloe
CINTA DI TOLAK DUKUN BERTINDAK
Jaman now
CINTA DI TOLAK LANGSUNG BERANAK”

“Anjir! lo itu cinta apa obsesi?”

“Gue? Terobsesi mendapatkan cinta Veranda”

“....” Boby terdiam.

“Dicium kening: Gelisah, dicium Pipi resah dicium bibir pasrah. Dicium dada mendesah, dicium pusar bergairah. Suruh cium Sajadah: Ogah tobatlah” Keynal menutup telinganya mendengar ceramah Boby anak pak Hj. Amin

PROOT!!!

Sunyi tapi mematikan, mungkin itulah sebutan yang sering disematkan pada kentut berbau busuk

“Kepret! Lu kentut Boy?”

“Dikit... Nal” 
si empunya kentut membela diri

“Gila!”

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang