01. AURORABOREALIS • KINGSTON

124K 3.7K 203
                                    

|AURORA BOREALIS|Bagian 1|

••••

Kisah ini berlatar belakang di sebuah sekolah yang berdiri kokoh ditengah kota, terkenal dengan keeksisan murid-muridnya yang tampan dan juga cantik. SMA Pangeran namanya. Sekolah ternama dan unggulan di kota ini.

Dan jangan lupa jika mendengar kata SMA Pangeran pasti tak luput dari bentengnya.

Kingston

Bukan anak SMA Pangeran jika tidak mengenal geng terbesar yang memiliki anggota hampir setengah murid di SMA Pangeran.

Tunggangannya motor hitam besar, seragamnya jaket hitam bergambarkan logo Kingston, mahkota dan sayap elang disisinya, tidak lupa pula satu permata di tengah mahkotanya.

Tawuran?

Balapan?

Bolos?

Nongkrong?

Melanggar aturan?

Sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada anak-anak Kingston, tapi mereka bertindak demikian bukan tanpa sebab, mereka tidak akan terusik jika tidak ada yang mengusik terlebih dahulu.

Kingston, geng yang berisikan hampir cowok-cowok tampan dan pembrontak seantero SMA Pangeran dari junior sampai senior, tak heran jika banyak kaum hawa yang mengidolakannya.

"Woi lo kalo jalan pake mata!" teriak seorang cowok berperawakan tegap dengan kancing seragam yang terbuka, menampakan kaos polos hitamnya.

Perempuan yang sedang terduduk ditanah itu hanya menunduk, bagaimana tidak 5 motor besar hitam tengah berada di hadapannya sekarang.

"Punya mulut nggak lo! Ngomong!" bentak cowok yang bernametag Ganendra Putra.

Sudah banyak pasang mata yang menatap takut dan penasaran pada hal itu.

"Makanya kalo mau lewat itu liat dulu ada motor atau nggak, untung nyawa lo masih ada," ucap cowok lainnya, lebih halus dan lebih datar.

"Ma-maaf kak," ucap perempuan itu takut.

Ya.

Memang itu bukan sepenuhnya salah si perempuan, sebab ini jalan umum di sekolah, jadi semua murid berhak berlalu lalang.

Tapi jika berhadapan dengan Kingston, apalagi anggota intinya membuat siapapun tidak ada yang berani melawannya.

"Udahlah George, jangan marah-marah gitu, kasian anak orang tuh," ucap Alister.

"Gimana gue nggak kesel, untung ban motor gue cuma nyenggol dia, kalo tadi gue langsung trabas aja, udah mati kali tuh orang," emosi George, cowok yang kancing seragamnya tadi terbuka.

"Balik lo ke kelas! Jangan sampe ada guru yang liat!" ucap cowok yang motornya paling depan, dia ketua Kingston.

Perempuan itu hanya merunduk dan kemudian tertatih-tatih berjalan pergi, karena kakinya terluka.

"George! Lo nggak mau nolong dia? Kakinya lecet bro," heboh Ganendra.

"Dia udah gede, ngobatin luka kayak gitu aja masa nggak bisa," sewot George.

Mereka berlima kembali mengendarai motor hitam besarnya menuju parkiran.

"Astaga Kingston parah bener," ucap perempuan bersurai sebahu dengan totebag pink tersampir di bahu kanannya.

"Parah tuh lama-lama Kingston, kasih tau pacar lo kali Del," sahut perempuan lainnya.

Perempuan yang merasa namanya terpanggil menoleh.

"Susah ngasih taunya, apalagi kalo Rey udah marah," jelas perempuan itu. Edeline.

"Ya seenggaknya lo ngomong ke dia lah, emang dia pikir orang yang dibentak-bentak kayak gitu nggak kepikiran apa," perempuan bersurai sebahu, yang bernametag Jelita Kanaya.

"Iya nanti gue coba deh," sahut Edeline.

🌈🌠

Kelima inti Kingston berjalan di lorong, tak banyak yang menyia-nyiakan kesempatan itu untuk melihat wajah tampan dan sempurna itu. Terkhususkan untuk kaum hawa.

"Gue mau ke toilet bentar deh."

"Lah lo Sean Sean, baru nyampe sekolah udah nabung," ucap Ganendra.

Ganendra memang pemecah suasana di Kingston, wajahnya yang lucu dan juga mulutnya yang tidak bisa berhenti bicara, seperti emak-emak komplek menjadi alasan anak-anak suka berteman dengannya.

"Bangsat! Gue mau ada urusan," sewot Sean. Dia Galura Sean Hambali cowok berperawakan tinggi dan wajahnya yang sedikit oriental, membuatnya tak lepas dari tatapan memuja para siswi SMA Pangeran.

"Lah urusan apa di toilet Sean? Woah lo jangan-jangan mau ketemu penunggu toilet ya, mau pesugihan?"

Alister dan George kompak menjitak kepala Ganendra.

"Sialan lo pada," umpat Ganendra.

"Bego lo natural pertahankan," ucap Sean kemudian berlalu pergi.

"Eh Bos lo kenapa diem aja?" tanya Alister

"Ada Edeline tadi, dia pasti liat kejadian kita sama cewek yang tadi," jawabnya.

"Sorry Bos, gara-gara gue lo bisa-bisa ada masalah sama Edeline," ucap George.

"Sans elah, jangan nyalahin diri lo."

"Udahlah jangan melow-melow, mending ke kelas, bentar lagi bel, pasti Bu Anya sudah menunggu gue," ucap Ganendra yang kemudian berjalan duluan.

"Eh Bu Anya gue tuh jangan diambil," teriak George, langsung menyusul Ganendra.

"Paket komplit tuh emang mereka," ucap Alister sambil geleng-geleng kepala.

Borealis dan Alister berjalan beriringan menuju kelas mereka. 12 IPS 4.

🌈🌠

Sean berjalan keluar dari kamar mandi, dan tiba-tiba dia bertabrakan dengan seorang perempuan.

"Aduh maaf," ucap perempuan itu.

"Gue juga minta maaf."

Sean menatap perempuan bersurai panjang diikat satu itu, dari atas sampai bawah.

"Lo anak baru? Kok gue nggak pernah liat lo?" tanya Sean.

Perempuan itu mengangguk, "oh, iya gue anak baru, tadi nyari ruang kepala sekolah tapi nggak ketemu."

"Lo mau gue anter?"

"Boleh kalo nggak ngerepotin."

Sean berjalan lebih dulu dan disusul perempuan itu.

Setelah sampai didepan pintu ruangan kepala sekolah. Sean berbalik.

"Ini ruangannya," ucapnya.

"Oh iya, makasih."

Perempuan itu tersenyum dan kemudian memasuki ruang kepala sekolah.

"Bangsat, senyumnya manis banget," gumam Sean sambil tersenyum sendiri.


AURORA BOREALIS [ ✓ ]Where stories live. Discover now