32. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [I]

30.8K 1.6K 52
                                    

|AURORA BOREALIS|Bagian 32|

••••

Tribun lapangan sudah dipenuhi oleh murid SMA Pangeran. Mengapa? Jawabannya adalah karena inti Kingston tengah menguasai lapangan. Bermain basket melawan tim inti ekskul basket.

Mau tau apa alasannya?

Hanya karena Borealis, sang ketua. Ingin memakai lapangan tersebut. Tapi tim basket sedang latihan untuk lomba. Dan berakhirlah disini. Pertandingan tanpa rencana antara inti Kingston dan inti tim basket SMA Pangeran.

Sorak sorai terdengar menggelegar memekikan telinga.

'Astaga, Kak Rey sama Kak Sean ganteng banget'

'Duh mereka keringetan, tambah cool deh'

'Mau dong ngelapin jidat mereka'

'Semangat empat lima'

'Benar-benar menggoda iman'

'Pengin deh liat absnya mereka'

'Aduh nggak kuat gue, kayaknya bentar lagi gue bakal pingsan'

'Pas hamil emaknya ngidam apa sih? Kok anaknya ganteng gitu?'

'Kayak patung baju yang ada di mall gila'

'Kalo liat mereka gini terus, lama-lama gue auto bisa hamil'

'Mereka auto suruh lo gugurin. Ngehalunya kebangetan'

Begitulah celetukan asal dari para murid yang dominan anak perempuan.

Ketampanan inti Kingston memang tidak bisa diragukan lagi. Garis wajah yang nampak sempurna ditambah dengan tubuh yang atletis dan proporsional itu membuat mereka benar-benar menjadi idola kaum hawa.

"Selalu deh Kingston cari sensasi," cetus Alana.

"Emang gitu ya Na?" tanya Aurora.

Mereka berdua memang sedang duduk di tribun bersama murid yang lain.

"Iya Ra, dari dulu. Pasti selalu kayak gini. Hal sekecil apapun pasti bisa gempar kalo mereka terlibat didalamnya."

Sorot mata Aurora mengamati Borealis yang sejak tadi mencuri-curi pandang ke arah tribun di sisi kanannya. Setelah mengikuti arah pandangan Borealis, perempuan itu paham bahwa Borealis tengah menatap Edeline yang sedang duduk dengan canggung disana.

Gue rasa mereka masih ada rasa, batin Aurora.

Perempuan itu tersentak.

Dan itu bisa jadi alasan berakhirnya perjodohan ini, batinnya tersenyum.

Aurora mengamati Edeline cukup lama.

Cantik.

Baik.

Pintar.

Tiga kata yang menggambarkan perempuan itu. Mungkin itu alasan Borealis begitu menjaga perasaan mantan gadisnya itu.

"Ra?"

Panggil Alana sambil menepuk bahu Aurora. Menariknya dari lamunan.

"E-eh? Ada apa?"

"Lo kenapa sih? Ngelamun gitu, kita mau liat pertandingan basket bukan mau ngehalu Ra."

Aurora terkekeh.

"Iya maaf Na."

"Lagian lo liatin apa sih? Emang ada apa yang lebih menarik daripada inti Kingston."

"Inti Kingston apa Alister."

AURORA BOREALIS [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang