31. AURORABOREALIS • AMARAH DAN TANGIS

31.1K 1.9K 80
                                    

|AURORA BOREALIS|Bagian 31|

••••

Motor besar hitam Borealis memasuki pekarangan mansion keluarga Alison. Tak jauh dari sana dia melihat truk yang tadi nyaris membuat nyawanya menghilang.

Ck!

Dengan geram dia memasuki rumahnya. Semua gila. Pikirnya.

Brak!

Pintu utama terbuka begitu keras.

"Kalo Kakek nggak mau liat Borealis sebagai cucu Kakek lagi! Nggak harus dengan cara kayak gitu! Menjijikan!" teriak Borealis, memenuhi seluruh ruangan itu.

Afdal, Sabhara dan Nisrina keluar dari kamarnya masing-masing di lantai 2. Menatap kearah bawah.

"Rey liat jam berapa sekarang, teriak-teriak kayak nggak punya sopan santun!" hardik Sabhara.

"Asal Papa tau! 30 menit yang lalu, mungkin bisa jadi bakalan ada berita berkabung di keluarga Alison, kalo nggak ada yang nolongin Rey!"

"Maksud kamu apa?"

"Tanya sama Tuan Alison Pah! Kalo dia benci sama Rey! Nggak dengan buat Rey mati!"

"Rey! Jaga bicara kamu!"

"Terserah deh Pah! Rey emang nggak pernah ada kan di silsilah keluarga Alison! Rey nggak pernah dianggap! Perasaan Rey nggak pernah dipertanyakan! Sebenarnya Rey ini anak kalian atau boneka kalian sih!"

"Apa-apaan kamu ini!"

"Keluarga ini emang udah gila!"

Borealis melangkah keluar.

Prang!

Sebuah guci disisi pintu dia tendang dengan kerasnya. Hingga hancur berserakan dilantai.

"Nggak seharusnya lo marah-marah kayak gitu," ucap Aurora—bersandar di motor Borealis.

"Ck! Gue ngomong marah-marah aja nggak didengerin apalagi gue ngomong dengan baik-baik."

"Tapi kan-tadi itu baru tebakan kita, belum tentu bener kan?"

Borealis menghela nafasnya kasar. Kemudian dia menarik pinggang Aurora mendekat.

"Eh lo mau ngapain!" ucap Aurora terbelalak.

Sebelah tangannya memegang dagu Aurora dan kemudian mengarahkanya ke tempat truk yang tadi terparkir.

"Lo. Liat. Sayang?" ucapnya dengan penuh penekannya.

Aurora terbelalak. "Bener-bener nggak disangka."

"Keluarga gue emang gila. Jadi nggak usah kaget."

Borealis menaiki motornya. Kemudian disusul Aurora.

Borealis benar-benar tidak mengerti jalan pikiran kakeknya. Kadang dia berpikir, siapa dia sebenarnya? Apa dia benar bagian dari Keluarga Alison? Atau hanya robot yang diperalat mereka?

20 menit berlalu mereka hampir sampai disebuah rumah besar bernuansa putih biru. Rumah siapa lagi jika bukan rumah Aurora.

Namun sebuah pemandangan tidak mengenakan terlihat didepan gerbang rumah itu. Disamping mobil sedan hitam seorang lelaki berjas hitam sedang memeluk posesif seorang perempuan cantik berambut panjang.

Jangan tanyakan siapa, karena kalian pasti bisa menebaknya.

Tak jauh dari sana. Di teras rumahnya nampak seorang wanita tengah menyeka airmatanya. Dia Gladys Cavarson. Ibu Aurora.

Borealis menoleh ke arah Aurora. Perempuan itu sedang menatap nanar pemandangan tidak sedap itu.

"Bisa pergi dari sini?" ucapnya parau.

AURORA BOREALIS [ ✓ ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon