34. AURORABOREALIS • SATU ALIANSI

30.1K 1.7K 32
                                    

|AURORA BOREALIS |Bagian 34|

••••

Mobil sport biru mengkilap keluar dari garasi rumah kediaman keluarga Cavarson.

Aurora Pelangi Cavarson.

Anak tunggal sekaligus pewaris utama Cavarson Grup, mengendarai mobil sport miliknya yang dia beli setahun yang lalu. Membelah jalanan yang cukup ramai pagi itu.

15 menit berlalu. Dia berhenti didepan sebuah rumah bercat putih gading. Masih ingat rumah siapa?

"Loh Ra? Ngapain?"

Aurora yang sedang bersandar di samping mobilnya mendongak.

"Mau jemput lo lah, kan kita temen sekarang."

"Edeline tau kalo kita temen tapi nggak dengan kayak gini juga kan Ra."

"Daripada lo jalan kaki ke sekolah. Mending lo bareng gue."

"Gue bisa naik bus kok, biasanya juga gitu."

"Udahlah. Gue udah jauh-jauh kesini masa lo nggak mau berangkat bareng gue."

"Bukan gitu. Tapi gue merasa ngerepotin lo gitu."

"Sans elah, nggak kok."

Mereka berdua berangkat menuju SMA Pangeran.

Baru saja mobil sport itu memasuki gerbang. Tatapan kagum dan heran terlihat dari murid-murid.

Siapa yang berada di dalam mobil sport itu?

Baru kali ini ada yang secara terang-terangan datang ke sekolah dengan mobil mahal nan mewah itu.

Lima inti Kingston yang baru saja memarkirkan motornya. Menoleh begitu mobil sport biru melewati mereka dan menuju parkiran mobil.

"Anjay, mobil siapa tuh?" kagum Ganendra.

"Mirip mobil sport lo Bos, tapi warnanya beda. Terus masih mulusan itu," celetuk George.

"Berani banget bawa mobil kayak gitu. Anak holkay pasti," ucap Alister.

Borealis terus mengamati sampai mobil itu berhenti dan menunggu siapa yang keluar dari mobil itu.

"Gue hitung deh, siapa yang bakal keluar dari mobil itu satu, dua, ti—tiga," ucap Ganendra.

Deg!

Dua orang perempuan tinggi semampai keluar dari mobil itu. Membuat mata inti Kingston terbelalak.

"Bu Bos? Sama Angel Alger?" kaget George.

"Kok bisa?" heran Alister.

"Gila. Parah anjir," umpat Ganendra.

"Kok bisa mereka bareng?" gumam Sean.

Borealis terus mengamati gerak-gerik keduanya. Dan keduanya terlihat akrab.

"Benar-benar sesuatu yang nggak bisa di duga," gumamnya.

Langkah Aurora dan Edeline terpisah di koridor kelas IPA.

"Gue duluan ya Del. Lo hati-hati," ucap Aurora.

"Iya," ucap Edeline-melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.

"Gue perlu bicara sama lo," ucap seseorang sambil menarik tangan Aurora-membuatnya berbalik.

Dia Borealis.

"Mau ngapain sih lo."

"Maksud lo apa?"

"Apanya? Nggak jelas banget sih lo."

Tanpa ba-bi-bu Borealis menarik tangan Aurora tidak mungkin lebih tepatnya menyeretnya dan membawanya ke rooftop.

AURORA BOREALIS [ ✓ ]Where stories live. Discover now