18. AURORABOREALIS • PERTOLONGAN ANGEL ALGER

33.8K 1.9K 26
                                    

|AURORA BOREALIS|Bagian 18|

••••

Setelah bermain basket bersama anggota Kingston lainnya. Cowok berperawakan tinggi tapi tengil dan kocak—Ganendra Putra. Mampir kesebuah market place untuk sekedar membeli minum.

"Sendiri Gan?" tanya seorang perempuan.

Ganendra menoleh dan mendapati Sandra disisi kirinya.

"Nggak lah rame-rame kok," celetuknya.

"Lah mana yang lain? Anak Kingston?"

Sandra celingukan kearah pintu market place.

"Bareng sama orang-orang yang mau beli kesini."

Tanpa dosa Ganendra tertawa melihat ekspresi Sandra yang mendadak berubah datar.

"Canda yaelah San."

"Nggak lucu ya."

"Lah nyatanya gue ketawa."

"Otak lo tuh yang rada miring makanya ketawa sendiri."

"Halah bilang aja lo mau ketawa tapi gengsi kan? Udah ngomong aja lah."

"Dih sok tau banget lo."

Sandra berjalan menuju kasir. Disusul Ganendra. Setelah membayar mereka pun keluar.

"Lo mau kemana San?" tanya Ganendra.

"Mau balik lah, ya kali gue mau mampir ke rumah lo."

"Ya siapa tau aja."

"Udah ah gue balik dulu."

"Lo pulang naik apa?"

"Taksi. Gue tadi kesini bareng sama Aurora."

Ganendra tersentak.

"Lo kenal Aurora?"

"Gue satu ekskul sama dia, lagian siapa sih yang nggak kenal Aurora Pelangi setelah insiden sama Borealis Gareth Alison."

Sandra sebenarnya sedikit sensitif dengan insiden yang bisa disebut romantis itu, karena Borealis belum lama putus dengan sahabatnya, Edeline. Bahkan ada yang membuat tagar #AURORABOREALIS #COUPLESMAPANGERAN #LOVEAUBOR

Bagi Sandra itu sedikit menjengkelkan. Sahabatnya tengah sedih karena dikhianati, tiba-tiba ada berita yang membuatnya lebih sedih lagi.

"Iya juga sih ya."

Sandra hanya mengangguk-berlalu meninggalkan Ganendra.

"Eh San, mending gue anter deh. Udah sore juga nih. Ngirit ongkos juga kan," tawar Ganendra.

Sandra tersentak. "Lo serius?"

"Iyalah. Mumpung gue lagi baik hati nih."

"Oke."

Sandra menaiki motor hitam besar Ganendra.

Setelah mengantar Sandra. Ganendra melajukan motornya menuju rumah. Namun sial, jalan yang dia lalui adalah jalan yang biasa dia lewati anak Dalton.

Berniat putar balik, namun terlambat, sudah ad belasan motor anak Dalton sudah berjejer menghadangnya.

"Mainan Dalton dateng nih!" ejek Leon.

Disambut gelak anak Dalton.

Merasa harga dirinya direndahkan. Ganendra melepas helmnya dan melemparnya ke arah Leon.

Dengan tepat Leon menangkapnya sambil terkekeh, "wehh santai dong, kok ngegas."

"Koreksi buat kalimat lo! Gue bukan mainan Dalton!"

AURORA BOREALIS [ ✓ ]Where stories live. Discover now