6. Alvano Wiliamsyahputra

370 27 6
                                    

Kiren cemberut saat memasuki kamar Elsa.
Lantas berjalan gontai dan duduk bersila di atas kasur, ia mengembuskan napas lelah. Lalu menopang wajahnya dengan kedua tangan.

Elsa yakin ibunya tidak memberikan izin untuk keluar rumah saat tadi Kiren merayunya, terlihat dari perubahan wajah Kiren yang awalnya ceria, sekarang menjadi muram.

"Ren, Lo berhasil kan?" tanya Citra penuh harap.

Kemudian Kiren menggeleng.

Mata Citra yang awalnya berbinar seketika meredup saat tahu Kiren gagal meminta izin kepada ibunya Elsa untuk pergi ke Mall malam ini.

"Jangan sedih gitu dong, malam ini mungkin gak di izinin, tapi malam Minggu depan gue janji gue sendiri yang bakalan minta izin ke mama gue buat keluar Mall bareng kalian." Elsa tersenyum, ia mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sehingga membentuk huruf 'V'

Wajah keduanya bersinar dengan mata yang berbinar, mereka berdua kompak berkata,"Makasih Elsa nya Vano."

Seketika Elsa melotot.

******

Jauh dari tempat gadis itu berada, seorang cowok jangkung berahang tegas dengan kulit hitam manis semanis senyuman mantan, cowok itu nampak begitu kacau kala ia menyadari ada yang aneh dalam dirinya, terutama pada hatinya.

Alvano Wiliamsyahputra, laki-laki berusia 17 tahun itu sepertinya masih labil, ia belum paham betul apa itu cinta, yang ia tahu cinta adalah rasa sayang dan suka terhadap seseorang.
Akan tetapi cowok itu belum mengetahui dan memahami arti cinta yang sesungguhnya. Ia bahkan baru menyadari bahwa cinta itu bisa membuatnya gila.

Vano heran mengapa dirinya bisa tiba-tiba mengirim pesan setelah 3 minggu yang lalu putus dengan Elsa? Sampai-sampai ia menanyakan sikap gadis itu yang sepertinya menjauhinya?

Bukannya itu wajar karena mereka sudah tidak memiliki hubungan? Yang tidak wajar adalah dirinya sendiri yang menjauh saat ia masih menjadi kekasih Elsa sebelum beberapa hari ke depan berstatus sebagai mantan.

Vano mengusap wajahnya gusar, ia tidak membalas pesan terakhir Elsa.

Laki-laki itu termenung, matanya menatap kosong ke lantai.

Apa yang di katakan gadis itu memang benar. Seharusnya, Vano bersikap layaknya mantan pada umumnya. Tapi kenapa cowok itu menjadi kebalikannya? Ia malah bersikap layaknya seorang kekasih? Selalu ada saat Elsa membutuhkannya, selalu ingin mengerjainya, selalu ingin di samping gadis itu dan melindunginya.

Alih-alih membuat Elsa sulit melupakannya kini malah dirinya sendiri yang terbawa perasaan atas apa yang dilakukannya dan membuat dirinya pelik melengahkan perempuan itu.

******

Sama seperti hari-hari sebelumnya, Vano hanya di sambut dengan wajah judes dari tantenya, akibat hari ini ia bangun kesiangan karena memikirkan Elsa sehingga tidak bisa mengojek subuh untuk mencari uang lantaran jam sudah menunjukkan pukul delapan.

Tante Rini, adik Almarhumah bundanya Vano. Wanita muda itu mengurusi dan membiayai Vano—Ralat, membiayai Vano dengan uang warisan yang diberikan Rita kepada anak semata wayangnya—dari semenjak cowok itu duduk di bangku kelas VI SD setelah bundanya Vano meninggal karena kecelakaan dan meminta Rini mengambil hak asuh Vano dari Ayahnya yang kondisi mentalnya sedikit terganggu.

Alm Rita—bundanya Vano—pernah berpesan kepada Rini sebelum ia mengembuskan napas terakhirnya. Didik Vano menjadi anak yang baik, bertanggungjawab dan anggaplah Vano seperti anaknya sendiri karena Rini yang tidak bisa mempunyai anak. Terlebih lagi adik satu-satunya Rita hanya Rini seorang, orang tua mereka lebih dulu sudah di panggil Tuhan, jika tidak menitipkannya kepada Rini kepada siapa lagi? Vano tidak mempunyai adik ataupun kakak, ia hanya mempunyai tantenya.

Dulu, Vano kecil menolak untuk dibawa kerumah Rini. Ia lebih memilih tinggal di panti asuhan daripada tinggal bersama tantenya yang galak.

Vano kecil sudah mengetahui bagaimana sikap tantenya yang berbeda dengan sikap ibunya yang lemah lembut Rini justru sebaliknya.

Waktu bundanya masih hidup, tante Rini selalu bertengkar dengan bundanya hanya karena soal wajah, ia iri kepada kakaknya sendiri yang mempunyai paras cantik bak bidadari.

Sebenarnya Rini lumayan cantik, tapi ia kurang bersyukur dengan paras yang diberikan Tuhan. Hatinya sudah dipenuhi rasa dengki terhadap Rita, selain menginginkan wajah cantik, Rini juga ingin harta melimpah, bukan hidup susah dengan suaminya yang tukang jahit keliling.

Rita tak melawan saat Rini memarahinya entah soal apa, adiknya itu memang selalu seperti itu, ia mengalah sebagai kakak. Ia diam saat adiknya melontarkan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan. Rita percaya Rini adalah perempuan baik-baik, hanya saja ia sedang khilaf. Akan ada saatnya Rini menyesali perbuatannya, mungkin tidak untuk sekarang tapi suatu saat nanti.

Vano kecil yang tidak bisa melihat bundanya diperlakukan seperti itu ia maju ke depan dan berkata, "Tante harus sopan sama bundanya Vano. Bunda kan kakaknya Tante. Tante gak di ajarin waktu sekolah tentang harus sopan sama yang lebih tua?"  Penuturan bocah itu di balas pelototan oleh Rini, sejak itu lah Vano menganggap bahwa tantenya galak.

Rini terpaksa memenuhi keinginan terakhir kakaknya karena ia mendapat 50% harta warisan yang di berikan oleh Rita kepadanya.

******

Nah di part ini aku ngenalin Vano, ibunya Vano, dan tante Rini.

Gimana perasaannya saat baca part ini?:)

Makasih bagi yang udah mau baca dan vote💕

Maaf jika ada typo di part ini. Aku belum revisi.

Aku udah ngetik buat part 7, tinggal aku publish 🤗

Salam manis,

Syarissasa

Vansa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang