14. Pergi ke Mal

182 14 0
                                    

Setelah sampai di Mal, yang tempatnya tidak terlalu jauh di rumah Lastri, Elsa turun dari mobil Citra lalu ketiganya masuk ke dalam.

Elsa hanya berjalan-jalan dan sesekali melihat-lihat barang apa yang mau ia beli.

Tidak seperti Kiren dan Citra yang sudah membawa beberapa belanjaan yang sudah di belinya padahal belum satu jam mereka di sini. Mereka berdua memang suka shopping.

"Lo gak beli apa-apa?" tanya Citra aneh karena Elsa belum membeli satu barang pun, Citra yakin gadis itu punya uang secara kan kedua orang tuanya kaya masa iya Elsa tidak di beri uang untuk belanja?

Kiren baru menyadari bahwa Elsa belum membeli apapun.

"Iya Sa, lo mau beli apa? Kok belum ada barang yang lo beli?" tanyanya memerhatikan Elsa yang hanya membawa ransel kecil dengan tangan kosong.

Elsa hanya tersenyum, ia juga bingung kenapa tidak ada barang yang mau ia beli, dia kan kalau ke Mal suka nemenin mamanya dan mamanya lah yang selalu membelikannya tanpa menanyakan lebih dulu kepadanya.

"Gue mau beli tapi ... Tapi bingung mau beli apa hehe," cengir Elsa tanpa dosa.

Kiren memutar bola matanya malas.

"Beli baju kek, beli tas, beli sepatu, beli apapun yang lo mau," saran Kiren.

"Tapi gue gak mau apa-apa," jujur Elsa.

Citra menepuk jidatnya pelan.

"Masa iya ke Mal gak beli apa-apa," komentar Citra sedikit tak suka.

"Emang harus beli apa-apa ya?" tanya Elsa polos.

"Ya haruslah! Kita kan ngajak lo kesini buat belanja bareng," jawab Citra gemas.

"Yuk ikut gue," ajak Kiren yang langsung dituruti oleh keduanya.

******

Kiren membawanya ke lantai 4 lalu memilih baju untuk Elsa.

Kiren dan Citra mengambil beberapa baju pilihan mereka lalu menyuruh Elsa mencobanya di ruang ganti, sudah 4 baju Elsa gonta-ganti karena menurut kedua sahabatnya baju tersebut kurang cocok.

Elsa keluar dari kamar ganti dengan baju yang terekspos di bagian dadanya tanpa penghalang, jujur Elsa malu.

"Nah cocok!" komentar Kiren senang.

Elsa memelotot tidak percaya.

"Gak! Gak mau, gue mau ganti lagi," tolak Elsa seraya masuk kembali ke kamar ganti.

Sudah cukup, ini sudah 5 baju yang di cobanya, tetapi tidak ada yang cocok sama sekali, mungkin karena bajunya bukan pilihannya atau bukan tipenya.

Elsa memakai baju miliknya lagi kemudian membeli baju yang disukainya hanya 3 baju yang ia beli, setelah itu Elsa membeli jam tangan cowok berwarna hitam yang menurutnya bagus.

Kiren dan Citra saling pandang, mereka merasa heran, kenapa sahabatnya yang satu ini membeli jam tangan cowok? Bukannya dia jomblo? Lalu untuk siapa jam tangan itu? Untuk papanya kah?

Karena Elsa tidak bercerita tentang jam tangan yang dibelinya Kiren pun bertanya, "Lo beli jam tangan cowok buat siapa?"

"Buat Vano kenapa?" Elsa bertanya balik.

Entah mengapa Elsa membeli jam tangan hanya untuk Vano, apa karena Vano satu bulan lagi ulang tahun? Tapi mengapa harus sekarang membelinya?

"Gue cuma mau ngingetin lo sama Vano udah end, jadi buat apa lo kasih dia hadiah? Ntar dia besar kepala dan bakalan sering nyakitin lo karena dia tahu dengan cara seperti itu lo nunjukin kalo lo masih sayang sama dia," tegur Kiren mengingat kan dan membuat Elsa diam memikirkan apa yang dikatakan Kiren memang benar.

"Kita cuma gak mau lo sakit hati yang kesekian kalinya oleh orang sama, masih banyak laki-laki di dunia ini yang lebih baik dari Vano. Bahkan banyak yang mencintai lo, tapi lo masih tetap memilih Vano yang jelas-jelas ninggalin lo," ucap Citra.

Elsa hanya diam, yasudah jam tangannya akan ia berikan kepada Arvan.

"Makasih ya kalian selalu negur gue kalo gue salah," kata Elsa terharu.

"Udah jangan sedih gini, kita kan kesini buat happy-happy," Kiren terkeukeuh mengembalikan suasana menjadi normal.

Ketiganya melanjutkan acara shopping sampai tak terasa waktu menunjukkan pukul 8 malam.

******

Saat diparkiran Elsa melihat seseorang yang ia kenali. Dan orang itu Vano, cowok itu membukakan pintu mobil lalu keluar seorang cewek yang berpenampilan sangat mencolok dengan baju yang ketat.

Cewek itu adalah Reiskha, mungkin keduanya tidak menyadari bahwa Elsa melihat tangan mereka yang saling menggenggam. Apakah pantas seorang teman melakukan hal seperti itu layaknya orang yang berpacaran?

Elsa cepat-cepat masuk ke dalam mobil Citra sebelum Vano dan Reiskha menyadari kehadirannya karena mobil mereka hanya terhalang beberapa mobil saja.

******

Malam Minggu ini Vano di ajak Reiskha untuk pergi ke Mal setelah meminta izin ke Tante dan Maminya Reiskha mereka langsung meluncur ke tempat tujuan.

Sejujurnya Vano sedikit risi karena orang-orang yang melihat ke arahnya dan ke arah cewek yang di sampingnya, apalagi pemuda-pemuda yang berlalu-lalang di luar halaman Mal menatap lapar ke arah Reiskha, Vano paham mereka tergoda oleh penampilan Reiskha yang sangat seksi.

Vano sudah melarang Reiskha untuk tidak memakai baju seperti itu, namun Reiskha tetaplah Reiskha si gadis cantik yang keras kepala.

Saat di parkiran tadi Reiskha menggenggam tangannya sehingga jari tangannya dan jari tangan Vano saling bertaut, Vano cukup kaget dengan apa yang dilakukan gadis itu, ia awalnya akan melepaskan tautan tangannya namun Reiskha menolak dengan alasan, "Biar laki-laki yang natap gue nyangka lo pacar gue, jadi biarkan seperti ini sebentar." Dengan terpaksa Vano mengangguk.

Sebenarnya Vano menolak saat gadis itu mengajaknya pergi ke Mal tapi mau bagaimana lagi, rengekan dari sang dara membuat Vano tidak tega dan akhirnya mengiyakan ajakannya.

"Lo gak terpaksa kan gue ajak kesini?" tanya Reiskha disela-sela memilih tas limited edition yang akan ia beli.

"Terpaksa lah!" tegas Vano yang mendapat lirikan tajam dari Reiskha.

Vano hanya menyengir lebar.

"Bantu pilihin dong warna yang cocok buat gue warna apa Van?" tanya Reiskha lagi, ia bingung harus memilih tas warna apa, semua tas dengan berbagai macam merk dan warna sudah dimilikinya tetapi cewek itu membelinya lagi dengan minta bantuan Vano soal warna.

"Gue gak tau yang beginian," aku Vano, toh memang benar ia tidak tahu soal warna apa yang cocok buat Reiskha, waktu dulu masih sama Elsa pun begitu jika gadis itu meminta pilihkan warna untuknya.

"Ish," desisi Reiskha kesal.

Setelah beberapa menit memilih tas mereka berdua memasuki lift untuk turun ke lantai bawah.

3 jam Vano menemani Reiskha berbelanja dan menemaninya menonton film akhirnya Reiskha mau diajak pulang.

******

Part ini pendek hhe:v

Vote and comment💞

Salam manis,

Syarissasa

Vansa [Completed]Where stories live. Discover now