13. Di Rumah Lastri

225 16 0
                                    

Sore ini di ruang tengah rumah Lastri menjadi ramai karena kehadiran teman satu kelompoknya dan dipenuhi gelak tawa akibat candaan yang dilontarkan Jaja serta keisengan Cakra yang membuat tuan rumah memanyunkan bibirnya kesal.

Elsa senang hari ini karena diberi izin oleh mamanya untuk ke rumah Lastri dan pergi ke Mal dengan syarat 'Pulangnya jangan sampe jam setengah 9' dan gadis itu mengiyakan.

Arvan yang sedari tadi memperhatikan Elsa yang tengah pokus pada laptopnya seketika terperangah saat gadis itu menangkap basah dirinya.

"Lo kenapa liatin gulu mulu Ar?" tanya Elsa dengan mata menatap curiga.

Sebenarnya Elsa menyadari sedari tadi Arvan menatapnya namun ia berusaha biasa-biasa saja tapi lama-lama risi juga.

Arvan gelagapan saat cewek itu melontarkan pertanyaan yang membuatnya bingung harus menjawab apa.

"Eng ... Enggak kok, siapa juga yang liatin lo? Ish ge-er banget!" sanggah Arvan.

"Ih gue bukannya ge-er tapi gue peka kalo sedari tadi lo liatin gue!" sewot Elsa karena Arvan tidak mau mengakui.

"Kalian tuh kenapa sih akhir-akhir ini sering bertengkar? Gak akur gitu," Cici bertanya heran dan terselip opini dalam kalimatnya.

"Elsa yang mulai!"
"Arvan yang mulai!"

Tuding mereka barengan dengan rasa keki yang membuat teman-teman satu kelompoknya terkeukeuh geli kecuali Vano.

"Cieee ...," goda Lastri yang di ikutin teman yang lainnya.

Elsa mendelik sebal lalu melanjutkan menulis naskah di laptop daripada harus mendengarkan keusilan temannya yang menurutnya tidak penting.

Sedangkan Arvan merutuki kebodohannya, kenapa ia bisa sampai tidak pokus begini hanya karena mengelih Elsa yang lebih cantik sore ini? Rambutnya yang di kuncir kuda dengan helaian rambut di kedua sisi pipi gadis itu yang membuatnya terlihat tambah imut juga baju dengan lengan pendek yang memamerkan mulusnya lengan Elsa dan senyum cewek itu yang memperlihatkan gigi gingsul serta lesung pipi membuatnya semakin terlihat manis. Ah jangan lupakan bibir tipis Elsa yang dipolesi liptint berwarna pink membuat Arvan ... Tergoda?

Vano memerhatikan semuanya dalam diam, sebagai cowok Vano tahu bahwa tatapan mata Arvan ke Elsa itu adalah tatapan suka cowok itu kepada mantannya. Pantaskah jika ia merasa cemburu? Ah bukan cemburu tapi tidak suka. Tetapi bukankah cemburu dan tidak suka itu hampir sama?

******

Setelah 3 jam mengarang 2 naskah membuat kepala Elsa pusing karena hanya dirinya yang memberikan ide-ide yang menarik serta menulis di laptop, teman yang lainnya hanya memberi nama tokoh serta konflik, cukup membantu sih tapi kenapa dari 7 orang anggotanya hanya Arvan si menyebalkan yang lebih sering membantunya?

Ah sial! Kenapa semakin hari semakin membenci cowok itu hanya karena tingkah lakunya yang membuat Elsa kesal?

"Sa ...," panggil Arvan lalu duduk di kursi di samping Elsa.

"Hmmm" Elsa hanya bergumam.

"Lo gapapa?" tanya Arvan khawatir melihat Elsa yang memejamkan mata seraya memijit pelipisnya pelan.

"Nggk, cuma kepala gue pening mungkin karena terlalu serius mikirin tugas tadi." jawab Elsa.

Arvan berdecak laun. "Lo sih ngerjainnya kaya gak ada waktu besok aja, kan tugasnya dikumpulkan hari Rabu Sa, masih bisa kan tugas kelompoknya dikerjain hari minggu, hari senin, atau hari selasa," omel Arvan sedikit tak suka karena Elsa selalu bersikeras mengerjakan tugas tanpa bisa ditunda-tunda meski masih banyak waktu untuk mengerjakannya.

Vansa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang