7. Meresahkan Mantan

375 23 4
                                    


Elsa, sedari tadi mondar-mandir. Gadis itu sedang menunggu seseorang.

Diliriknya jam yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya, arah jarum jam menunjukkan pukul 06.55. Lima menit lagi bel berbunyi tapi cowok yang ia tunggu belum datang.

Bel masuk telah berbunyi 7 menit yang lalu, Elsa menulis nama murid yang tidak masuk hari ini. Dan nama Alvano Wiliamsyahputra tertera dalam absensi kelas.

Lastri yang menyadari kegelisahan teman sebangkunya itu bertanya, "Lo kenapa sih Sa? Dari tadi gue perhatiin lo kayanya mengkhawatirkan seseorang deh," tebak Lastri yang di balas anggukkan ragu oleh Elsa.

"Lo mencemaskan Vano karena hari ini dia absen?" tebak Lastri lagi.

"Iya Tri, gak biasanya dia absen tanpa keterangan." kata Elsa terdapat nada kekhawatiran dalam ucapannya.

Lastri berdecak malas. "Lo sama mantan kok peduli banget?" tanya Lastri curiga, kemudian ia menyipitkan matanya sembari mengarahkan jari telunjuknya ke depan wajah Elsa. "Atau jangan-jangan ... Lo galmove alias gagal move-on?" tebak Lastri lagi dengan suara nyaring.

Elsa baru hendak membuka mulutnya untuk menyanggah ucapan Lastri, tapi ia urungkan saat sadar bahwa perbincangannya dengan Lastri membuat teman sekelasnya menatap tak suka kepada dirinya dan juga Lastri. Mungkin sedikit terganggu dengan obrolannya. Padahal Elsa memelankan suaranya, barangkali suara Lastri yang sedikit nyaring mengganggu konsentrasi mereka.

Pak Wanwan yang tengah menulis materi di papan tulis ia hentikan sejenak, lalu menengok ke arah bangku Elsa, hanya untuk memastikan bahwa murid kesayangannya tidak lagi mengobrol.

******

Bel pergantian pelajaran berbunyi, Elsa menatap kursi kosong di samping Lastri di barisan 3.

Biasanya setiap guru sedang menilai tugas murid, Vano selalu mencuri-curi pandang kepada Elsa, meski terhalangi oleh kepala Lastri namun tidak membuat mata mereka tidak bertemu.

Dulu saat masih berpacaran, jika guru belum masuk kelas, Vano selalu menghampiri bangkunya hanya sekedar untuk melontarkan gombalan receh yang membuat pipi Elsa merah merona.

Tetapi sekarang semuanya berubah semenjak cowok itu memutuskannya.

Elsa mengerjap-ngerjapkan matanya saat tangan kanan Lastri melambai-lambai tepat di depan wajahnya.

"Jangan ngelamun mulu, Bu Elni lagi jalan menuju kelas kita," kata Lastri memberi tahu.

Elsa hanya mengangguk, tak lama kemudian Bu Elni datang dengan wajah datarnya.

Bu Elni tipe guru yang tidak suka berbasa-basi. Hari ini tidak ada sapaan singkat yang biasa guru itu lontarkan. Mungkin mood nya sedang tidak baik.

Beberapa menit setelah Bu Elni menerangkan ulang materi minggu lalu, Elsa mengangkat tangan kanannya, ada sesuatu yang ingin ia beritahukan, sepertinya Bu Elni melupakannya.

"Ada apa Elsa?" tanya Bu Elni.

"Maaf sebelumnya, minggu lalu Ibu bilang jika Ibu lupa menagih tugas Ibu meminta saya untuk mengingatkan. Dan hari ini tugas bahasa Inggris harus di kumpulkan seperti yang Ibu bilang waktu itu." kata Elsa mengingatkan.

Semua mata tertuju kepada Elsa, termasuk Lastri, teman satu bangkunya.

Sebagian murid di kelas ini terperangah setelah mendengar ucapan Elsa. Mereka baru ingat tugas itu tapi terlambat untuk mengerjakannya.

Ada yang bersikap tenang karena telah mengerjakan tugas.

Ada yang gelisah karena belum sepenuhnya selesai mengerjakan.

Vansa [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora