19. Bersama Arvan

212 11 3
                                    

Di koridor sekolah Vano berpapasan dengan Elsa, gadis itu terlihat tidak ceria seperti biasanya.

Vano memandangi wajah cantik itu dan melihat mata Elsa yang sayu, dibawah matanya terdapat lengkungan hitam seperti mata panda. Mungkinkah cewek itu tidak tidur semalaman karena memikirkan perihal kemarin di Caffe?

Vano sengaja berdiri di hadapan cewek itu karena sedari tadi Elsa tidak sadar akan kehadiran.

"Eh," Elsa mundur untuk melihat siapa yang menghalangi jalannya hingga jidatnya bertemu dengan dada bidang milik seseorang.

Saat tahu siapa pemiliknya Elsa hanya diam membisu. Ada hal yang harus ia tanyakan kepada cowok ini namun ragu.

"Keliatan banget jalannya gak pokus, butuh Aqua?" tawarnya dengan nada yang sedikit mengejek.

"Maaf, gue gak liat ada lo," kata Elsa merasa tak enak.

"Gimana mau liat mata udah kek panda yang ngantuk ingin tidur," cemoohnya meledek.

"Van!" panggil seseorang.

"Lo belom pulang?" tanyanya ke cewek yang baru saja memanggilnya.

Cewek itu menggeleng. "Belum."

"Gue duluan," pamit Elsa.

"Lo bareng kita aja Sa," ajak Reiskha.

Vano menunggu jawaban Elsa.

"Nggak, makasih ya, supir gue udah nunggu di depan gerbang. Bye duluan ya," Elsa berlalu pergi.

"Lo darimana? Gue nungguin lo di parkiran lama banget, makanya ke sini lagi niatnya mau cari lo takut di culik hantu jomblo."

"Ishh lo juga jomblo kali, ati-ati lo di culik hantu cewek yang masih jomblo," balasnya sambil memeletkan lidah.

"Udah lah kita sesama jomblo jangan saling ngehina," katanya sadar. "Gimana kalo kita jadian aja? Jadikan kita gak akan jomblo lagi," ujarnya berniat bercanda.

Jika itu bagi Vano hanya candaan, berbeda dengan Reiskha yang degup jantungnya sudah kelewatan.

Reiskha memang menyukai Vano entah sejak kapan, namun semakin hari rasa itu semakin tumbuh menjadi rasa sayang mungkin sebentar lagi akan berubah menjadi cinta.

"Biasa aja kali gue gak serius," Vano tertawa melihat wajah Reiskha, ia mencubit pipi gadis itu.

"Nyebelin! Gue ngambek satu bulan!" Ancamannya sembari berjalan meninggalkan Vano

"Dih baperan!" Teriak Vano yang di balas teriakan lagi oleh Reiskha.

"Bodo!"

******

Sore ini Arvan mengajak Elsa jalan-jalan mengelilingi kota Bandung. Setelah beberapa hari sempat renggang dengan cowok itu, Elsa merasa lega karena dengan mengiyakan ajakannya hubungan pertemanan dengan Arvan akan kembali baik.

Setelah selesai Elsa keluar rumah lalu menghampiri Arvan yang sudah menunggunya.

Arvan celengo melihat gadis manis di hadapannya ini, saking cantiknya Elsa bisa membuat Arvan tidak berkedip.

"Mau jalan sekarang?" tanya Elsa mengalihkan perhatian Arvan yang terus memandangnya.

"I-iya," jawabnya gugup.

Deru mesin mobil Arvan terdengar lalu melaju meninggalkan area halaman kompleks rumah Elsa.

******

Arvan dan Elsa memasuki taman yang baru di buka  di Tegal Lega ini setelah bermain ke Tugu Baleendah, Mal, dan Alun-Alun Bandung.

Dua remaja itu istirahat sejenak, duduk di kursi taman.

Vansa [Completed]Where stories live. Discover now