26. Mengkhawatirkannya

186 11 5
                                    

Setelah insiden di perpustakaan tadi bersama Vano, Elsa merasa kalau pertanyaan Vano hanya sebuah candaan, maka dari itu ia berkata kalau dirinya sudah tidak mencintai Vano. Padahal, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Elsa masih mengharapkannya.

Kini Elsa sedang menunggu Kiren dan Citra di parkiran, ada yang harus ia selesaikan.

Kiren dan Citra sudah terlihat dan menuju pelataran parkir, wajah Kiren berubah datar setelah melihat keberadaan Elsa. Entah kenapa, bukannya cewek itu ingin meminta maaf kepada Elsa? Lalu mengapa sekarang malah seperti ini?

Berbeda dengan Citra, saat melihat Elsa cewek itu tersenyum dan ingin memeluknya setelah beberapa hari jarang bertemu. Namun, sebelum benar-benar berada dihadapan Elsa, tangan Citra ditahan oleh Kiren.

"Kita langsung pulang aja yu, gue ada urusan," kata Kiren.

"Loh bukannya lo hari ini free?" tanya Citra heran, tadi Kiren bilang kalau hari ini ia akan ke rumah Elsa dan memperbaiki hubungannya, tetapi mengapa sekarang malah berkata hari ini dia ada urusan?

"Udah ayo pulang." Kiren menarik pergelangan tangan Citra agar ikut bersamanya dan meninggalkan Elsa yang menatap bingung.

Perlakuan Kiren barusan seperti tidak ingin bertemu dengan Elsa, tanpa alasan gadis itu seolah berusaha untuk menjauhinya.

Merasa tak enak, Citra menyempatkan untuk tersenyum dan berkata tanpa suara kepada Elsa.

Hanya kalimat 'maaf' yang Citra ucapkan, Elsa hanya mengangguk dan tersenyum kecil sebelum kedua sahabatnya itu masuk kedalam mobil Citra.

Siapa disini yang salah? Elsa yang berusaha memaafkan tanpa penjelasan dari sahabatnya atau Kiren yang memberi jarak tanpa meminta maaf?

"Bukannya gue ya yang harus marah dan menjauh dari lo? Tapi mengapa malah lo yang menjauhi gue?" lirih Elsa tak paham.

******
Elsa menunggu bus di halte, ia tidak sendiri karena banyak siswa-siswa yang lain yang juga menunggu bus. Meski Elsa tidak terlalu kenal dengan mereka, tetapi Elsa tahu kalau mereka berasal dari sekolah yang sama dengannya.

Bus belum juga datang, Elsa yang telat ke sini atau busnya yang terlambat? Biasanya jam pulang sekolah seperti ini, bus banyak yang lewat.

Bagaimana ini? Awan yang awalnya cerah kini berubah menjadi hitam, seperti akan hujan.

Satu-persatu murid yang menunggu bus memutuskan untuk menelepon orang tuanya atau pacarnya untuk di jemput sebelum rintik hujan itu turun.

"Elsa, gue duluan ya," pamit seorang gadis yang dikuncir dua.

"Iya, silakan," jawab Elsa. Meski tidak tahu namanya siapa, setidaknya Elsa pernah melihat wajahnya.

"Kenapa lo belum pulang?" tanya Lastri, heran. Gadis itu tadi pergi ke Indoapril yang berada di depan sekolahnya. Ia pikir temannya ini sudah pulang dan ternyata belum, padahal hujan sebentar lagi turun.

"Kenapa hari ini gak ada bus?" Tanya Elsa tanpa menjawab dulu pertanyaan Lastri.

"Lo gak tau hari ini bus pada cuti?"

Elsa menggeleng.

"Ya ampun bus cuti aja lo gatau," cibir Lastri.

"Gue beneran gak tau," aku Elsa. "kenapa bus pada cuti? Kan belum lebaran," ucapnya polos.

Lastri menepuk jidatnya, "Bosnya yang punya bus lagi berduka cita, jadi mereka diberi cuti sementara," jelasnya, memberitahu.

Sedikit tidak percaya, Elsa hanya ber-oh ria saja.

Vansa [Completed]Where stories live. Discover now