40. Cemas

253 17 0
                                    

Hari ini adalah hari pertunangan Reiskha dengan Vano. Diadakan di rumah Ratna karena Reiskha yang meminta. Meski awalnya akan di adakan di hotel bintang lima di Bandung, Reiskha lebih memilih rumah mamanya untuk acara ini.

Rumah Ratna sudah dihias sebagian rupa, bunga-bunga mempercantik di setiap sudut. Para tamu dan semua teman-temannya sudah berdatangan satu persatu, ada yang membawa pasangan, ada juga yang sendirian.

Alunan musik menambah keramaian dari suara-suara obrolan yang diciptakan. Senyum bahagia tak lepas pudar dari mereka yang merasa hatinya telah berbunga-bunga, tapi tidak untuk seorang ibu yang sedari tadi termenung memikirkan seseorang.

Dia lah Ratna, Ratna Syafitri.

Ratna seharusnya senang karena rencananya berjalan dengan baik. Melihat senyuman Reiskha yang sedari tadi tak lepas pudar lantaran melihat siapa orang yang baru saja datang.

Vano, Rini dan Robi telah tiba dengan membawa kado yang dihias degan cantik.

Tatapan Reiskha tak lepas dari Vano yang hari ini terlihat sangat tampan dengan memakai jas hitam yang didalamnya terdapat kemeja putih. Rambut yang dibasahi gel pomade menambah ketampanannya.

Vano memang tidak seputih Arvan, tidak juga seputih kulit orang luar. Tetapi kulit hitam manis cowok itu mampu membuat Reiskha untuk tidak berkedip selama beberapa detik.

Satu yang kurang dari Vano, sebuah senyuman.

Vano tidak tersenyum, hanya wajah datar yang cowok itu perlihatkan saat orang-orang menyapanya, atau tidak, hanya senyuman singkat lalu kembali lagi memasang raut dingin.

Vano menyapukan pandangannya ke semua penjuru, mencari gadis yang selama ini mengisi hatinya, mencari gadis yang hilang tanpa kabar, mencari gadis yang sekarang tidak memperlihatkan batang hidungnya.

"Lo cari siapa sih?" tanya Aldi, melihat Vano yang sepertinya mencari seseorang membuatnya heran, calon tunangannya ada di depan, tetapi Vano malah melihat-lihat ke kanan dan ke kiri.

"Gue cari Elsa," sahut Vano. "Lo liat dia gak?" tanyanya.

"Gue gak liat Elsa. Lo ngapain sih cari mantan?" tanya Aldi sedikit geram, suaranya ia pelankan. "Calon tunangan lo udah cantik masih aja cari yang lain," ucapnya.

Vano melirik sekilas ke Reiskha yang sekarang berpakaian dres di atas lutut, ia hanya tersenyum kecil saat calon tunangannya itu memberi senyuman.

Lalu, kembali mengabaikan.

Jahat memang, tapi apalah Vano. Ia tidak ingin bertunangan dengan perempuan yang tidak di cintainya, meski itu sahabatnya.

Acara dimulai setengah jam lagi, Vano berniat mengambil minuman yang sudah disediakan di atas meja. Tetapi melihat Ratna yang mondar mandir kesana kemari membuat Vano memutuskan untuk menghampirinya.

"Tante..," sapa Vano, tersenyum sopan.

"Iya?" Ratna mengerutkan keningnya, ada apa calon menantunya itu menghampirinya? Bukannya seharusnya menemani Reiskha dan menyambut para tamu?

"Tante kenapa? Kok daritadi mondar mandir?"

Ratna menggeleng, "Ah nggak, Tante gak mondar-mandir. Cuma bosen aja nungguin om Hendra ngobrol sama temannya, sedangkan Tante di sini. Teman-teman Tante belum datang," alibinya.

Terpaksa Ratna berbohong, sebenarnya ia mengkhawatirkan Elsa. Dari kemarin perasaannya tak enak. Di mana anak bungsunya? Ratna sudah menghubunginya tetapi tidak di angkat. Untuk menemuinya Ratna tidak tahu Elsa tinggal dimana.

Vano hanya mengangguk singkat, harus memancing dengan cara apa agar ia tahu info tentang Elsa?

Ponsel Vano bergetar panjang, menandakan ada sebuah panggilan masuk.

Vansa [Completed]Where stories live. Discover now