Prolog

567 63 32
                                    

"Dapatkah seorang anak dari keluarga yang hancur mengembalikan keluarganya utuh seperti semula?"

Sepulang sekolah, seperti hari-hari biasanya, Arthur pulang dengan muka kusut nan masam. Bukan hanya karena ia mendapat tugas yang begitu banyak dari sekolah, namun juga karena ia baru saja mendapat masalah baru disekolah. Ia sempat berkelahi dengan temannya karena masalah sepele.

Arthur Nathanael. Anak SMA kelas 10 yang baru mulai masuk ke dunia SMA. Anak pertama dari tiga bersaudara. Walau begitu, kehidupan keluarganya tak seindah seperti keluarga teman-temannya. Kedua orangtuanya bercerai setahun yang lalu. Sekarang ia tinggal bersama dengan ayahnya, Yeremia Budi Dior Marcellino. Dan kedua adiknya bersama ibunya, Anastasia Ayu Purnamaputri.

....

Sesampainya dikamar, Arthur menaruh tasnya dan langsung bermain dengan HP nya. Tidak. Dia bukan tipikal anak gamers seperti teman-temannya. Dia sering bermain HP untuk berkomunikasi dengan adiknya, Josia Zefandi, yang sekarang tinggal bersama ibunya di Bandung. Ayahnya mengizinkan Arthur untuk sesekali berkunjung ke sana. Biasanya pada saat natal atau liburan semester. Saat ini sudah hampir memasuki liburan semester pertama, maka Arthur berencana untuk mengunjungi kedua adiknya di Bandung. Josia kelas 9 SMP dan adik perempuannya, Elizabeth Margaretha yang duduk di kelas 6 SD dan mereka bersekolah disana. Arthur pun menelepon Josia untuk membahas apa yang akan mereka lakukan ketika Arthur sudah sampai disana. 1 jam berlalu dan Arthur menyudahi percakapan di telepon dengan adiknya. Ia harus mengerjakan segala PR yang diberikan disekolah yang harus dikumpulkan esok hari. Sekaligus pula membantu ayahnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan rumah seperti memasak, mengepel, dan lain sebagainya.

***

Makan malam kali ini agak sedikit berbeda, sebab masakan yang dibuat oleh Arthur dan ayahnya sedikit lebih banyak jenisnya dan tentu yang mereka masak ialah makanan-makanan khas chef kelas dunia. Walau agak gagal dalam hal rasa, setidaknya mereka puas dengan hasilnya. Arthur pun memecah keheningan dengan memulai percakapan.

"Pa, kakak mau nanya."

"Nanya apa?"

"Kira-kira, papa mau ikut kakak gak ke rumah mama? Soalnya katanya adek, adek kangen sama papa."

Hening sejenak. Terlihat di wajah ayahnya yang sempat berpikir sejenak dalam menjawab tawaran Arthur.

"Yaa, nanti liat deh kalo papa gak sibuk." Jawab ayahnya singkat.

"Pa, papa udah lama lho gak ketemu mama sama adek. Masa iya papa ga kangen gitu?" Tanya Arthur hati-hati. Sebab terakhir kali Arthur bertanya soal ibunya ke ayahnya, entah mengapa ayahnya menjadi marah besar kepada Arthur.

Lagi-lagi, suasana mendadak hening. Terbaca dari ekspresi ayahnya, ia bingung ingin menjawab apa.

"Udah, makan aja dulu. Kamu masih banyak PR kan? Cepetan abisin makannya, terus lanjut kerjain PR kamu sana." Jawab ayahnya yang sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Arthur hanya bisa mengiyakan saja karena bingung mau bertanya apalagi ke ayahnya.

Arthur pergi mencuci piring makannya lalu pergi ke kamarnya. Ya, ritual khasnya sebelum mengerjakan PR, mendengarkan lagu-lagu di playlist nya sambil mengkhayal segala hal. Pikirannya terbang kemana-mana, banyak sekali hal-hal yang ada dipikirannya. Dan satu hal yang menjadi "pemeran utama" di dunia khayalannya itu;

"Dapatkah aku mengembalikan keluargaku yang hancur?"

"Dapatkah aku mengubah takdir yang sudah terlanjur terukir di masa lalu?"

"Dapatkah aku mengembalikan semuanya seperti semula?"

***

Halo halo para readers yang budiman. welcome to Spring Day Universe (asik universe wkwkwk). Enjoy yaa baca ceritanyaa hehehe.

Spring Day [COMPLETED]Where stories live. Discover now