#14 - Pindah

42 16 3
                                    

Di sebelah barat pulau Jawa, tepatnya di kota Bandung. Anak-anak sekolah jenjang SMP kelas 9 sudah sukses menyelesaikan ujian terakhir mereka di SMP, yaitu UN. Banyak sekali siswa-siswi yang merayakannya bersama keluarga, teman, dan lain sebagainya. Ada yang pergi makan malam bersama keluarga, atau nongkrong-nongkrong di cafe bersama teman-teman mereka. Tergambar ekspresi senang nan lega di wajah mereka.

Josia yang sudah menyelesaikan UNBK nya, pergi hangout bersama teman-temannya di siang hari, dan pada malam harinya, ia makan malam bersama dengan mama dan adiknya di suatu mall di Bandung. Ia begitu menikmati kebebasannya setelah sukses menyelesaikan UNBK nya. Tak terasa pula, hanya dalam beberapa bulan kedepan, ia sudah dapat menggunakan seragam SMA dan menjadi anak SMA sepenuhnya. Ia sngat menantikan hari itu tiba. Membayangkan bagaimana kehidupannya nanti di SMA. Apakah seperti cowok cool nan populer seperti di novel-novel dan film-film bertema remaja, atau seperti anak OSIS yang selalu sibuk kesana kemari mengurus sekolah, dan lain sebagainya. Ia terlarut dalam imajinasinya sendiri.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka selesai menyantap makan malam dan pulang ke rumah. Karena sudah tidak ada PR apapun dari sekolah, dan juga tinggal menunggu tanggal untuk pendaftaran ke SMA, maka Mama Tasia membebaskan Josia untuk melakukan apapun sesukanya, selama tidak berlebihan dan masih termasuk hal positif.

Sekitaran 30 menit kemudian, Josia keluar dari kamarnya dan menuju ruang keluarga. Terdapat Mama Tasia dan Elizabeth sedang bersantai disana. Josia menghampiri mereka yang sedang duduk di sofa dan mulai membuka pembicaraan.

"Ma"

"Kenapa?"

"Josia mau lanjut SMA di Jakarta ma. Bareng sama kak Arthur." ucap Josia mengutarakan keinginannya langsung ke intinya tanpa harus berbasa-basi terlebih dahulu.

"Hah? lo mau sekolah di Jakarta kak?" tanya Elizabeth yang sempat kaget dengan keinginan kakak keduanya tersebut.

"Iya. Barengan sama kak Arthur."

"Kok kamu tiba-tiba pengen sekolah disana Jo?" tanya Mama Tasia heran.

"Yaa iya. Josia pengen sekolah di Jakarta ma. Pengen ngerasain kalo sekolah SMA di Jakarta tuh kayak gimana. Kan juga biar bisa satu sekolah sama kak Arthur juga disana." jelas Josia berusaha meyakinkan ibunya.

"Apa nem kamu cukup buat masuk di sekolahnya Arthur? Itu sekolah dia passing grade nya lumayan tinggi, lho." ucap Mama Tasia mencoba agar Josia memikirkan keinginannya lagi.

"Cukup lah. Kan nem Josia juga diaras 32." ucap Josia mantap.

"Hmm." Mama Tasia berdehem sembari menimbang-nimbang segala sesuatunya.

"Ya sudah. Nanti kamu berdua bakal sekolah di Jakarta." ucap Mama Tasia mantap. Sontak, Josia dan Elizabeth sama-sama terkejut akan pernyataan yang ibu mereka ucapkan.

"Berarti Lisa juga nanti SMP nya di Jakarta dong, ma?" tanya Elizabeth mulai merasa senang.

"Iyaa. Nanti Lisa SMP nya di Jakarta, dan Josia SMA nya juga di Jakarta. Mama juga ngijinin kalian karena mama rencananya mau kerja di Jakarta. Manager mama minta mama kerja di butiknya di cabang Jakarta Selatan. Awalnya mama bingung kalo mau ninggalin kalian disini. Tapi ya sudah, karena kalian juga tahun ini lulus, kalian ikut mama aja ke Jakarta. Nanti kalian juga bisa sekolah disana." jelas Mama Tasia panjang yang diikuti dengan seruan kegembiraan dari Josia dan Lisa.

"Makasih banget ya ma." ucap Josia dan Lisa bersamaan.

"Iyaa sama-sama. Ya udah. Kita rencananya bakal pindah ke Jakarta sebelum PPDB, jadi yaa masih sebulan sih. Jadi buat Josia, santai-santai aja. Dan buat Lisa yang UN minggu depan, belajar yang bener yaa. Biar nanti disana kamu bisa masuk SMP negeri." ucap Mama Tasia sembari menasehati Elizabeth yang minggu depan baru akan melaksanakan UN.

"Iya ma."

"Dan, jangan kasih tau Arthur dulu ya soal ini." ucap Mama Tasia melanjutkan kalimatnya tadi.

"Hah, emang kenapa ma?" tanya Josia heran.

"Iyaa. Biar surprise kan. Apalagi kamu yang bakal satu sekolah dan jadi adek kelasnya juga nanti." ucap Mama Tasia diakhiri dengan tawa kecil Mama Tasia.

"Ohh. Sipp dah kalo gitu ma." ucap Josia.

"Ya udah. Josia, silahkan kamu mau ngapain aja, mama bebasin. Yang penting kamu tetep tau batas dan ngerjain hal-hal yang positif yaa." ucap Mama Tasia menasehati.

"iyaa ma."

"Lisa, sekarang kamu boleh main HP dulu. Nanti lanjutin ya belajarnya." ujar Mama Tasia pada Elizabeth.

"Iya ma."

Josia kembali ke kamarnya dan mulai ngegame lagi seperti biasanya. Entah, ia merasa mulai bosan perlahan-lahan untuk memainkan segala macam game online. Sebab sudah banyak sekali game online yang sudah Josia coba mainkan. Dan sekarang, ia mulai merasa jenuh dan bosan ketika memainkannya. Dan entah mengapa, tiba-tiba ia mulai tertarik dengan dunia olahraga. Khususnya dunia basket. Ya, ia merasa ingin mencoba sesuatu yang baru. Tidak hanya dengan game online saja. Ia pun juga membulatkan tekad untuk mengikuti ekskul basket ketika nanti ia sudah masuk SMA. Karena kebetulan dirumahnya ada sebuah bola basket, jadilah ia selama liburan kelulusannya ia habiskan untuk bermain basket di komplek perumahannya di Bandung. Entah itu sendiri, atau mengajak beberapa temannya yang ahli dalam bidang olahraga basket.

Dua minggu kemudian...

Elizabeth sudah sukses menyelesaikan Ujian Nasionalnya di sekolahnya. Ia akan bersiap untuk memasuki jenjang SMP di Jakarta. Josia, Mama Tasia, dan Elizabeth sudah menyelesaikan packing mereka untuk pindah ke Jakarta. Disana, mereka membeli sebuah rumah. Tidak begitu besar nan mewah, namun tidak sederhana pula. Rumah kelas menengah keatas. 2 lantai dengan sebuah garasi, 3 kamar yang lumayan luas, serta 2 kamar mandi yang dilengkapi dengan shower dan bathtub. Setelah selesai, mereka langsung menuju rumah baru mereka di Jakarta.

Di perjalanan, Josia melamum sangat lama. Terlarut dalam lamunannya. Sepanjang perjalanan hanya itu yang ia lakukan. Sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah baru mereka di Jakarta. Sesampainya dirumah baru mereka, mereka segera mulai membereskan barang-barang bawaan mereka bersama-sama. Sebab segala perabotan dan furnitur-furnitur berat sebelumnya sudah diangkut oleh truk box dan sudah ditata sesuai tempat yang diminta oleh Mama Tasia.

Setelah selesai membereskan dan menata barang-barang mereka lagi, mereka kemudian membeli makan dari jasa ojek online. Sebab masih belum memungkinkan untuk saat ini Mama Tasia mulai memasak. Sebab ia merasa lumayan lelah setelah menata ulang barang-barang dan rumah baru mereka. Dan mereka masih merahasiakan hal ini dari Arthur.

Diluar rumah, terdapat seseorang yang seperti sedang memantau rumah tersebut. Membawa alat komunikasi sembari seperti memberi suatu informasi kepada seseorang di seberang sana melalui sambungan telepon.

"Mereka udah dirumah di Jakarta, pak."

"Oke, lanjutkan."

Spring Day [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum