#5 - Kepo

77 31 2
                                    

Sedari pagi, ayah Arthur hanya sekedar bersih-bersih ringan di rumah sendirian. Seisi rumah dibersihkannya. Mulai dari teras, ruang tamu, dapur, dan kamar Arthur pun dibersihkannya. Barang-barang yang berdebu dilap dengan kain basah, dan juga menata ulang barang-barang agar tetlihat lebih rapi. Sampai ketika ayah Arthur sedang membersihkan kamar Arthur. Ketika sedang membersihkan dan merapikan meja belajar Arthur, ayah Arthur menemukan banyak sekali tumpukan kertas-kertas putih dengan tulisan-tulisan tangan Arthur. Awalnya ia ingin membuangnya karena kertas-kertas ini hanya memenuhi meja belajar Arthur dan menjadi 'sampah'. Namun ia mengurungkan niatnya karena setelah dipikir-pikir, mungkin kertas-kertas berisi tulisan-tulisan Arthur ini berharga bagi Arthur. Jadi ia tidak membuangnya. Ia hanya merapikannya saja agar tidak mudah tercecer. Namun ada satu kertas yang menarik perhatiannya. Sebuah kertas yang bertuliskan seperti sebuah sajak buatan Arthur.

Ayahnya berpikir kalau itu adalah sajak bertema cinta milik Arthur. Sebab menurutnya, masa-masa SMA adalah masa-masa dimana para remaja mulai merasakan manis dan pahitnya percintaan. Walau baru sekedar 'cinta monyet', tapi tetap saja terasa berkesan. Karena penasaran, ayah Arthur ingin membaca lebih banyak lagi tulisan dari tumpukan kertas-kertas itu. Namun ketika ingin membaca kertas lain, tiba-tiba ponselnya berdering. Bos dari kantornya meneleponnya. Setelah sekitar 10 menit berbincang di telepon, ayah Arthur mulai berpakaian rapi. Sebab ia mendadak dipanggil ke kantor oleh bosnya sebab ada meeting mendadak dengan client nya. Ia pun berkemas, dan seusai berkemas, ia masuk ke dalam mobilnya dan pergi ke kantor.

***

Selesai dengan segala kepentingan-kepentingan pribadinya, Agnes kembali masuk ke kamar dan menyalakan laptopnya. Setelah laptopnya menyala, ia berselancar ria di internet dan media sosialnya. Melihat berbagai foto dan video postingan teman-temannya serta dari Official Account artis-artis ternama. Tiba-tiba Rahma, teman Agnes di sekolah kelas X MIPA 2 menelepon Agnes.

"Halo? Nes"

"Iya, kenapa ma?"

"Emmm, gaada gosip apa-apa gitu?"

"Gosip apaan maksudnya?"

"Yaa gosip. Gosip apaan kek gitu."

"Bilang aja lu mau nyari-nyari info soal para cogan kan?"

"Hehe. Tau aja lu." Agnes sudah menduga hal ini sebelumnya.

"Hmm. Lagi gaada. Cogan-cogan kenalan gue tuh rata-rata kalem-kalem sih. Maksudnya ga suka bikin ulah macem-macem. Cuma ya kalo bobrok iya. Bedanya mereka tau batas kebobrokan mereka aja."

"Ohh. Okee."

Selesai dengan percakapannya di telepon, Agnes memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian saja. Ia ingin sekedar jalan-jalan ke mal untuk menghilangkan kebosanannya. Tak lupa ia juga mengajak Rahma untuk menemaninya. Setelah ia selesai dengan semua keperluan-keperluan pribadinya seperti mandi, memilih baju, berdandan, dan lain sebagainya, ia kembali mengabari Rahma dengan mengirimkan pesan chat singkat.

Agnes: "Ma, gue udah kelar nih. Buruan kesini."

Rahma: "Iya bentar lagi milih sepatu."

Agnes: "Udah sih make flatshoes aja biar gak ribet."

Rahma: "Udehh lu tunggu aja. Gue ga lama kok."

Agnes: "Yaudah buruan."

Agnes menunggu Rahma dengan menonton TV. Kebetulan ada sebuah acara TV yang dahulu saat ia masih kecil sangat suka ia tonton. Sekitaran 20 menit berlalu tanpa ia sadari. Ia kemuadian tersadar ketika ada notifikasi dari Rahma, bahwa ia sudah dari 10 menit yang lalu berada di depan rumah Agnes. Namun Agnes tidak mendengar teriakan Rahma dari luar karena keasyikan menonton TV. Setelah mereka selesai memesan ojek online dan ojek mereka sudah datang, mereka pun pergi ke mall.

***

Di mall, mereka berbelanja banyak baju-baju yang sedang menjadi fashion trends kekinian. Selesai dengan berbelanja, mereka lanjut dengan makan di salah satu gerai makanan cepat saji di mall tersebut. Rahma pun membuka pembicaraan ketika sedang makan sembari menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan postigan snapgram Arthur.

"Eh eh liat deh ini."

"Apaan?"

"Nih liat, si Arthur lagi kemana nih?"

"Dia lagi pulkam, ma. Kenapa emangnya?"

"Ohh. Hmm, terus ini yang disebelahnya Arthur namanya siapa?" Rahma tiba-tiba melirik Josia yang berada disamping Arthur.

"Oh, itu adeknya."

"Namanya siapa?"

"Kok lo kayaknya kepo banget dah?" tanya Agnes menyelidik.

"Yaa gapapa dong kepo dikit." balas Rahma sedikit salah tingkah.

"...lo suka ama adeknya dia?" seakan tahu maksud dari Rahma serta ekspresinya yang aneh, Agnes langsung mengambil kesimpulan.

"Eh eh engga kok. Gue cuma penasaran aja." balas Rahma gagap.

"Halah gak usah coba-coba bohong deh. Ketauan tau dari muka lo." balas Agnes

"Emang engga kok."

"Iya deh terserah lo aja, ma." Agnes meneruskan menghabiskn makanannya.

Setelah selesai, mereka kembali ke rumah mereka masing-masing. Agnes yang sedang bermain dengan ponselnya sembari berbaring di kamar terus menatap foto snapgram milik Arthur. Terukir mata yang bercahaya dan sorot pandang yang teduh dari wajah Arthur, membuat Agnes merasa seakan-akan menjadi tenang karena tatapannya yang teduh. Dan pula, wajah Remi dan Josia yang terlihat ceria membuat suasana hatinya menjadi seperti berteduh dibawah pohon di siang hari sembari tertawa bersama guyonan teman-teman. Ya seperti itulah perasaan Agnes ketika melihat snapgram tersebut selama beberapa menit. Lagi, terukir senyuman penuh arti di wajahnya.

Spring Day [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt