#9 - Permulaan

62 23 4
                                    

4 bulan kemudian....

Halaman sekolah begitu ramai. Para siswa berbaris untuk mengikuti upacara yang sudah biasa dilakukan di hari senin. Namun ada yang berbeda. Upacara kali ini bukan hanya upacara biasa, namun sekaligus sebagai upacara dalam rangka pelantikan anggota OSIS baru. Arthur, Remi, Agnes, dan Rahma berada pada barisan anak-anak OSIS yang akan segera dilantik. Setelah bersama-sama membaca sumpah dan janji sebagai anggota OSIS, prosesi pelantikan selesai dan berlanjut ke upacara biasa. Ketika sedang dalam sesi amanat pembina upacara, entah kenapa Arthur merasa pusing. Kepalanya terasa seperti sangat berat. Pandangannya berputar-putar begitu cepat. Agnes yang satu barisan dengannya melihat Arthur mulai seperti linglung dan perlahan kehilangan keseimbangan untuk berdiri, langsung bertanya kepada Arthur mengenai keadaannya.

"Eh eh, lo kenapa Thur?"

"Ga tau. Gue tiba-tiba pusing banget gini. Padahal tadi pagi gue..." belum sempat Arthur menyelesaikan kalimatnya, ia kehilangan keseimbangan tubuhnya untuk berdiri dan jatuh pingsan. Untunglah Agnes sempat menopang tubuh Arthur. Tetapi yang sedikit berbeda, Agnes tidak hanya menopang tubuh Arthur, tetapi juga memeluknya dan menggendongnya ala bridal style agar tidak terjatuh. Terlihat wajah Arthur yang pucat pasi. Karena kaget, Agnes sempat panik dan sempat berteriak minta tolong. Tergambar dari wajahnya yang jelas menunjukkan bahwa ia cemas; sangat cemas. Agnes juga yakin, anak-anak OSIS yang melihat kejadian tidak disengaja itu beserta reaksinya akan membicarakannya nanti dengan teman-teman mereka. Saat itu ia tidak begitu peduli. Ia hanya ingin agar Arthur cepat ditangani saja dahulu. Anggota PMR yang sedang berjaga pun segera membawa Arthur ke atas tandu dan membawanya ke UKS. Agnes pun ikut menemani para anggota PMR yang sedang menggotong Arthur diatas tandu ke UKS.

***

Arthur perlahan membuka mata. Mengerjapkan matanya beberapa kali. Terlihat ruangan putih dengan gorden hijau, dan juga AC yang menyala. Tak lama kemudian, ia pun sadar ada beberapa orang yang mendampinginya. Ya, Anak-anak PMR yang tadi sempat berjaga. Merekapun pun mulai sadar kalau Arthur sudah mulai siuman. Maka mereka langsung perlahan mengecek lagi keadaannya.

"Gue dimana?" tanya Arthur dengan suara pelan.

"Lo di UKS, Thur. Tadi pas lagi upacara, lo tiba-tiba pingsan." jawab salah satu anak PMR atas pertanyaan Arthur.

"Oh iya, tadi kata Agnes, lo sempet ngeluh pusing, terus pas lo mau nerusin kalimat lo, lo udah pingsan duluan." sambung anak PMR lain menjelaskan apa yang dijelaskan oleh Agnes kepadanya.

"Ohh." balas Arthur singkat.

Sesaat setelah beberapa menit, Rachel masuk ke dalam ruangan UKS dan menuju kasur yang Arthur tempati sembari membawa roti isi cokelat keju kesukaannya Arthur.

Rachel Yolanda Catarina. Anak kelas XI MIPA 3. Entah, beberapa bulan belakangan ini, Arthur dan Rachel menjadi agak dekat. Ya memang, ia dahulu adalah teman masa kecil Arthur juga. Namun saat itu mereka tidak dekat. Hanya sekedar sebagai teman bermain anak kecil pada umumnya. Baru-baru ini mereka menjadi agak dekat. 

Sesaat setelah Rachel masuk, perlahan beberapa anak PMR yang ada disana langsung meninta izin kepada Arthur untuk keluar duluan.
Rachel meletakkan roti yang ia bawa itu diatas meja dekat kasur yang Arthur gunakan untuk berbaring.

"Lo kenapa bisa pingsan Thur?" tanya Rachel penasaran.

"Ga tau. Padahal tadi pagi gue udah sarapan kan ya. Tapi tadi tiba-tiba kepala gue pusing banget. Penglihatan gue juga jadi kabur banget." jelas Arthur.

"Darah rendah kali lo?"

"Anjir. Engga lah. Gila aja lu."

"Kan kali aja gitu kan. Ya udah, nih gue bawain roti. Lo makan aja ya."

"Tumben-tumbenan banget lo kesini bawain gue roti."

"Yehh, kalo ga mau, mending sini gue makan."

"Sering-seringin ya. Hahaha."

"Dibaekin malah ngelunjak nih bocah."

"Iye iyee." Rachel pun peelahan memotek roti yang ia bawa dan menyuapkan roti itu pada Arthur sedikit demi sedikit.

"Eh, by the way, lo ama itu anak PMR masih begitu?" tanya Arthur yang penasaran. Sebab sudah 2 bulan semenjak mereka putus, tetapi tetap saja mereka berdua seperti masih sangat menjaga jarak satu sama lain.

"Yaa, sesuai kayak yang lo liat tadi. Gue masuk, dia langsung keluar kan. Mungkin emang gue dan dia butuh waktu dulu. Ga bisa kalo harus cepet-cepet baikan lagi." jelas Rachel.

"Hmm. Yaa gimana ya. Gue yang ngeliatnya aja berasa kaya gimana gitu. ." balas Arthur.

Rachel dan Arthur lanjut mengobrol ria di UKS. Tanpa sadar, ada Agnes berada diluar UKS sembari membawa roti juga yang rencananya ingin ia berikan kepada Arthur. Namun ia hanya memperhatikan Arthur dan Rachel mengobrol ria sembari Rachel menyuapi Arthur roti di dalam UKS dari luar jendela UKS. Entah kenapa, Agnes mendadak menjadi tidak berani untuk masuk ke ruangan itu. Dan entah mengapa juga, ia merasa agak kecewa bercampur agak kesal ketika melihat pemandangan yang ia lihat di dalam ruang UKS itu. Ia sempat mematung sejenak diluar UKS, lalu tak lama, ia memutuskan untuk kembali ke kelas saja daripada harus melihat pemandangan itu lebih lama lagi. Mood Agnes mendadak agak turun karena melihat pemandangan barusan. Ia memutuskan untuk naik ke kelas saja, daripada harus menyaksikan pemandangan yang membuat mood nya turun.

Namun sebelum ia pergi ke kelasnya, Agnes sempat dihampiri oleh salah seorang kakak OSIS sebelumnya. Kakak OSIS itu meminta kepadanya agar bisa menghimbau teman-teman OSIS angkatannya yang baru dilantik tadi ketika upacara untuk mengikuti rapat pertama anggota OSIS baru, sekaligus sebagai perkenalan dengan segala macam hal yang bersangkutan dengan kepengurusan OSIS. Awalnya, ia ingin menghampiri ketua OSIS yang baru, namun karena tak kunjung bertemu dengan ketua OSIS yang baru, maka kakak OSIS ini menghampiri Agnes yang kebetulan juga termasuk anggota OSIS baru.

"Eh, tolong ingetin ya ke temen-temen OSIS angkatan lo yang baru ini. Nanti pulang sekolah, kumpul di ruang audio visual buat rapat perdana OSIS angkatan baru. Tadi gue mau nyari ketua OSIS nya yang baru. Tapi ga ketemu-ketemu."

"Ohh, iya ka nanti gue sampein." balas Agnes dengan senyum yang sebenarnya dipaksakan.

"Oke sip. Makasih ya."

"Iya sama-sama."

Agnes pun sebelum pergi ke kelasnya, ia ke kantin terlebih dahulu untuk membeli minuman untuk sedikit menyegarkan perasaannya yang sempat menjadi agak kusut. Namun ternyata, tak disangka-sangka, ia melihat Rachel bersama dengan Arthur di kantin. Mereka sedang membeli minuman bersama. Karena kondisi Arthur belum sepenuhnya pulih, jadi ketika menaiki tangga dari warung kantin menuju ke UKS,  Rachel memegang tangan Arthur sembari perlahan-lahan menuntun Arthur. Entah mengapa, perasaan Agnes semakin bertambah kacau dan buruk ketika melihat apa yang ia lihat barusan.

Spring Day [COMPLETED]Where stories live. Discover now