#19 - Orang Aneh

34 13 1
                                    

Seminggu setelah kegiatan Retreat, semua siswa rohkris kembali menjalankan kegiatan mereka masing-masing. Kelas 11 yang sudah memegang jabatan di ekskul rohkris dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dan anggota rohkris mulai merencanakan acara-acara selanjutnya.

Sepulang sekolah, siswa-siswi yang memiliki jadwal latihan rutin ekskul di hari selasa mulai berganti pakaian menjadi pakaian khas dari ekskul mereka. Salah satunya adalah basket. Ekskul basket di sekolah Arthur memiliki jadwal latihan rutin setiap hari selasa sepulang sekolah. Di bangku keramik panjang di dekat mimbar upacara bendera sudah dipenuhi dengan tas milik anak-anak basket. Beberapa diantaranya sudah selesai berganti pakaian menjadi baju basket.

Josia yang sudah selesai berganti pakaian mengambil HP nya dan mulai berselancar ria di internet sembari menunggu pelatih datang.

"Woi." ucap Zefa yang datang secara tiba-tiba tanpa Josia sadari sembari menepuk pundak Josia. Ia hampir saja menjatuhkan HP nya karena kaget.

"Hobinya ngagetin aja sih." ucap Josia sembari tertawa kecil dan mencubit gemas pipi Zefa.

"Ihh apasih cubit-cubit pipi gue mulu." ucap Zefa sembari mencubit balik pipi Josia.

"Lo kalo lagi kayak gitu, lucu tau." ucap Josia menggoda Zefa.

"Iyadahh. Nih, gue bawain buat lo." tutur Zefa sambil memberikan sebotol air mineral dan 2 buah pisang coklat yang ia beli di kantin. Kebetulan pula Josia sedang merasa agak lapar.

"Wihh makasih banget nih. Kebetulan gue lagi laper." ucap Josia sembari mengambil satu pisang-coklat untuk ia makan. Namun tangannya langsung ditahan oleh Zefa.

"Eits, sebentar." ucap Zefa sembari mengambil satu buah pisang-coklat dari plastik pembungkusnya.

"Laper kan?" Zefa kemudian menyuapi Josia pisang-coklat tersebut. Josia sempat terdiam beberapa saat ketika Zefa melakukan hal itu kepadanya. Perasaannya kemudin menghangat, dan entah mengapa, pipinya pun memerah. Jantungnya berdebar lumayan kencang.

"Nahh, baper kan lo? Hahaha. Jadi kita impas yaa ama yang pas waktu itu sore-sore pas retreat." Zefa tertawa melihat Josia yang mendadak salah tingkah sembari mengacak-acak rambut Josia. Memang benar, cowok cool akan terlihat sangat lucu dan menggemaskan apabila sifat polos mereka keluar dan ketika mereka salah tingkah. Zefa pula yakin, bahwa kakak kelas yang berada disekitarnya akan membicarakannya karena mereka melihat apa yang dilakukannya tadi kepada Josia. Wajar saja, Josia memiliki banyak pengagum rahasia yang rata-rata berasal dari kalangan kakak kelas.

"Makasih ya" ucap Josia sembari merapikan sedikit rambut Zefa yang agak berantakan karena tertiup angin dan juga merapikan rambutnya pula.

"Iya. Semangat ya latihannya." ucap Zefa sambil menampakkan senyuman manisnya. Iapun beranjak untuk pulang ke rumah. Karena pelatih juga sudah datang, Josia menaruh HP nya di tas dan mulai melakukan pemanasan bersama-sama dengan anak-anak basket yang lain.

Latihan berlangsung sekitar 2 jam. Dari pukul 15:30 hingga 17:30. Selama latihan pun, para anak-anak basket terlihat serius dalam berlatih. Dan, sudah pasti. Jika ada ekskul yang sedang latihan di sekolah, maka siswa-siswi yang masih berada di sekolah biasanya menonton latihan ekskul tersebut. Terlebih lagi untuk kaum siswi perempuan. Biasanya mereka rela berada di sekolah sampai sore hanya untuk menonton latihan sebuah ekskul tertentu. Bukan tanpa alasan. Melainkan untuk 'menyegarkan mata'. Melihat cowok-cowok tampan nan populer. Dimana lagi mereka bisa melihat lebih dekat selain dari menonton ekskul mereka? Kira-kira begitulah isi pikiran sebagian besar siswi perempuan SMA.

Entah mengapa, namun hari itu sekitarn lapangan basket menjadi lebih ramai dari sebelumnya. Banyak warga sekitar yang tinggal di dekat sekolah memilih untuk menghabiskan waktu sore hari mereka disana. Menonton anak-anak yang sedang latihan ekskul, dan lain sebagainya. Josia menjadi pusat perhatian dari banyaknya pasang mata yang menonton latihan ekskul basket. Dari kalangan siswi perempuan hingga ibu-ibu pun terkagum dengannya. Wajar saja, alis hitam yang lumayan tebal, postur tubuh yang tinggi nan ideal, warna kulit yang putih bersih, serta poni rambutnya yang menari-nari tertiup angin membuat banyak sorot mata tertuju padanya. Tak terkecuali anak-anak kecil yang sedang berada disana. Namun, ada satu orang yang terlihat memakai pakaian serba tertutup. Seperti orang aneh. Ia pula sedang memperhatikan Josia sembari berbicara dengan seseorang di seberang sana dengan telpon.

Spring Day [COMPLETED]Where stories live. Discover now