#16 - Dufan

54 15 3
                                    

Sekitar 2 bulan setelah masa MPLS bagi siswa kelas 10 yang baru, suasana sekolah menjadi lebih hidup kembali karena koridor kelas 12 yang sempat kosong selama beberapa bulan karena mereka sudah lulus kembali terisi, dan koridor kelas 10 digantikan dengan penghuni yang baru.

Hari ini terasa lebih menyenangkan sebab lagi-lagi, sekolah mengumumkan bahwa siswa akan dipulangkn lebih cepat dari jam pulang sekolah biasanya. Para siswa pun berbondong-bondong membawa tas serta barang-barang mereka untuk pulang. Namun beberapa siswa justru memanfaatkan pulang cepat ini dengan berkumpul bersama teman-teman mereka dan bermain seharian bersama-sama di sekolah hingga sore hari. Tak sedikit pula yang memanfaatkan hal ini untuk pergi hangout bersama teman-teman se-geng mereka.

Siang itu, Arthur tidak memiliki rencana apapun. Josia sedang bermain bersama teman-temannya. Jadi tidak mungkin untuk ia ajak pulang sekarang. Tak lama, ia pun mengambil HP nya dari dalam kantongnya, lalu menelepon Rachel. Ia ingin mengajak Rachel jalan-jalan.

"Halo? Chel?"

"Iya Thur, kenapa?"

"Hari ini lo ada kegiatan ga?"

"Hah? Ga ada kayaknya. Bentar gue ngecek jadwal gue dulu." balas Rachel lalu sambungan telepon di seberang sana sempat tidak terdengar apa-apa, sekitar beberapa detik kemudian, barulah suara Rachel kembali terdengar.

"Halo Thur? Iya nih, gue ga ada jadwal apa-apa sekarang."

"Ohh. Temuin gue di depan lobby ya Chel."

"Hah, mau ngapain?"

"Udehh lo kesini aja dulu."

Setelah menunggu beberapa menit, Rachel pun datang menemui Arthur. Ia sempat menjelaskan bahwa tadi ia sedang menyelesaikan tugas kelompoknya bersama teman-temannya di kantin yang harus dikumpulkan hari ini juga. Arthur pun memaklumi hal itu. Sesaat sebelum Arthur mengatakan tujuannya memanggil Rachel, Rachel justru terfokus pada luka yang ada di dahi Arthur.

"Eh, Thur? Lo abis jatoh?"

"Hah? Engga ah."

"Lah terus itu luka bekas apaan?"

"Ohh ini tadi-" belum sempat Arthur menyelesaikan kalimatnya, Rachel langsung memotongnya dan mengambil hansaplast dari tasnya dan menempelkannya pada luka di dahi Arthur.

"Ga usah boong Thur. Luka kayak gini kan ga mungkin lo buat sendiri." ucap Rachel sembari perlahan membersihkan sisa darah kering di sekitar luka dengan tisu basah lalu menempelkan hansaplast itu ke luka di dahi Arthur. Arthur yang mematung melihat apa yang dilakukan Rachel memandangi Rachel tanpa berkedip. Hal tadi terasa begitu cepat berlalu baginya.

"Heh. Bengong aja lo. Baper ya abis digituin ama cewek? Haha." gurau Rachel yang memecah lamunan Arthur.

"Apaan sih, ge er amat lo." sahut Arthur dengan nada bercanda.

Selama beberapa menit, Arthur dan Rachel terlihat sedang bercanda. Terlihat tawa dan senyum yang lebar dari wajah masing-masing. Beberapa siswi yang melihat hal itu langsung mendadak berkumpul secara berkelompok dan mulai membicarakan Rachel dan Arthur. Namum mereka tidak begitu peduli akan segala omongan-omongan orang lain tentang mereka. Setelah selesai bercanda ria, Rachel pun menanyakan maksud dari Arthur memanggilnya ke depan lobby.

"Oiya, tadi lo manggil gue kesini buat apa?" tanya Rachel pada Arthur.

"Oh, iya. Gini. Kan nih sekolah pulang cepet. Berhubung gue ga ada kegiatan apa-apa lagi sampe nanti malem, gue pengen ngajakin lo jalan-jalan gitu." jelas Arthur menjelaskan tujuannya memanggil Rachel.

Spring Day [COMPLETED]Where stories live. Discover now