3. Pacar Kontrakan

3.6K 372 71
                                    

Hari berikutnya..........

Saint tiba di sekolah seperti biasa, mengungsi seperti biasa, masuk kelas setelah kehebohan di kelasnya reda...
Mendudukkan pantatnya setelah kursinya ditinggalkan oleh makhluk tukang invasi tadi, siapa lagi kalau bukan si harian Daily dan Sampo eh Chompo itu..

"Pagi Saint.... "
Tegur Perth pada teman sebangkunya..

"Hmmmm"
Jawab Saint seperti biasa..

"Kau oke? "
Perth bertanya lagi...

"Iya.. Aku masih hidup.. Lihat kan"
Saint menjawab sambil menekuk wajahnya..

Perth mengulum senyumnya..
Melihat Saint biasa - biasa saja seperti hari - hari lalu membuatnya yakin bahwa pilihannya tidak salah..
Coba kalau Saint datang dengan berbunga - bunga, atau tahu - tahu berubah jadi serba pink dia pasti akan menyesal seumur - umur..

Mereka duduk berdampingan seperti biasa, yang Perth tidak tahu adalah Saint berusaha keras untuk bertingkah biasa berlawanan dengan kondisi sesungguhnya yang kacau balau..
Saint belum yakin mau membantu Perth..
Apalagi jika mengingat penggemar Perth yang mencapai sembilan puluh sembilan koma sembilan persen adalah perempuan..
Hatinya tidak tega melukai perasaan begitu banyak gadis itu.

Saat break seperti biasa Saint langsung ingin terbang ke kelas Cha Aim, namun tangan Perth menahannya..

"Apa?? "
Saint menoleh..

"Nanti pulang bersama ya?? "

"Untuk apa?? "

Perth mendekatkan wajahnya..
"Mematangkan rencana kita"

Lalu....
"Kau tidak berubah pikiran kan?? "
Desaknya lagi..

"Aku boleh?? "
Saint bertanya..

"Tidak...
Kau harus lanjut... "

"Kalau begitu kenapa kamu tanya!!?? "
Saint menyentakkan lengannya dan pergi tanpa memperdulikan tatapan Perth dan beberapa teman di sekitar mereka.

Perth menghela nafas, dia tahu takkan mudah baginya untuk menekan Saint, si imut itu ternyata punya pendirian yang keras juga, tidak seperti penampilannya yang manis menggemaskan..

Siangnya Perth menunggu Saint di gerbang sekolah...
Namun anak itu tidak muncul juga, begitupun Cha Aim..
Perth tetap menunggu sambil merutuki dirinya sendiri kenapa tidak meminta nomor ponsel Saint..
Kalau begini bagaimana dia bisa menghubungi Saint....

Tepat saat kepala Perth sudah hampir keluar asap saking pusingnya, anak yang ditunggunya berjalan keluar sambil menggandeng lengan Cha Aim..

"Saint.... "
Perth segera memanggilnya..

"Ya... "
Saint menarik Cha Aim menuju mobil Perth..

"Saint... Kenapa kita ke mobil Perth?? Kita naik bus saja.. "

"Aku juga maunya begitu"
Desis Saint lebih kepada diri sendiri..
Kakinya tetap menuju ke arah Perth tanpa memperdulikan tarikan tangan Cha Aim..

"Perth?? "

Perth membukakan pintu, dan kali ini Saint naik di depan..
Sepanjang perjalanan suasana terasa sangat canggung..
Berkali-kali Perth berusaha membuka obrolan,namun usaha itu kandas saat Saint hanya bereaksi dengan "hmm" dan "hah? "

Cha Aim mengamati kedua pemuda itu dengan heran..
Duduknya dimajukan ke depan dan meraih lengan Saint..
Perth mengerutkan keningnya..
Sementara Saint menoleh ke belakang..

"Ada apa Saint??
Kalian berdua bertengkar?? "
Tanyanya cemas..

"Tidak", " Tidak "
Jawab kedua pemuda itu bersamaan..

SHIELD (End) Where stories live. Discover now