23. Perayaan - perayaan

3.3K 283 309
                                    

Part ini aku publish lagi, tanpa perubahan apa²...
Sengaja komen² yg menyakiti mata nggak kubuang, buat kenang²an...

Teman-teman, haluku indah sekali untukku,kalau ada yg tdk suka maafkan aku, aku terbuka untuk kritik, tp yg membangun, jgn cuma ngajak ribut karena nggak sesuai dengan kemauan kalian...

Selamat membaca..



.
.
.
.
.
.
.

Saint terpaksa tinggal di rumah dulu setelah penyerangan itu...

Perth tidak bisa menemani Saint karena banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikannya..
Dia ingin mengajak Saint ke kantor , tapi tidak tega dengan kondisi Saint..
Mau tidak mau dia harus meninggalkan Saint betapapun dia tidak tega.....

"Phi pergi ya sayang??
Phi akan berusaha menyelesaikan secepatnya supaya bisa cepat pulang..
Kau istirahat saja ya... "
Perth mengusap pipi halus Saint yang masih terlelap...

Setelah mencium dahi dan bibir pemuda tercintanya itu Perth merapikan selimut Saint dan keluar dari kamar dengan hati - hati...

Dia sarapan sendirian, lalu berangkat kuliah setelah menitipkan Saint pada paman Lee dan maid..

Kemarin Lee tidak menjaga Saint karena Perth bersamanya,ternyata terjadi penyerangan terhadap Saint..
Lee sudah minta maaf pada tuan mudanya itu, Perth tidak menyalahkan paman Lee karena itu memang bukan kesalahannya..

Perth benar-benar bekerja keras, bahkan waktu istirahatpun digunakannya untuk bekerja hingga dia tidak perlu lagi ke kantor setelah kuliah rangkapnya..

Tepat pukul enam sore dia sudah bisa pulang ke rumah..
Perth dengan tergesa-gesa mencari tunangannya...

Saint tidak ditemukannya di kamar maupun di tempat-tempat lain di paviliun..

Perth sudah hampir menelpon Lee ketika Saint berjalan masuk bersama paman Lee, Saint mengenakan kaos dan celana selutut dengan sepatu...

"Phi..
Phi sudah pulang??"
Saint menghampiri Perth dengan ceria..

Perth menatap Saint dengan alis berkerut..
"Kau dari mana?? "

"Latihan dengan paman Lee.. "

Lee yang melihat gelagat jelek dari tuan mudanya segera pamit...

"Apa kau tahu betapa kuatirnya aku seharian ini??
Aku menghubungimu dan ponselmu tidak aktif, sampai rumah kau tidak kutemukan dimanapun..
Ternyata kau bisa latihan??
Badanmu sudah tidak sakit??
Kenapa tidak menjawab teleponku? "

Senyuman langsung hilang dari bibir Saint...
Dia menatap Perth yang menatapnya marah...

"Phi menelponku?
Tapi aaku..... aku tidak tahu ponselku dimana..
Kupikir Phi sangat sibuk hingga tak  menghubungiku seharian ini..
Aku.. aku berlatih supaya aku tidak selalu memikirkan Phi..
Aku... Aku--.. "
Saint tidak bisa menyelesaikan kata - katanya karena mendadak tenggorokannya tersumbat air mata yang tidak bisa ditahannya lagi...

Perth tertegun,seketika dia luluh.....
Perlahan diraihnya Saint ke dalam pelukannya...
Saint membiarkan Perth memeluknya..
"Phi marah padaku...Hiks.. Hiks.. "
Isaknya di dada Perth...

"Tidak... Tidak...
Maafkan aku...
Aku hanya sangat cemas ketika tidak menemukanmu...
Maaf sayang... Maaf.. "
Perth mengeratkan pelukannya dan mengusap punggung Saint, menenangkannya...

Saint menangis terisak di pelukan tunangannya..
Setelah tangisan Saint reda, Perth mengambilkan air minum dan membawa Saint ke sofa...

"Kau tidak ingat ponselmu dimana??
Kapan terakhir kau memakainya?? "

SHIELD (End) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt