17. Pengalaman Baru

2.8K 285 137
                                    


Sejak awal memulai masa kuliah Perth tidak punya waktu lagi untuk mengikuti hura - hura kehidupan kampus karena dia sudah memutuskan untuk mengambil kuliah dengan jalur cepat, selain karena dia ingin cepat lulus,  ayahnya juga sudah ingin Perth mulai mengenal kerajaan bisnisnya..
Karena itu dia tidak ikut berpartisipasi dalam keriuhan menjadi bulan kampus meskipun dia sangat diharapkan oleh segenap teman seangkatannya juga para seniornya..

Namun mereka segera mengerti, Perth bukanlah orang biasa yang akan mudah di tekan..
Aura dominannya yang sangat kuat tidak bisa membuatnya dipaksa untuk mengikuti kemauan mereka..

Akhirnya setelah bersusah payah tanpa hasil, orang - orang itu mulai meninggalkan dia dengan  kekecewaan..

Sementara itu Saint juga mendapat tekanan yang sama..
Dengan fisiknya yang sangat menarik itu dia dijadikan calon tunggal untuk mewakili jurusannya menjadi bulan kampus..
Saint sudah mati - matian menolak, apa daya dia tidak punya alasan yang kuat ..
Terpaksalah akhirnya dia ikut berpartisipasi..

Saint kira tunangannya itu akan melarangnya namun di luar dugaan Perth mendukungnya..
Dia ingin Saint bisa mendapatkan pengalaman berharga dari kegiatan itu, yang sebenarnya tujuannya baik..
Bulan itu akan menjadi simbol jurusan mereka, menjadi panutan untuk rekan seangkatan dan juga juniornya kelak..

Begitulah....
Saint mulai mengikuti tahap demi tahap kompetisi itu dengan didampingi sahabat - sahabatnya..
Untung juga dari jurusan Perth perwakilannya adalah Nanon, sahabat Perth sendiri, jadi Saint merasa ada teman..

Di sela kesibukannya Perth masih mengawasi Saint dari jauh..
Dia dan paman Lee tetap tidak melepaskan Saint dari pengawasan..

Ada yang berbeda dari hidup mereka berdua, meski masih tinggal serumah bahkan satu kamar, namun intensitas pertemuan mereka semakin menipis..
Perth semakin jarang bisa bertemu Saint , kadang saat Saint belum bangun Perth sudah harus berangkat..
Saint sudah tertidur pulas Perth belum juga kembali..

Perlahan ada yang hilang dalam diri Saint..
Dia merasa tidak ada gunanya dia tetap tinggal di paviliun itu karena toh jarang bisa bertemu dengan Perth..

Akhirnya suatu hari dia memberanikan diri menemui calon ayah mertuanya..

Jira yang melihat Saint menunggunya  menghela nafas berat..
Dia tahu keputusan Perth untuk mempercepat kuliah dan langsung mengenal usahanya membuat kedua anak itu menjadi sulit bertemu..
Dia mengerti betapa beratnya untuk Saint yang masih sangat muda..

"Saint, duduklah...
Kau sudah lama menunggu daddy?? "
Sapanya lembut...

Saint dengan tersaruk menghampiri Jira..
"Belum daddy..
Saint baru datang.. "

Tak lama Tui datang membawakan minuman untuk suaminya..
Melihat Saint dia segera berbalik dan kembali membawa air mineral untuk calon menantunya itu...

"Minum dulu sayang.. "
Tui mengusap rambut halus Saint, memperhatikan mata bulat itu terlihat tidak berbinar lagi membuat hatinya agak tercubit..

Setelah beberapa saat tidak bisa memulai pembicaraan, akhirnya Saint mulai berdehem - dehem untuk melancarkan tenggorokannya yang terasa kering...

"Ekhem... Ekhem...
Daddy... Ekhem...
Saint mau bicara...tapi tenggorokan Saint kok kering ya? "
Saint bingung sendiri...

Jira dan Tui tertawa..
Jira menarik Saint ke pelukannya..
"Jangan gugup begitu sayang..
Apa ada yang ingin kau sampaikan pada daddy dan mommy?? "

Saint memainkan jarinya dengan gugup, dia tidak berani mengutarakan maksudnya, karena sesungguhnya dia sendiri juga bingung apa keinginannya.

"Daddy...
Saint merasa kesepian disini..
Saint selalu sendirian..
Phi Perth sangat sibuk, dia pergi pagi pulang malam..
Saint ingin... ingin ... pulang saja ke rumah mama.. "
Ujarnya takut - takut..

SHIELD (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang