34. Our Days

2.9K 255 197
                                    

Yuk kita lanjutkan....



Ada yang tanya, kenapa nggak ada warning kalau ada nganu - nganu..
Maaf, nganu - nganu itu sering nggak sengaja, nggak direncanakan, terjadi begitu aja..

Kadang nulis langsung up, nggak inget lagi untuk nulis warning...

Lagian emang warning ngaruh?
Malah pada semangat bacanya bukan?
Kannnnnnnn.....

Tapi aku janji, sekalipun ada nganu - nganu dijamin tidak vulgar, akan digambarkan secara indah, karena percintaan itu sejatinya sangat indah, eaaaaaaa....

Aku juga nggak tau yang ini bakal ada anu - anu apa nggak hahaha..

Ya udah, nulis dulu deh ahhh..

Ternyata ada nganu, yak kita pasang warning🔞🔞

Selamat membaca...

Banyak cinta untuk kalian semua

*
*
*
*
*
*

Hari - hari berikutnya paviliun kembali dipenuhi suasana ceria..
Saint yang tadinya sering terlihat sedih dan kesepian, sekarang kembali sering memperdengarkan tawa cerianya..
Kadang-kadang terdengar pekikan manjanya saat Perth yang gemas sekali pada calon istrinya itu  tak tahan untuk tidak menjahilinya...

Sore itu...
Saint sedang sibuk membuat pancake dibantu oleh maid...
Saint yang biasa tidak pernah mencicipi masakannya hari ini tiba-tiba beberapa kali terlihat mencoba rasanya..
Bahkan saat sudah matang, dia mengatur pancake itu di piring - piring kecil, menuangkan kinca di salah satu piring dan memakannya..

"Bibi...
Ini enak...
Cobalah... "
Saint memberikan teko kecil yang berisi cairan gula pada maidnya..

Maidnya menerima, mengambil piring kertas, menempatkan pancake disana dan menyiramkan kinca lalu mulai mencoba.. . .

Baru satu gigitan cepat - cepat diletakkannya piring itu dan mengusap mulutnya karena Perth mendadak muncul di dapur..

"P... Aku baru mau mengantarkan ke ruang kerja P..
Ini enak sekali...
P mau coba dulu? "
Saint segera memotong pancake di piringnya, menyuapkan pada prianya..

Perth mengunyahnya, mengacungkan jempolnya pada pria manis yang tersenyum bahagia..

"Ini benar-benar enak sayang...
Wah kau semakin pintar saja... "
Diciumnya pipi gembul itu begitu saja tanpa memperdulikan maidnya yang langsung membuang muka jengah..

"Isshhhh P, malu tahu... "
Saint mencubit pinggang Perth..
Perth terlihat tidak perduli, ditariknya lengan Saint ke kamar...

"P... Aku sedang makan pancake... "
Serunya...

Perth berbalik...
"Mana piringmu? "

Saint menunjuk piringnya dengan dagunya..

Perth membawa piring itu, Saint menambahkan dua pancake lagi, menyiramnya baru mengikuti tarikan Perth..

"Bibi... Antar untuk daddy dan mommy ya..
Juga buat paman Lee dan yang lain.. "

Maidnya mengangguk patuh..
Tersenyum menatap kedua pemuda asuhannya..
Dia ikut bahagia melihat Saint mulai ceria lagi..

Sementara itu Saint yang ditarik oleh Perth masih mengikuti saja meskipun mulutnya sambil mengomel..
"P sebenarnya kita mau apa sih?
Aku masih mau makan pancake itu.. "

"Iyaaaaa, P cuma mau mengajakmu bertemu Profesor Smith, dia ingin mengobrol denganmu.. "

"Dosen P?
Ihhhh aku malu, aku belum mandi P.. "
Saint menolak, menarik tangannya dan melarikan diri dengan langkah terseok-seok ke kamar mandi..

SHIELD (End) Where stories live. Discover now