35. Here Come The Baby Boy

3.5K 260 251
                                    





Yuk kita lanjutkan....

Hhhhhh geregetan sama jam, kenapa sih cuma 24 jam?
Itupun masih harus dipotong tidur, makan, minum, pup hahaha..

Kalau kerja nggak boleh dikeluhkan ya, nanti dibilang nggak bersyukur, karena di luar sana banyak orang yang susah karena tidak punya pekerjaan gara-gara coronces yang masih betah bener..

Jadi aku nggak ngeluh biarpun pusing ngajar online n offline, rambutku udah rontok tak terkira, takutnya nanti tau² botak kaya upin ipin hahaha...

Nah...
Kalau aku udah mulai ngoceh - ngoceh sendiri gini, warning buat kalian yang baca, karena bisa timbul ide - ide yang ajaib dari kepusingan ini...

Ada nganunya, skip aja bagian tengah kalau nggak mau baca..



Yuk mari silakan dibaca..

Stay safe n healthy ya...


*
*
*
*
*





Pernikahan Perth Saint diurus oleh WO yang pernah dihubungi oleh Tui sebelum Perth pergi ke Boston..

Untuk urusan gereja diurus oleh Plan dan suaminya Mean..

Tugas Perth hanya belajar dan menjaga calon istri dan bayinya baik - baik..

Perth mulai siaga satu dalam menjaga Saint dan calon anaknya, mengingat Saint bisa melahirkan kapan saja..
Meskipun HPL masih 10 hari lagi, tapi itu hanya perkiraan dokter..

Tui sudah membelikan tas berikut peralatan bayi, termasuk bedak dan aneka kebutuhan bayi, juga pakaian bayi dengan nuansa biru begitu tahu calon cucunya berjenis kelamin laki-laki..

Semua pakaian, selimut dan segala pernak - pernik kebutuhan bayi itu sudah dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam tas besar yang siap dibawa begitu Saint perlu ke rumah sakit..
Dia tahu putra dan calon menantunya itu pasti belum tahu hal - hal sederhana seperti itu..

Jira melengkapi paviliun dengan kamar bayi lengkap dengan box besar,bak mandi bahkan stroller juga sudah siap..

Perth dan Saint mengucapkan terima kasih untuk semua hadiah yang mereka terima..

Saint sendiri sibuk menghias kamar bayi dengan sangat antusias..
Perth menemani sambil mengawasi karena Saint sering lupa jika dia sedang hamil besar.


Pernah Perth hampir saja kena serangan jantung ketika dia masuk ke kamar bayi setelah tidak menemukan Saint dimanapun, ternyata Saint sedang naik di atas kursi berusaha memasang hiasan..

Perth segera memburu dengan cemas...
"Baby....
Hati-hati...
Biar P yang naik..
Kau mau memasang apa????!!!! "
Teriaknya seraya memeluk Saint erat - erat..

Saint yang terkejut buru - buru berpegangan ke tembok..
"Phiiiiiiii aku terkejut...
Jangan berteriak tiba - tiba begitu..
Kalau aku terjatuh bagaimana? "

Perth menurunkan tubuh montok Saint dengan hati - hati, memeluknya erat dengan jantung berdegup kencang..
"Kau hampir membuat P kena serangan jantung sayang..
Tolong jangan mengerjakan hal yang berbahaya seperti ini..
Bukankah kau bisa meminta tolong pada P atau salah satu pegawai kita? "
Ujarnya..

Saint menangkup kedua pipi Perth, menatap wajah tampan yang selalu mengkuatirkan dirinya itu..
"Iya...
Aku janji..
Lain kali tidak lagi..
Jangan selalu kuatir padaku P..
Aku ini juga laki-laki kalau P lupa.
Aku tidak selemah itu.. "
Lantas dilingkarkannya kedua lengannya di leher kokoh Perth dan mengecup bibir Perth sekilas..

SHIELD (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora