9. Kerisauan

4.1K 339 240
                                    

Saint tidak diijinkan untuk sekolah selama beberapa hari oleh Perth, betapapun dia merengek..

Perth tidak tega meninggalkan Saint setelah tahu Saint selalu menjerit ketakutan dalam tidurnya..
Dia minta ijin untuk menemani Saint, ibu Saint yang melihat sendiri kondisi Saint tiap malam mengijinkan Perth menginap dan menjaga putranya..

Perth sendiri yang mengantarkan ke dokter dan meminta surat dokter untuk diserahkan ke guru wali kelas mereka..

Perth juga telah mengabari ibunya bahwa dia akan menginap di rumah Saint dan meminta dikirimkan pakaian..yang segera dikirim keesokan harinya..

Sementara itu....

Plan, Tonnam dan Mean mencari orang - orang yang telah berani bertindak anarkis pada Saint..
Mereka bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciduk makhluk - makhluk kebakaran jenggot itu...
Perth yang sudah gatal ingin menghajar orang terpaksa minggir karena Plan mengancam akan memisahkan Saint dengannya kalau Perth ikut mencari..
"Tugasmu hanya menjaga adikku..
Dia masih ketakutan...
Kami yang akan mencari semua pelakunya,kalau sudah ketemu kau boleh menghajar mereka sampai jadi perkedel.. "
Ujar Plan tegas.

Perth menurut, dia tetap menjaga Saint sambil sesekali menghamili bibir imut itu..
Saint yang masih ketakutan akan hamil sudah berusaha menolak ciuman Perth, tapi Perth selalu punya cara untuk mencuri ciuman dari kekasih manisnya itu..

"Phiiiiiiii....
Aku masih ingin sekolah..
Aku mau jadi guru..
Jangan cium aku terus..
Kalau aku hamil nanti aku harus berhenti sekolah.. "
Keluh Saint saat Perth yang duduk di sampingnya di taman belakang rumahnya memeluknya dan mulai menciumi pipinya dan sudah berhasil mencuri ciuman di bibirnya walau sepintas karena dia segera berpaling..

Perth tersenyum geli..
"Baby...
Kau sudah pernah belajar anatomi kan?
Sudah sampai mana belajarnya?
Sudah sampai bagian organ reproduksi belum?? "
Tanyanya..

"Sudah..
Tapi bagian itu belum, kata Aim jorok, jadi aku juga nggak baca.. "
Saint menjawab tanpa dosa..

Perth terkekeh sambil mengacak-acak rambut halus Saint..
Kok bisa ada makhluk seimut ini dengan pemikirannya yang masih polos..
Perth jadi merasa seperti berpacaran dengan anak SD..

"Saint.. Benar umurmu belum 17? "

"..... "

"Saint.. "

"....... "

"Sayang...
Jangan marah..
Kan aku hanya bertanya.."

"Phi pasti menyesal pacaran denganku kan?
Aku memang bodoh..
Aku tidak tahu menyenangkan pacar..
Aku.. Aku belum pernah punya pacar..
Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan pada pacarku..
Maafkan aku Phi.. "
Saint menundukkan wajahnya..

Perth mengangkat wajah manis kekasihnya, menatap matanya yang mulai berkabut..
Perth mengusap pipi putih yang masih ada bekas memar itu hati - hati..

"Apa masih sakit sayang?? "
Tanyanya sendu..
Masih kesal dengan peristiwa itu..

"Sedikit Phi..
Apa Phi menyesal pacaran denganku?"
Saint masih bertanya cemas..

Perth menangkup kedua pipi Saint dan mengecup ujung hidung bangirnya..
"Tidak sayang..
Aku mencintaimu..
Mana mungkin aku menyesal pacaran denganmu..
Kupikir mungkin kamu yang menyesal pacaran denganku..
Aku yang membuat orang - orang membencimu..
Kalau kamu tidak berkenalan denganku hidupmu tetap tenang.. "
Perth membawa wajah Saint ke bahunya, memeluk tubuh ringkih itu erat - erat..

Saint membalas pelukan Perth meskipun tubuhnya masih sakit disana sini..
Perth mengusap punggung sempit Saint hati - hati, dia tahu Saint masih merasa sakit..

SHIELD (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang