Bab 4

20K 2.2K 112
                                    

Apakah ini namanya jatuh cinta?

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Comen yg banyak ya..

****

Pangeran risih mendengar teriakan Kalila yang terus menyemangati Rio. Apasih bagusnya si Rio itu? Bahkan sekali toel saja ambruk. Sore ini Pangeran menerima tawaran Samudra untuk gabung ke dalam tim sepak bola SMA 1 Sukoharjo. Kebetulan sekali ia juga pemain inti di klub sepakbola di sekolahnya dulu. Teman-teman Samudra sangatlah ramah. Dia cepat bergaul dan berita tentang ia menyelamatkan Samudra juga sudah tersebar luas. Jadi karena itu banyak anak-anak yang memujinya.

"Rio... Rio... Rio...." Suara jeritan itu mengganggu konsentrasi Pangeran. Kesal dengan itu Pangeran terbawa emosi. Ia yang awalnya hanya menjaga di belakang menjadi pemain belakang. Ia berlari ke depan. Merebut bola yang di bawa Rio ketika pria itu mencapai garis tengah. Bak pemain bola profesional. Pangeran merebut bola (tackling) dari arah samping kanan sambil berdiri. Pangeran berhasil bola berpindah padanya. Lalu Pangeran melakukan tendangan jarak jauh Drive Shoot membuat bola bergerak jauh lalu menukik ke arah gawang dan gol.

Suasana jadi hening karena itu. Mereka dibuat takjub oleh Pangeran. Lalu barulah munculah sorak dan tepuk tangan dari beberapa penonton yang terkagum bahkan sang pelatih menatap Pangeran kagum.

"Anjay lu hebat banget!!" Samudra menepuk pundak Pangeran.

"Biasa aja."

Rio menatap tak suka ke arah Pangeran. Karena pria itu berhasil mencuri perhatian orang-orang. Biasanya ia yang jadi bintang utamanya bukan pria itu. Rio adalah kapten tim sepak bola ini. Lalu bunyi peluit kembali di bunyikan permainan terus berlanjut hingga selesai.

"Akhirnya selesai juga." Pangeran membaringkan dirinya di lapangan. Ia bahkan tidak menyadari sang pelatih datang ke arahnya.

"Hey anak baru!!"

"Siapa namamu?"

Mendengar itu Pangeran bangun. Ia menatap pelatih itu dengan tersenyum lebar. "Pangeran Kalvin Anggara."

"Saya Haris, saya mau kamu gabung dengan tim jadi penyerang. Kamu mau?" Pangeran mengangguk menjawab itu. Kemudian Haris pergi meninggalkan Pangeran.

Rio memperhatikan semua itu. Ia kesal setengah mati. Kehadiran Pangeran hampir saja merebut posisinya. Kenapa juga pelatih bisa memasukan anak itu seenaknya? Padahal dulu saja ia harus ikut seleksi dengan ketat. Rio melempar botol minumannya. Kehadiran cewek yang selama ini mengejar-ngejarnya juga membuat kemarahannya memuncak apalagi ayahnya baru saja mengiriminya pesan bahwa mereka akan makan malam dengan keluarga Kalila yang tidak lain adalah Hariawan untuk membicarakan perjodohan karena orang tua mereka bersahabat dari kecil. Ia tahu ayah Kalila itu hanya ingin memanfaatkan kekayaan keluarganya. Jadi ia benci dengan Kalila pasti gadis itu mengejarnya hanya karena dia kaya. Dan tentu juga pasti perintah ayahnya. Ia juga tahu fakta bahwa ibu dan kedua saudara gadis itu juga matre. Ia juga sebal ketika Kalila caper dengan ibunya. Ibunya sangat menyukai Kalila bahkan sering membuat kue bersama. Rio tahu Kalila tidak tulus ia hanya ingin hartanya.

Rio tersenyum sinis ke arah Kalila. Gadis itu sekarang sedang meneriaki namanya dengan penuh semangat dan melambaikan tangan ke arahnya. Gadis itu melangkah mendekatinya. Rio hanya diam ketika Kalila mengajaknya berbicara.

"Semangat Rio!! Nggak papa kalah besok kamu yang menang." Kalila dengan ceria mengatakan itu. Orang-orang menatap mereka penuh minat. Maklum Rio adalah idola sekolah dan apapun yang dilakukan pria itu pasti menjadi tontonan orang-orang.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now