Bab 14

13.7K 1.7K 128
                                    

Muka jeleknya Pangeran*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Muka jeleknya Pangeran*

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Jangan pelit Vote and Coment nanti kuburannya sempit lohhh

***

Setelah istirahat ada pelajaran olahraga. Murid-murid kelas XI IPA 3 sudah mengganti baju kecuali Kalila. Gadis itu punya penyakit jantung jadi kadang kalau olah raga berat seperti lari keliling lapangan dan bermain bola basket atau sepak bola ia tidak diijinkan ikut. Karena dulu ia pernah ikut dan kelelahan.

Kalila duduk di bangku lapangan melihat teman-temannya berlari mengelilingi lapangan. Ia jadi memikirkan hal aneh ketika melihat Pangeran baik terhadap perempuan lain. Ia merasa tidak rela. Rasanya hanya dia yang pantas mendapatkan perhatian dari pria itu.

Kalila mendesah, kenapa ia jadi seperti ini? Bahkan bisa dikatakan ia tidak seintens dulu mengejar Rio. Bahkan ia jarang mengirimi Rio pesan lagi seperti dulu dan juga ia tidak membuatkan bekal seperti biasanya untuk Rio. Anehnya ia malah terus mencuri pandang pada Pangeran.

"Kalila tolong bantu bapak untuk mengukur kecepatan lari anak-anaknya." Pinta Pak Rahmat memberikan stopwatch dan lembar nilai siswa. Saat ini akan diadakan penilaian kecepatan saat lari. Kalila mengangguk lalu mengikuti pak Rahmat mendekat ke dekat anak-anak yang sudah berbaris dua-dua sesuai absen dan laki-laki berpasangan dengan laki-laki begitu juga dengan perempuan agar hasilnya adil. Entah kebetulan atau tidak Pangeran dan Rio bersanding untuk menjadi lawan mungkin karena nama mereka. Mulai dari Ani dan Asri trus berlanjut hingga Winda dan Yuli sebagai penutup. Lalu di lanjut untuk kloter laki-laki Adam dan Alvian menjadi laki-laki pertama yang memulai.

Samudra tiba-tiba saja datang menghampiri Kalila. Pria itu mendapat giliran terakhir. Ia menepuk kepala gadis itu menanyakan mengenai penyakitnya. Kalila seperti biasa dia mengatakan dia baik-baik saja. Disaat itu pula nama Pangeran dan Rio di panggil untuk diadu. Otomatis Kalila mengalihkan pandangannya pada lapangan untuk melihat ke dua pria itu.

"Kamu masih menyukai Rio?" Tanya Samudra yang tidak mengerti jalan pikiran Kalila.

"Lagipula aku juga tidak punya pilihan untuk menyukai pria lain bukan?" Kalila menghela napas. Sekalipun ia berusaha untuk jatuh cinta dengan pria lain itu sia-sia. Keluarganya tidak akan suka, apalagi ia dijodohkan dengan Rio. Tidak ada alasan untuk tidak menyukai pria itu. Kalaupun ia menyukai pria lain, ayahnya pasti akan kecewa.

Samudra terdiam mendengar itu. Ia tahu keluarga Kalila sangat berharap gadis itu bersanding dengan Rio. Karena keluarga Rio pernah memberikan bantuan ketika perusahaan ayah Kalila bangkrut. Bahkan menjadi investor tetap di perusahaan ayahnya.

"Lagipula kamu tahu sendiri bukan, jika aku berhasil membuat Rio jatuh cinta padaku maka ayahku akan menyukaiku. Hanya itu yang aku inginkan. Ayahku bisa mencintaiku dan mau menerimaku sebagai anaknya." Ujar Kalila berusaha menahan air mata. Alasan dibalik kenapa ia begitu menyukai Rio, ia melakukan itu agar ayahnya mau melihatnya sebagai anak. Ia ingin merasakan kasih sayang seorang ayah sebelum ia pergi dari dunia ini. Waktunya tak lama lagi. Hanya bersama Rio saja ayahnya mau berbicara dengannya. Tepat saat itu juga Pluit dibunyikan memulai adu lari.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now