Bab 19

13.4K 1.7K 138
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Love dulu buat part ini ♥️

Yuk sebutkan kota Kalian 🤗 dikolom komen..

****

Hari ini adalah hari pertama Ujian Tengah Semester. Siswa-siswi duduk sesuai nomer ujian dan mereka duduk berdampingan dengan adik kelas jadi duduknya di acak sesuai nomer absen. Sama seperti saat ini, Pangeran duduk di kelas X IPA 1 dengan adik kelas seorang laki-laki kelas X IPS 1.  Pangeran menatap lembaran soal bahasa Jawa di hadapannya dengan jengah. Inilah yag tidak ia suka adalah mengerjakan ujian bahasa Jawa. Karena ia tidak bisa.

Pangeran melirik Kalila yang duduk di sampingnya namun di batasi oleh adik tingkat. Sedangkan di belakangnya adalah Rio dan Samudra.   Ia juga terpisah dengan Alvian dan kawan-kawan mereka berada di kelas sampingnya. Pangeran membaca soal dengan cepat lalu menyilang jawaban. Berharap soal yang ia hapalkan di LKS keluar semua. Kepalanya cenat-cenut membaca huruf aksara Jawa, Krama Alus dan kawan-kawannya.

Setelah dua puluh menit ia berkutat dengan soal. Pangeran menutup lembar jawabannya. Walaupun ia tidak bisa menjawab ia tidak akan menyontek dan meminta jawaban teman. Ia lebih suka hasil sendiri.

Kalila terlihat begitu serius mengerjakan soal. Timbul hal iseng yang ingin Pangeran lakukan.

"Dek minta kertas oret-oretan (Coretan) lu ya!!" Pinta Pangeran kepada adik kelas yang lagi rumit mengerjakan soal Akuntansi. Si adek hanya mengangguk-anggukan kepala sambil menyerahkan selembar kertas miliknya.

Pangeran menyobek kertas itu menjadi kecil lalu menuliskannya. Ia melirik sekitar apakah pengawas memperhatikannya atau tidak? Disaat ia rasa sudah aman, Pangeran melempar kertas itu ke samping. Namun tidak sampai ke meja gadis itu tapi ke adik kelas perempuan yang duduk di sebelah Kalila.

"Dek, kasih ke sebelah." Ujar Pangeran tanpa suara sambil mengode si adik kelas. Untunglah adik kelasnya itu peka dengan memberikan kertas itu pada Kalila.

Kalila mengerutkan keningnya. Awalnya ia bingung, namun mengerti setelah si adik sebelahnya menjelaskan. Dengan kesal ia membuka gulungan kertas itu dan membacanya. Dalam hati Kalila ingin mencubit Pangeran karena telah menganggunya mengerjakan soal.

"Udah Sarapan?" Kalila mendengus membaca pesan tidak penting itu. Kalila membuangnya ke kolong meja tanpa ingin membalasnya.

Pangeran yang dicueki merobek kertas dan bersiap untuk menulis lagi. Sama seperti tadi Pangeran melemparkan ke arah Kalila. Untungnya kali ini tepat di meja Kalila. Mau tidak mau Kalila membukanya, ia membaca itu dengan kesal.

"Udah minum obat? Jangan sakit lagi..." Entah kenapa Kalila merasa tersentuh membaca itu. Kalila tersenyum tanpa sadar. Tapi ia tidak mau membalas pesan itu. Ia tidak ingin Pangeran kege-eran. Kalila menaruh kertas yang Pangeran tulis ke dalam laci. Namun datang lemparan kertas lagi. Kalila membukanya dengan cepat.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now