Bab 7

15.5K 2K 222
                                    

Pengen tahu ni umur berapa aja 😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengen tahu ni umur berapa aja 😂😂

Love dulu buat part ini ♥️♥️

**

Pangeran melangkah meninggalkan Kalila. Ia menghela napas, ia tidak menyukai fakta bahwa gadis itu begitu menyukai Rio hingga membuatnya terluka. Ingin sekali Pangeran memukul wajah Rio yang angkuh itu. Tapi ia menahannya ia takut tidak bisa mengendalikan dirinya.

Langkah Pangeran terhenti melihat empat orang pria menghentikannya. Mereka menatap Pangeran dari atas sampai bawah dengan intens. Risih dengan mereka, Pangeran membuka suaranya.

"Ada perlu apa?" Tanya Pangeran.

"Kamu yang namanya Pangeran." Pangeran mengangguk. Ia seperti sedang diintrogasi saja. Apa salahnya? Perasaan ia belum melakukan hal buruk apapun di sekolah ini. Selain menantang Rio si cowok tengil itu. Jangan bilang kalau keempat orang ini antek-antek Rio. Kalau ia Pangeran tak akan segan melepas tinjunya.

"Lo mau nggak gabung sama kita?" tanya Adam salah satu dari empat orang tersebut.

"Gabung apa?" Pangeran menatap keempat orang ini bingung. Ia kaget padahal ia masih baru disini dan belum banyak mengenal orang-orang disini. Lalu tiba-tiba disuruh gabung, padahal ia kira akan diajak adu tinju. Ternyata pemikirannya salah.

"Gabung geng kita. Lo taukan Andreas udah dikeluarin dari sekolah, kita mau Lo gantiin posisi dia. Soalnya gue denger kemarin Lo berhasil ngalahin Dilan. Jadi menurut kita Lo orang yang tepat. Kalau Samudra mah lemah, dia nggak cocok." Berita Dilan yang berhasil dibuat babak belur sama Pangeran ternyata sudah tersebar luas. Pangeran meringis mendengar itu. Popularitasnya meningkat tanpa ia sadari.

"Terus hubungannya sama gue apa?" Pangeran merasa keempat orang ini aneh.

"Mungkin kalau ada lo, Dilan nggak bakal rusuh dan bersikap seenaknya lagi ke kita. Intinya kita minta perlindungan sama lo." Pangeran tertawa mendengar perkataan Heru.

"Minta perlindungan kok ke gue. Ya ke Tuhan lah," balas Pangeran dengan nada bercanda. Ke empat orang itu ikut tertawa sebentar, namun kembali serius lagi.

"Plis, Lo nggak kasihan sama kita-kita. Gimana nanti kalau kita dikroyok sama hilang di culik mereka. Dilan tuh orangnya nekat, lagian gue pastiin Lo juga bakal jadi target Dilan karena udah buat dia malu. Lo bakal diincar terus kayak gue." Heru memelas, ia pernah di cegat Dilan waktu beli cilok. Padahal ia sudah membayar namun karena ada Dilan terpaksa ia tinggalkan. Dari pada harus babak belur.

Pangeran menghembuskan napas. Ia sebenarnya tak peduli jika harus by one dengan Dilan. Hanya saja pasti akan sangat merepotkan jika Dilan membawa satu kampung dan dia hanya seorang diri. Sepertinya bergabung dengan mereka bukan ide yang buruk.

"Apa untungnya kalau gue gabung?"

"Lo boleh jadiin Heru babu lo sampe lulus!" Usul Alvian yang dihadiahi pelototan tak terima oleh Heru. Sial, ia selalu jadi tumbal. Sedangkan Faris hanya diam. Ia bingung harus membalas apa. Ia hanya memperhatikan mereka.

"Anjir lah! Gue terus yang kena. Apa salah gue terlahir ganteng jadi kena bahan Bulian terus?"

"Najis! Ganteng darimananya coba?"

"Muka gue tuh ganteng kayak Jaehyun." balas Heru tak ingin kalah.

"Diem Her, ini lagi serius Anjir!"

Akhirnya setelah diomeli Faris dengan nada kasar. Heru memilih diam.

"Kalau Lo mau gabung kita janji bakal jadi sahabat yang setia dan selalu ada buat lo disaat suka dan duka." Adam mengucapkan itu seakan sedang mendeklarasikan sumpah pemuda. Pangeran menggelengkan kepala melihatnya.

"Gue mau kok bantu kalian, lagian gue juga butuh temen."

"Lo mau gantiin posisi Andreas?" Pangeran mengangguk, ia gabut. Kapan lagi punya anak buah? 

Keempat orang itu berseru senang. Mereka merasa aman sekarang.

"Ya udah lanjut nanti lagi. Udah mau bel." Kemudian mereka berpisah ke bangkunya masing-masing.

Ketika Pangeran duduk ia tidak sengaja menangkap Kalila tengah menatapnya duduk mereka samping-sampingan hanya dipisahkan oleh jarak meja yang berjauhan.

Pangeran tersenyum membalas gadis itu. Kalila membuang muka malu. Pipinya bersemu akan hal itu. Ia pura-pura membaca buku sambil menutupi wajahnya ketika terpergoki oleh Pangeran. Bahkan ia tidak sadar jika buku yang ia baca terbalik.

"Kamu hebat ya bisa baca buku terbalik." Ujar Pangeran. Mendengar itu Kalila tersadar ia langsung membalikkan bukunya.

Kalila malu karena telah melakukan hal bodoh di depan Pangeran. Lagipula kenapa ia bisa-bisanya membaca buku kebalik. Kalila merutuki kebodohannya.

"Bukan urusanmu! Dasar Pangeran Jelek!"

"Jelek itu ada singkatannya loh.."

"JELas-jElas Keren."

"Terserah." Kalila menenggelamkan wajahnya yang malu ke dalam buku sambil memukul kepalanya. Ia merasa bodoh melakukan hal ini. Bisa-bisanya ia salah tingkah di tatap balik Pangeran. Apalagi senyum pria itu yang menambah ketampanannya berkali-kali lipat.

Tangan Rio mengepal melihat itu. Ia berdecih tidak suka. Ia benci berada di posisi ini. Kenapa akhir-akhir ini dirinya tidak suka jika ada yang menaruh hati pada Kalila?

*****
Gimana cerita ini menurut kalian maaf agak bosan? Hikss...hikss 😭😭😭

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE 🍁

Follow Instagram @wgulla_

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang