Bab 13

16.6K 1.7K 108
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Yuk sebutkan kota kalian?

*****

Pangeran mendadak kaku mendapat pelukan Kalila. Jantungnya berdebar begitu cepat. Rasanya nyaman sekali, namun cuma sebentar karena setelah itu Kalila melepaskannya. Pangeran merasa kehilangan, dalam batinnya rasanya ia ingin memiliki Kalila secepatnya.

"Terimakasih telah mengkhawatirkan-ku." Ujar Kalila sambil tersenyum hal itu membuat hati Pangeran berdesir karena Kalila nampak cantik di matanya.

"Aku senang kamu khawatir padaku. Bagaimana kalau kita jadi teman?" Mendengar itu Pangeran terdiam.

"Sama seperti Sammy." Jadi posisinya di hati Kalila sama seperti Samudra. Pangeran terkekeh, tiba-tiba logikanya tak berdaya mengartikan semua ini. Pangeran tersenyum kecut memang selama ini hubungan mereka itu seperti apa. Dia saja yang gila tiba-tiba datang ke gadis itu mengaku sebagai seorang pria yang ingin melindungi gadis itu. Padahal mereka bukan teman bahkan tidak saling mengenal. Pangeran baru sadar ternyata dia memang gila.

"Pangeran..." Panggil Heru yang tiba-tiba datang di antara mereka.

"Akhirnya Lo sadar juga. Astaga gua nggak bisa bayangin kehilangan Lo." Heru memeluk Pangeran erat.

"Yang lain mana?" Tanya Pangeran hanya melihat Heru disini.

"Di kelas udah masuk. Tadi gua pura-pura izin kamar mandi sekalian nengok elo. Alhamdulillah udah sadar." Saat itu juga Pangeran tersadar Kalila pergi. Matanya mencari sosok tapi tak ada satupun.

"Cari siapa bro?"

"Kalila kemana dia?" Ternyata gadis itu pergi meninggalkannya ketika ia berbicara dengan Heru.

"Dia udah ke kelas paling. Lo masih sakit nggak? Kalau udah sehat ayo ke kelas." Pangeran mengangguk ia turun dari tempat tidur lalu berjalan berdampingan dengan Heru ke kelas. Dalam pikirannya hanya Kalila, jadi gadis itu rela ketinggalan jam pelajaran hanya untuk menemaninya di UKS. Sudut bibir Pangeran melengkung melukis senyum. Tak apa dia hanya menjadi teman, yang terpenting gadis itu bisa dekat dengannya.

Benar saja ketika mereka masuk sudah ada guru disana dengan sebuah gitar. Bu Ulfi merupakan guru Seni musik. Pangeran mengetuk pintu kemudian salam dan meminta izin untuk masuk. Setelah itu ia duduk di bangkunya. Terlihat anak-anak tengah serius mendengarkan ucapan sang guru.

Pangeran berusaha untuk memahami apa yang Bu Ulfi katakan, walau sebenarnya ia tidak konsen. Ia terus menatap Kalila yang duduk di sebelahnya. Sebenarnya Pangeran sudah paham bagaimana cara memainkan gitar. Karena Bu Ulfi terlihat sedang menunjukkan beberapa kunci gitar.

"Disini udah ada yang bisa main gitar?" Tanya Bu Ulfi. Ruangan tiba-tiba jadi sunyi. Tidak ada satupun yang menjawab.

"Kalau nggak ada yang jawab biar ibu panggil aja. Buat maju ke depan." Banyak anak-anak yang mendesah. Jujur mereka memang belum terlalu bisa. Mungkin ada beberapa yang bisa tapi mereka paling tidak suka maju ke depan. Karena biasanya wanita itu menyanyikan lagu yang aneh-aneh. Atau pasti ada tujuan dan maksud tertentu. Seperti kemarin ada yang tiba-tiba saja dimasukan jadi anggota paduan suara padahal anak itu tidak mau. Sejak saat itulah mereka kapok.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now