Bab 20

14.7K 1.8K 152
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

****
Mungkin ini adalah takdirku. Mengagumi tanpa dicintai.

****

Pangeran menatap Samudra tajam. Saat ini ia sedang mengintrogasi Samudra dengan berbagai macam pertanyaan. Ia ingin mengenal Kalila lebih jauh. Ia sudah muak dengan Rio yang semakin hari semakin brengsek memperlakukan Kalila seenaknya.

"Jadi ada keperluan apa lu manggil gua kesini?" Tanya Samudra yang duduk di hadapan Pangeran mereka duduk di karpet di ruangan atas. Karena di bawah di gunakan untuk bermain PS oleh anak-anak lainnya. Alvian serta yang lainnya hanya diam menunggu mereka penasaran dengan Pangeran. Pasti ada hubungannya dengan Kalila. Mereka juga sudah bertekad untuk membatu Pangeran agar bisa bersatu dengan Kalila. Jadi mereka minta dilibatkan andil dalam hal ini. Karena Pangeran adalah bos mereka bahkan lebih dari bos karena pria itu memperlakukannya seperti seorang saudara.

"Kenapa Kalila begitu ngotot ngejar Rio?"

"Apa gua perlu jawab?" Balik tanya Samudra.

"Kalau lu beneran sahabatnya pasti lu akan menjawab. Karena lu nggak akan biarin Kalila menderita. Menurut lu apakah selama ini Kalila bahagia mencintai Rio?"

"Kalau lu beneran sahabatnya lu nggak akan biarin Kalila hidup seperti itu. Apalagi dia punya penyakit serius bukan main-main." Samudra terdiam mendengar itu, apa yang Pangeran katakan benar. Ia hanya diam dan tidak pernah mencari cara bagaimana agar Kalila bisa bahagia.

"Gua nggak tahu mau bersikap gimana lagi. Kalila itu nggak di anggap keluarganya, bahkan ayahnya. Karena dia adalah anak haram. Anak hasil selingkuhan ayahnya. Bisa dibilang Kalila itu bukan anak yang diinginkan. Jadi dia berusaha mencari perhatian ayahnya, salah satu caranya itu dengan Rio. Kebetulan juga Rio itu cinta pertama Kalila. Jadi Kalila merasa itu memang takdirnya walau ia nggak pernah bahagia dengan itu."

"Itu bukan cinta Sammy tapi obsesi. Kalila suka sama Rio agar ayahnya mencintainya. Jadi dia terobsesi sama Rio. Lo tahu sendiri bukan kalau orang udah terobsesi dan dia nggak bisa dapetin apa yang dia mau dia bisa gila bahkan menyakiti dirinya sendiri. Lu mau Kalila semakin menderita bahkan diakhir hidupnya." Balas Pangeran dengan gusar. Ia tidak bisa membayangkan hal itu. Kalilanya tidak pernah mendapat kebahagiaan bahkan sampai akhir hidupnya.

Suasana menjadi tegang namun tiba-tiba suara tangisan terdengar. Membuat orang-orang menoleh ke arah Heru. Pria itu menangis. Mereka menatap aneh ke arah Heru. Bisa-bisanya pria ini menangis? Disaat situasi sedang seperti ini.

"Gua nggak nyangka aja hiks... Hiks... Ternyata si koala hidupnya kayak di novel-novel wattpad yang gua baca...hikss...hikss...." terang Heru menjelaskan kepada teman-temannya ketika ditatap sedemikian rupa.

"Njirr..."

"Pengen gua botakin palalu." Seru Faris menatap Heru jengah. Gara-gara dia obrolan menjadi terhenti. 

"Alay lu nggak hilang-hilang."

Pangeran menghela napas kemudian kembali bicara. "Jadi gimana Sam lu masih mau dukung Kalila sama Rio?"
Samudra kemudian menggeleng. Ia tahu selama ini ia pengecut. Ia hanya bisa mengangumi Kalila tapi ia tidak pernah berani mengatakan perasaannya. Tidak seperti Pangeran yang berusaha mendapatkan hati Kalila.

Apalagi disaat tadi ia melihat Kalila melindungi Pangeran dari pukulan Rio. Ia tahu bahwa sahabatnya itu sudah mulai menyukai  Pangeran. Sepertinya Kalila tidak akan pernah menjadi miliknya. Ia harus cukup puas menjadi sahabat gadis itu.

"Lu nggak mau memperjuangkan perasaan lu ke Koala?" Tanya Heru. Membuat Adam yang duduk di sebelah Heru mencubit paha pria itu. Temannya ini memang selalu frontal disaat yang tidak tepat. Ia takut Pangeran mengamuk lalu menyerang Samudra. Heru itu tidak peka sekali kalau si Pangeran itu menyukai Kalila.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now