Bab 32

13.8K 1.7K 165
                                    

Author imut yang ngalahin Dea imut datang lagi menghibur kalian...

Berapa lama kira-kira author belum update 😭😭

Kuota habis ngk bisa upload harus tetring dulu

Ada yang kangen author?😭😭😭

Love dulu buat part ini ♥️

*****

Kalila melangkah dengan cepat ke ruang UKS. Ia akan menghubungi Pangeran disana. Saking terburu-buru nya ia bahkan tidak sadar menabrak sesuatu hingga jatuh.

"Maafkan saya," ucap Kalila lirih. Gadis itu terjatuh di lantai.

"Kamu tidak apa-apa nak." Seseorang menolongnya. Kalila mendongak, ia terpaku melihat seorang wanita cantik berusia sekitar 40 tahun yang begitu anggun dengan gamis syar'i yang menyelimuti tubuhnya. Wanita itu bagaikan bidadari yang diturunkan untuk menolongnya.

"Eh iya Bu,"

"Mari saya bantu." Kemudian Sheila membantu Kalila berdiri. Gadis itu nampak salah tingkah dengan kehadiran Sheila. Karena penampilan Sheila yang begitu menyejukkan.

"Kamu baik-baik saja kan."

"Iya Bu, saya tidak apa-apa. Terimakasih sebelumnya Bu.."

"Alhamdulillah."

"Nama kamu Kalila?" Tanya Sheila melihat name tag di dada gadis itu. Ia merasa tak asing dengan nama itu. Karena Pangeran pernah memberitahunya. Jangan-jangan dia gadis yang telah memporak-porandakan anaknya. Cantik walaupun tidak berkerudung sepertinya tapi tidak masalah. Itu bisa menjadi nilai lebih buat Pangeran agar bisa lebih dewasa menjadi seorang pemimpin di keluarganya. Sheila terkekeh membayangkan anaknya yang nakal itu menikah.

"Iya Bu. Maaf sebelumnya ibu ada perlu apa ke sekolah ini. Siapa tahu saya bisa bantu sebagai tanda terimakasih saya." Sheila tersenyum mendengar itu.

"Saya mau ke ruang Bimbingan Konseling."

"Mari Bu saya antar."

"Tidak usah nanti merepotkan kamu."

"Tidak apa-apa Bu. Saya tidak repot kok Bu."

"Nama saya Sheila, panggil saja bunda." Ucap Sheila sambil tersenyum manis. Hal itu membuat Kalila lagi-lagi salah tingkah. Ia merasa seperti butiran pasir berada di dekat ibu ini.

"Iya Bu-bunn."

"Jangan malu-malu biasakan aja biar nanti nggak canggung."

"Eh iya bunda--"

"Anak saya itu nakal sekali suka berkelahi sejak kecil. Dulu dia juga ikut beladiri mungkin karena itu, ya walau alasan dia berkelahi untuk membela temannya bukan pamer. Tapi saya suka khawatir takut dia kebablasan," Sheila bercerita tentang anaknya pada gadis itu sambil berjalan. Kalila diam mendengarkan walau ia tidak tahu niat ibu itu mengatakan seperti itu untuk apa.

"Bunda boleh minta tolong sama kamu tidak?"

"Tentu saja boleh Bun. Kalau Kalila bisa bantu pasti Kalila lakukan."

"Tolong awasi Pangeran kamu larang dia jangan sampai dia berkelahi lagi di sekolah." Kalila mengerjapkan mata seakan sedang berpikir. Ia bahkan terpaku berdiri di depan pintu ruangan bimbingan konseling. Jadi maksudnya ibu tadi?

"Bunda pamit dulu ya nak. Semoga bisa ketemu lagi. Terimakasih sudah mengantar bunda." Setelah mengatakan itu Kalila tersadar jika orang yang bersamanya tadi adalah ibunda Pangeran.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now