Bab 22

14.2K 1.7K 121
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

****

Dari sekian banyak hal di dunia ini. Aku hanya ingin dicintai...

***

Hari dimana mereka liburan ke Bali tiba. Setiap ketua kelas di bantu beberapa anggota OSIS mengatur barisan untuk anak-anak duduk. Mereka menggunakan bis lalu kapal untuk menyebrang ke pulau Bali. Kira-kira perjalanan berangkat 6-8 jam. Sesuai rundown acara mereka akan menyebrangi pulau ketika pukul 4 pagi sehingga bisa melihat matahari terbit di atas kapal dengan pemandangan laut dan gunung. Itulah alasan lain kenapa memilih bis dan kapal menjadi transportasi selain harganya yang murah.

Tempat duduk di tata rapi bagian depan khusus untuk anak perempuan dan bagian belakang untuk anak laki-laki. Tidak boleh duduk dalam satu baris bercampur antara laki-laki dan perempuan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan apalagi yang pacaran. Ada satu guru di setiap bis untuk menjadi pendamping mereka selama perjalanan dan perawat. Yang menjadi spesial adalah ada satu dokter muda spesialis jantung berumur 27 tahun yang ikut di bis kelas XI IPA 3. Dia adalah Iqbal Ramadhan yang dibantu biayanya hingga kuliah dulu oleh Christian Valdo yang tidak lain adalah kepala sekolah sekaligus om-nya itu. Semua ini berkat bantuan Tante Nada juga. Pangeran bersyukur Tante Nada belum mengatakan apapun pada ayahnya soal Kalila.

Iqbal awalnya tidak mau namun karena permintaan dari Nada yang tidak lain adalah orang yang telah ia anggap ibu. Mau tidak mau Iqbal menyetujuinya. Baginya Nada dan Valdo adalah orang yang sangat berarti. Mereka rela menampungnya dan mau membiayai sekolahnya. Bisa dikatakan dulu orangtuanya meninggal karena kecelakaan beruntun ketika ia SMA. Valdo yang merupakan salah satu guru di SMA yang ia tepati mengangkatnya sebagai anak.

Pangeran memilih duduk bersama Iqbal. Mereka tidak begitu dekat. Bukan hanya karena jarak tempat tinggal mereka yang jauh tapi juga Karena Iqbal tidak pernah menunjukkan diri ke keluarga besarnya dengan alasan malu.

"Mas Iqbal?" Panggil Pangeran membuat Iqbal menoleh.

"Hm.." Pangeran berdecak dalam hati mendengar jawaban irit Iqbal. Ternyata benar kata tantenya Nada. Kalau Iqbal itu super dingin bahkan sedari tadi mereka tidak bicara sama sekali. Pria itu juga tidak akan mengajak bicara jika tidak di pancing.

"Makasih mas, mau meluangkan waktu buat Pangeran sampe repot-repot ikut ke Bali."

"Hm." Ingin rasanya Pangeran mencekik leher Iqbal.

"Lagipula wajar untuk seorang pria yang mencintai perempuannya. Saya juga pernah ada di posisi tersebut." Pangeran menoleh menatap wajah Iqbal kaget. Akhirnya manusia satu itu bicara juga.

"Saya pernah kehilangan wanita yang saya cintai. Dia meninggal karena penyakit." Ucapan Iqbal membuat Pangeran terpaku. Ia bisa merasakan kesedihan yang Iqbal rasakan karena ia berada di posisi yang sama. Membayangkan Kalila pergi karena penyakitnya itu membuat napas Pangeran sesak. Apakah ia bisa setegar Iqbal? Tanpa sadar Pangeran menatap ke arah Kalila yang tertidur dari dua kursi di depannya. Apakah Kalila akan bernasib sama seperti orang yang pernah Iqbal cintai?

"Jaga dia baik-baik sebelum kamu kehilangan sama seperti saya." Pangeran mengangguk, ia berjanji dalam hatinya akan menjaga Kalila sekuat tenaganya dan selalu membuat kenangan manis untuk perempuan itu.

***
Mereka tiba di Pelabuhan Ketapang. Semua anak-anak naik ke atas kapal yang telah di sewa untuk menyebrang begitu juga dengan bis mereka yang diangkut dengan kapal lainnya. Kalila dan Yuli beriringan naik ke atas kapal. Mereka memilih untuk di bawah di pinggiran kapal. Sedangkan yang lain berpencar ada yang dibagian atas dan juga ada yang di tempat makan.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now