Bab 28

13.9K 1.7K 191
                                    

Yuk Absen dulu...

Sebutkan umur kalian?

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Hidup dan mati kita itu di tangan Tuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hidup dan mati kita itu di tangan Tuhan.

****

Setelah mengantar Kalila pulang. Pangeran pergi ke markas Dilan. Ia tidak takut jika dia akan di keroyok oleh anak buah Dilan. Ia akan memberi peringatan pada Dilan. Agar tidak mendekati Kalila.

Pangeran memarkirkan motornya sembarangan. Baru saja Pangeran ingin masuk ada dua orang yang menahannya. Hal itu membuat Pangeran kesal.

"Mau apa Lo kesini!"

"Minggir atau mati!" Pangeran melayangkan tinju ke dua orang itu.

"Anj*ng!" Ke dua orang itu membalas pukulan Pangeran namun meleset. Pangeran memanfaatkan momen itu dengan menendang kaki mereka hingga jatuh.

Tanpa mempedulikan orang-orang itu Pangeran masuk. Hal Pertama yang dilihatnya adalah orang-orang yang bermain bilyard. Pangeran jadi berpikir membeli meja bilyard untuk di taruh ke markas. Kemudian Pangeran menggelengkan kepala. Dia kesini buat bertemu Dilan hampir saja ia melupakan tujuan utamanya.

"Tangkap bajingan itu!" Sebuah suara di belakang membuat Pangeran tersadar. Orang-orang yang tadinya fokus bermain malah bersiaga untuk menyerangnya.

"Dia yang nyerang bos waktu itu!!"

"Nyerah aja lo!! Kita ada belasan dan Lo cuma sendiri!"

"Gua kesini cuma mau cari Dilan! Bawa dia keluar!"

"Enak aja Lo kira Lo siapa! Mau ketemu bos kita."

"Mending kita damai aja deh. Gua males berantem takut nanti kalian besok di rawat di ruang ICU karena gua!!"

"Bacot loh!!" Mereka menyerbu Pangeran bahkan ada yang membawa stik bilyard untuk memukul Pangeran. Benda tersebut mengenai kepala Pangeran tapi pria itu tidak menunjukkan rasa sakit. Karena Om-nya Arsena selalu mengatakan jika di depan musuh sesakit apapun kita harus menahannya agar musuh nyalinya ciut melihat pertahanan kita yang begitu kuat.

"Ngajakin berantem keroyokan pake senjata lagi! Banci!!" Ujar Pangeran meremehkan. Baginya hal seperti ini tidak ada apa-apanya. Bisa saja Pangeran melumpuhkan mereka semua. Tapi ia menahan egonya karena ia hanya ingin bertemu Dilan.

Suasana tiba-tiba hening, pandangan Pangeran beralih ke arah Dilan. Pria itu terlihat tersenyum menyambut kehadirannya.

"Kuat juga nyali lo! Sampai berani kesini sendirian lagi. Nggak takut mati apa!"

"Gua nggak akan mati di tangan Lo! Apa Lo lupa hidup dan matinya kita itu di tangan Tuhan." Dilan tergelak mendengar itu. Lalu menyuruh beberapa pasukannya untuk mundur. Karena ia ingin berbicara dengan Pangeran. Selain Andreas yang tidak lain adalah kakaknya yang mampu melawannya, begitu juga dengan Pangeran.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Where stories live. Discover now