Bab 12

14.9K 1.6K 95
                                    

Dilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilan

Love dulu buat part ini ♥️♥️♥️

***

Upacara hari Senin dimulai. Perempuan berbaris di depan sedang laki-laki di belakang. Pangeran berdiri tepat di belakang Kalila. Seharusnya ia berdiri di paling belakang. Namun ia ngotot meminta di barisan paling depan laki-laki. Mereka memakai atribut lengkap mulai dari dasi, sabuk hingga topi.

Hari ini upacara tanggal 17. Sekolahnya punya kebiasaan setiap tanggal 17 akan di istimewakan, karena mengingat Indonesia lahir tanggal 17 maka setiap tanggal 17 akan ada upacara apapun harinya. Seperti hari ini sekolah juga mengundang khusus pembina yang memimpin upacara dari kepolisian. Biasanya kepala sekolah atau guru-guru lainnya. Tapi khusus tanggal 17 maka akan mengundang instansi-instansi tertentu.

Om-nya ---Arsena- berdiri di depan menjadi pembina untuk memberikan petuah dan juga membacakan Pancasila bersama. Pangeran jengah, pasti omnya sengaja mengutus dirinya sendiri kesini hanya untuk tahu keadaan istrinya. Omnya itu udah jadi budak cintanya Afiqah. Jadi rela melakukan apapun. Pangeran menghela napas, sepertinya itu juga berlaku padanya. Buktinya ia terus mengekori Kalila kemanapun dia berada.

 Buktinya ia terus mengekori Kalila kemanapun dia berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Model Rambutnya Kalila hari ini)

Kalila risih dengan keberadaan Pangeran. Pria itu ada dimanapun. Bahkan tadi malam Kalila kira Pangeran sudah pulang duluan meninggalkannya tapi pria itu ternyata mengikutinya. Ketika berangkat juga, ia menemukan pria itu dengan motornya tak jauh dari rumahnya. Astaga ingin rasanya Kalila memaki Pangeran karena membuntutinya kemanapun.

"Kalau tidak kuat bilang saja. Nanti aku bantu ke UKS." Pangeran berharap Kalila mengiyakan karena saat ini tubuhnya panas terkena sinar matahari. Begitu juga perutnya yang lapar. Jujur dia tadi ada niat untuk puasa. Tapi rasanya tidak kuat. Ia ingin batal saja, lagian ia tidak sahur. Tadi ia jugq menolak bekal yang di bawa Kalila dengan alasan puasa.

"Terimakasih tapi aku kuat. Walau aku penyakitan tapi tubuhku tidak selemah itu." Balas Kalila. Kalila enggan pergi karena Rio jadi pemimpin upacara. Jadi dia bisa melihat pria itu dengan baju paskibra yang gagah. Rio benar-benar tampan. Membuat Kalila semakin jatuh cinta. Jadi ia enggan meninggalkan upacara.

PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang