UR31 || MENYEBALKAN

1.1K 90 36
                                    


HAPPY READING💙

Andra Wijaya
Di lo dimana? Yang lain udh pada kumpul nih.

Bodoh, Renaldi bahkan lupa malam ini dia ada janji dengan seluruh anggota SOLDPAS, Renaldi menoleh kearah Mita yang berada di sampingnya.

"Mit, pulang ajah ya, udah larut malam banget." Renaldi tidak berbohong jika sekarang sudah sangat larut, dia benar sekali sekarang sudah jam sepuluh malam. Tidak baik baginya mengajak perempuan keluar sampai jam segini, jika bunda Nur tau, bisa abis dia membawa perempuan hingga larut malam.

Bukan Renaldi takut dengan Bunda Nur, tetapi baginya memang benar perempuan tidak baik keluar hingga larut malam.

Yang mengingat perempuan nantinya akan menjadi kepala rumah tangga, ingat kepala rumah tangga bukan kepala keluarga loh!

Mita menoleh kearah jam tangan di perngelangan tangan kirinya, "yuk." Dia bangkit dari duduknya.

Mita dan Renaldi berjalan beiringan hinga sampai parkiran, ketika sudah sampai parkiran mereka mendekat ke tempat dimana Renaldi memarkirkan Motornya.

Motor yang dikendarai Renaldi berjalan dengan rata-rata sedang, Mita yang duduk berada di belakang Renaldi hanya diam dan menikmati angin malam, jalanan kota masih sangat lah ramai, membuat dia berpikir. Kapan kota ini beristirahat? Apa kota ini tidak pernah lelah? Tatapi dia berusah menempis pikiran yang menurutnya tidak jelas itu.

"Mit," panggil Renaldi untuk kesekian kalinya, sekarang mereka sudah sampai di rumah Mita. Tetapi Mita malahan melamun membuat Renaldi bingung.

Mita tersentak kaget ketika bahunya diguncang oleh Renaldi. "Lo gapap? Ko bengong?" Tanya Renaldi.

"Ahhh, Gapapa ko." Mita turun dari motor Renaldi, "Makasih," lanjutnya.

Mita berbalik, melangkah kan kakinya menuju arah gerbangnya.

"MITA."

Secara rafleks Mita menoleh, "apa?"

"Ga deh," ucapnya tanpa dosa, membuat Mita bercih kesal.

Setelah memastikan Mita masuk kedalam rumah, Renaldi langsung pergi meningalkan perkarangan rumah Mita. lalu menuju ke Warnang tempat seluruh anggota SOLDPAS berkumpul.

Mita yang memperhatikan Renaldi telah pergi dari perkarangan rumahnya lewat jendela rumahnya, lalu barulah dia pergi menuju kamarnya.

***

"Noh anaknya," seru Rendi, kertika melihat Renaldi baru saja memarkirkan motornya diantara motor-motor yang lain.

Renaldi mendekat kearah teman-temannya yang lain. "sekalian ajah besok datangnya, Di. Tanggung kalau sekarang mah," celetuk Arsen sembarangan.

Renaldi tidak menghiraukan ucapan Andra, dia mengamati teman-temannya yang lain yang berada diluar warung, di pos dan beberapa ada yng bersama denganya di dalam warung.

"Lo tadi abis dari mana dulu emang di?" Sendi mendekat dan menduduki bokongnya di sebelah Renaldi.

"Mita," ujarnya singkat, membuat teman-temannya terdiam.

"Mita?" tanya Andra memastikan.

"Iya, terus makan di tempat Bu Husna." Renaldi sengaja tidak memberi tahu dia habis ke Apartemennya, jika mereka tahu, bisa jadi mereka berpikir yang tidak-tidak, Renaldi sangat malas jika harus menjelaskan secara rinci, menurutnya hanya membuat cape mulutnya saja.

"Lo kenapa gak nagajak sih? Udah lama gue ga kesana, kangen Ega." refleks semua menoleh kearah Raka, "Tumben lo kangen Ega, kangen berantem?" yaps benar sekali, Ega dengan Raka dan Rendi memang tidak pernah akur, tetapi sebenarnya Raka maupun Rendi sangat menyayangi Ega, namun dengan cara yang berbeda. Ingatlah setiap orang memiliki caranya tersendiri untuk menunjukan rasa sayangnya.

Renaldi dan Alvian yang melihat Raka menunjukan deretan giginya tanpa dosa, sedangkan yang lain memutar bola matanya jengah.

"DER!" Reder yang awalnya ingin memesan mie pada Bu Jum, memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat menatap Sendi.

"Ape?"

"Sekalian, pesenin gue Mie."

Reder mendengus kesal, "Mesen sendiri." Reder tidak menghiraukan panggilan Sendi, menyebalkan bukan, ketika kalian diminta tolong oleh orang lain, pedahal mereka hanya butuh jalan beberapa langkah. Seperti itu lah Sendi, pedahal dia hanya butuh jalan lima langkah tetepi memang jika sudah malas, tempat duduk seperti magnet, tidak bisa lepas.

***

Cahaya matahari menerobos masuk ke cela kamar Mita, membuat Mita yang masih tertidur nyenyak menerjapkan matanya berulang kali, jam weker terus mengelenjar keseluruh penjuru kamar Mita yang membuat mau tak mau Mita harus bangun.

Mita dibuat terkejut, ketika melihat jam berapa pada weker yang berada dia ditangannya. Dengan cepat dia berlari kekamar mandi, bagaimana tidak terkejut jika dia bangun tepat dua puluh menit lagi akan masuk.

Dengan gerakan cepat Mita mengenakan seragamnya dan berjalan kearah dapur, "Bi, ko gak bangunin aku si?"

"Tadi bibi udah bangunin neng Mita."

Mita mendengus lalu memperhatikan sekelilingnya, rumah terlihat sangat sepi, Bunda, Ayah, dan Rafa kemana? Pikirnya.

"Bunda, Ayah sama Bang Rafa kemana Bi?"

"Nyonya menemani tuan ke Surabaya neng, kalau Den Rafa tadi katanya ada urusan jadi tadi pergi pagi pagi banget neng," Jelas bi Lela membuat Mita menganguk paham.

"Yaudah bi, Mita berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

Mita kelur dari rumahnya, lalu menghampiri pak Udin yang sedang memanasi mobil. "Pak ayo, aku udah telat banget."

Mobil yang dikendarai Pak Udin terjebak oleh macetnya Kota Jakarta, Mita menatap jalanan nanar, sudah dipastikan dia sangat telat sampai di sekolahan.

Tak lama dari itu, mobil yang ditumpangi Mita sampai di sekolahan, tetapi gerbang sudah ditutup membuat mita mendengus kesal.

"Aku turun dulu pak, jangan lupa jemput!" seru Mita, lalu turun dari mobil.

Baru saja Mita turun dari mobi, sudah disuguhi bu Elty yang sudah berdecak pinggang di balik gerbang, cobaan apa lagi ini?

"Kamu kenapa telat?"

"Itu bu---"

"Kesiangan? Macet? Cari alasan yang lain, itu alasan udh basi banget."

Pantas Renaldi suka melawan guru satu ini, ternyata sangat menyebalkan.

"Kenapa kamu diem ajah?" tanya Bu Elty yang melihat Mita tidak angkat suara sama sekali, "Ikut saya."

Mereka berjalan ke tepi lapangan, "Kamu berdiri dengan gerakan hormat, sampai jam kedua." Ucapnya, lalu pergi.

Mita berjalan ketengah lapangan, dan melakukan apa yang diminta oleh Bu Elty. Hari ini entah mengapa hal-hal menyebalkan datang secara bersamaan, berawal dari kesiangan, Bunda pergi tidak mengatakan apa-apa sebelumnya, lupa sarapa dan membawa bekal, lupa meminum obat----ahhhh kenpa Mita selalu lupa meminum obat.

LO KUAT!! ucapnya dalam hati.

Peluh terus bercucuran, jam pertama sudah berbunyi, tetapi matahari sudah sangat terasa. Kepala Mita terasa sangat berat dan pandanganya sudah terlihat kabur, hinga akhirnya dia tidak bisa memampah berat badannya sendiri dan berakhir

BRUK

"MITA!!"





THANK YOU FOR READING💙

DON'T FORGET VOMENT+FOLLOW

SEE U NEXT CHAPTER💙

Ig : Veraasy

UNTUK RENALDI [SELESAI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz