UR35 || APA LAGI?

1.2K 93 22
                                    

HAPPY READING💙

Jihan sejak tadi terus menerus menghela napasnya gusar, berbicara dengan Mita membuat kepalanya sedikit pening. Dia tahu Renaldi seperti apa, tapi Mita juga tidak bisa bertindak seenaknya.

Bukan kenapa-napa, mungkin semuanya tidak ada yang menyadari, jika Kevin menyukai Mita. Tetapi Jihan sadar akan hal itu, ingat lah waktu dimana Kevin tiba-tiba meminta nomor Mita. Lalu sikap Kevin kepada Mita, dan Kevin juga selalu ada untuk Mita.

Pikir Jihan, kenapa Mita harus menerima Renaldi? Sedangkan selama ini ada Kevin yang lebih baik dari padanya.

Mita menatap Jihan, dia tak mengerti apa maksud Jihan sejak tadi. Yang diucapkannya sejak tadi terus menerus 'Lo kenapa terima Renaldi?'

Zahra yang sedang berada diantara Mita dan Jihan merasa bingung harus melakukan apa, dia tahu mengapa Jihan berbicara seperti itu. Tetapi dia tidak akan angkat suara terlebih dahulu, dia tidak ada hak untuk memberi tahu Mita lebih dahulu sebelum Jihan yang memberitahunya.

"Lagian lo aneh, lo tadi pagi mandi lupa cuci muka ya, Ji?" Mita memutar bola matanya jengah, sesekali dia memasukan somay ke dalam mulutnya.

Keadaan kantin yang gaduh, dengan suasana yang tidak seasik biasanya membuat Zahra jadi enggan untuk memakan mie ayam yang sejak jam pelajaran dia inginkan.

Jihan mendengus kesal atas sikap Mita, apa dia bilang tadi? Lupa cuci muka ketika mandi? Dia gila apa gimana?!

"Buka Mit mata lo lebar lebar, selama ini Kevin selalu ada buat lo!"

"Lo kenapa sih sebenarnya? Lo suka Kevin?"

Jihan tidak menjawab, melainkan dia langsung bangkit dan meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun.

Mita menatap kepergian Jihan, lalu pandangannya menatap Zahra yang lalu mengadikan bahunya bertanda jika dia tidak tahu.

Sebenarnya Zahra bukan tidak tahu, dia hanya tidak ingin merusak suasana lagi.

Saat di kelas, baik Mita maupun Jihan tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Membuat teman-temannya heran dengan tingkah kedua orang yang biasanya selalu ketawa dan bercanda canda.

Sampai bel pulang berbunyi mereka tidak ada yang bicara, Mita yang awalnya ingin angkat bicara dia urungkan karena Jihan pergi begitu saja. Gue salah apa? Pikir Mita.

Mita melangkah keluar kelas, dengan tas yang sudah berada di punggungnya. Tetapi dia tidak langsung pulang melainkan dia berjalan di koridor menuju lapangan basket indoor.

Setelah sampai Mita mengambil tempat duduk yang tepat untuk melihat Renaldi latihan.

Waktu terasa sangat cepat, Renaldi tinggal menghitung beberapa hari lagi untuk turnamen. sekarang dia sedang latihan. walaupun awalnya Renaldi tidak ingin latihan, karena paksaan Mita akhirnya dia mau juga, tentunya dengan syarat seperti kemarin-kemarin, Renaldi selalu meminta Mita menemaninya.

Mita sejak tadi hanya tersenyum kearah lapangan, sesekali Renaldi meliriknya dan melambaikan tangannya. Mita tidak peduli dengan orang-orang sekitar yang memuji pacarnya itu dengan secara terang terangan, walaupun sebenarnya dia ingin sekali mencabik mulut orang itu satu satu.

"Oi, gue kira lo gak ke sini Mit."

Mita melirik ke sumber suara yang ternyata sudah ada Nazwa, "Lo tumben ke sini."

"Gak tumben, gue selalu nemenin Andra ko. kalau gue gak di sini duduknya, tapi di sono." Nazwa menunjukan kursi yang berada di tempat pemain, "lebih enak di sono, gak  ada orang kaya mereka-mereka, yang lapar mata."

UNTUK RENALDI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang