UR57 || UNGKAPAN

810 72 24
                                    


HAPPY READING💙


Renaldi terus menerus mengejar Mita, hingga tangganya tertahan dan ketika dia ingin menghentakan tangan tersebut terlihat lah Arnold yang menghalangi langkahnya. "Mau lo apa si?!"

"Lo balik ke acara, itu acara ulang tahun lo!"

Renaldi berdecih pelan. "Sayang nya itu bukan acara gue! Dari awal pun gue udah gak mau acara itu." Renaldi menatap Arnold tajam. "Gue tau, Oliva itu
Oliv pacar lo kan?" tanya Renaldi.

Arnold tidak menjawab, dia hanya diam seribu bahasa tanpa menjawab sepatah dua patah kata pun.

"Jangan diem ajah bang! Kalo bener kenapa nggak
Kalian ajah?" Renaldi tersenyum miring. "Kenapa lo diam ajah?"

"Satu hal yang lo nggak tau dan mungkin lo nggak akan percaya hal tersebut," Kata Arnold dingin.

Keadaan jalanan sekarang cukup sepi, mereka hanya berdua dan tidak ada siapapun yang membuat mereka khawatir ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.

Tatapan Renaldi tidak teralih dari Arnold sama sekali, senyum miring terus menghiasi permukaan wajahnya. "Apa yang belum gue tau?"

"Sebaiknya kita bicara in ini di rumah."

Renaldi yang awalnya menolak pun menjadi mengikuti Arnold.

Jangan ditanya mengenai acara ulang tahun tersebut, jangan pernah harap Renaldi untuk datang kembali ke acara tersebut.

Karena baginya yang melakukan hal tersebut hanya hal bodoh.

Jika kalian menanyakan mengapa anggota Soldpas tidak ikut mengejar Renaldi, itu dikarenakan sebagian dari mereka menghalangi Helmi dan sebagian pun itu serta mencari Mita.

Sesampainya Renaldi dan Arnold di rumah, lebih tepatnya sekarang mereka sudah berada di kamar Milik Arnold.

Renaldi terduduk dengan di kasur milik Arnold, sedangkan Arnold sedang sibuk mencari sesuatu yang entah itu apa.

Sebuah map berwarna coklat Arnold serahkan kepada Renaldi, Renaldi yang menerima itu pun mengangkat satu alisnya karena tidak tahu maksud Arnold. "Apaan?" tanyanya sambil mengangkat map tersebut ke udara.

"Buka Ajah."

Renaldi membuka map coklat tersebut, terdapat beberapa foto bayi dan ada juga foto beberapa bayi yang sedang digendong oleh sepasang suami istri.

Gelombang di dahi Renaldi yang menandakan dia tidak paham dengan maksud semuanya, dia terdiam mengamati setiap foto.

Dan tepat di salah satu foto bayi yang sedang digendong seorang wanita, di balik foto tersebut terdapat tulisan.

Dad : Arya Purtama Candawan
Mom : Cindy Lovinka
Baby : Arnold Arcndy Candawan

Setelah membaca, refleks Renaldi langsung menoleh ke arah Arnold yang hanya tersenyum masam. "Candawan? Bukanya marga mamah? Kinaya Alputry Candawan?"

Arnold mengangukan kepalanya dua kali. "Orang tua gue mengalami kecelakaan ketika mau ke rumah nenek untuk mengambil gue, kecelakaan yang berakhir gue kehilangan mereka." Senyum tipis terlihat sangat jelas di permukaan wajah Arnold, air matanya pun sudah tidak dibendung lagi. "Dan disaat ini kata nenek mamah Kinaya sudah lama menginginkan buah hati, karena sudah lama menikah namun tidak buah hati," Arnold menjeda ucapannya. Helaan napas terdengar sangat berat, "hingga akhirnya gue diasuh oleh mamah Kinaya, saat itu kata nenek umur gue baru satu bulan dan ketika tinggalnya gue bersama mamah Kinaya dan Papah Helmi ternyata Mamah Kinaya baru tau dia sedang mengandung lo disaat usia kandungan satu bulan."

UNTUK RENALDI [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt