UR67 || TERUNGKAP

1.2K 86 26
                                    


HAPPY READING💙

Rafa menatap Renaldi sengit, jujur dia sangat tidak suka dengan Renaldi. Apa dia tidak sadar keadaan Mita semakin parah karena dia?

Jika bukan di rumah sakit Mita sudah yakin mereka akan berakhir berantem, namun Mita bersyukur mereka yang diam-diaman walaupun sesekali saling menatap seperti ingin membunuh satu sama lain.

Jangan khawatir tentang keadaan Mita, sekarang Rifal dan juga Mila telah ke ruangan dokter yang memeriksa Mita tadi.

Sedangkan Rafa dia ijin pulang lebih cepat, entahlah lelaki itu terlihat semakin seenaknya sekolah membuat Mita kadang jengkel.

"Mit, kenapa nggak bilang dari sebelumnya?" Mita mengalihkan tatapannya pada Renaldi. Sedangkan Rafa hanya memasang pendengarannya dengan tajam, dia hanya menjadi pendengar saja tanpa angkat suara, mungkin.

"Maksudnya?"

"Leukimia stadium tiga?" Lirih Renaldi sambil menatap Mita iba.

Memang Mita sekarang sudah stadium tiga, tetapi Mita selalu berusaha terlihat biasa-biasa saja.

Mita awalnya terkejut, tapi dia berusaha mengubah mimik wajahnya dengan cepat. Belum, belum saatnya Renaldi dan teman-temannya tahu. "Apa sih, gajelas." Mita berusaha menghindar dari topik pembicaraan Renaldi, dia juga ketika mengatakan hal tersebut mengalihkan tatapannya dan menghindar dari manik mata Renaldi lebih tepatnya.

Dipengangnya dua bahu Mita, Renaldi menatap Mita. "Aku serius," ucapnya yang ditekankan,  disetiap kata yang dia ucapkan.

Putaran bola mata jengah begitu saja yang Rafa lakukan, ketika menyaksikan dua bucin yang masih ajah buat dia kesal. Apa mereka tidak menyadari di sini ada Rafa? Woi ini gue jadi kacang lohhh makinya dalam hati.

Kekehan terdengar ketika mendengar perkataan Renaldi. "Ahh apa si di, please deh aku itu cuman kecapean. Jauh banget mikirnya," Maafin aku di, belum saatnya lanjut Mita dalam hati.

Senyum miris terlihat jelas di wajah Renaldi, dia mengambil sebuah kertas yang berada di saku celananya lalu memberikan pada Mita.

Mata Mita membola ketika melihat pernyataan dari kertas yang menyatakan obat tersebut untuk pengidap penyakit kanker darah tidak lain adalah leukemia.

Obat?? Obat apa?? Apa——-

Renaldi memberi obat yang sama dengan obat yang dikonsumsi. Tunggu, apa ini??? Dapat dari mana?? Pikiran Mita mulai memutar kesana kemari. "Kamu dapat dari mana obat ini!" Serunya sambil menatap Renaldi.

Renaldi hanya terkekeh pelan. "Kaget?" tanyanya yang sambil menatap Mita dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. "Apa lagi aku Mit? Apa kamu mikir gimana jadi aku? Apa kamu nggak percaya aku? Apa maksud kamu menyembunyikan Mit?? Apaaaa?!"

Sekakmat! Mita tidak bisa berkata-kata lagi, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Rafa yang melihat hal tersebut langsung menghampiri Mita dan juga Renaldi.

Diam adalah jalan satu satunya Mita sekarang, perlahan bibirnya terbuka dan mengatakan, "Maaf."

"Kenapa Mit?" perkataan Renaldi sangat pelan, untuk Mita mendengar saja hal mustahil.

Rafa yang awalnya ingin meminta Renaldi untuk keluar pun dia urungkan, ketika melihat Renaldi seperti itu. Malahan dia yang jalan keluar dari ruangan inap Mita.

Setelah Rafa pergi, air mata lolos begitu saja keluar dari pelupuk mata baik Mita mau pun Renaldi. Ada rasa sakit yang mereka rasakan satu sama lain, Renaldi tidak ingin Mita merasakan itu semua sendiri, tapi kenapa dia terlalu egois?? Kenapa??

UNTUK RENALDI [SELESAI]Where stories live. Discover now