UR50 || SALTING

1K 83 34
                                    



HAPPY READING💙


"Mita," panggil Renaldi sedikit pelan, yang suaranya terdengar serak. "Kita ini sebenarnya apa?"

Mita yang awalnya masih menaruh kepalanya di bahu Renaldi, dengan cepat mengangkat dan langsung menatap Renaldi.

"Maksud kamu?"

Renaldi melirik Mita, "apa yang kamu sembunyikan dari aku?"

Mita terdiam beberapa saat, dia sangat bingung apa yang dimaksud Renaldi. Beberapa kali dia menerjapkan matanya, bersamaan otaknya yang terus berpikir, "maksud kamu?" ucapnya lolos begitu saja.

Renaldi menghela napanya, dia menutup matanya dan perilaku itu tidak luput dari penglihatan Mita.

"Di??" Sebuah ucapan menyentuh punggung Renaldi, "maksud kamu apa?" tanya Mita dengan nada yang terdengar sangat lembut.

Renaldi melirik Mita, dia mengelengkan kepalanya pelan, "Gapapa, aku tadi lupa minum air putih jadinya ngaco."

Renaldi percaya Mita tidak memiliki penyakit, mengapa dia mudah sekali termakan perkataan Andra? jika Mita sakit pun pasti dia memberitahu Renaldi.

Suara kekehan terdengar di telinga bagian kiri Renaldi, dia menoleh dan melihat Mita yang tertawa pelan.

"Kenapa ko ketawa?"

Mita yang mendengar perkataan Renaldi dengan cepat berhenti tertawa, membuat Renaldi mencubit pipi Mita dengan gemas. "Kanapa berhenti, huuh?" tanyanya dengan mata yang menyorot manik mata Mita.

"Tuhh kan salah lagi, tadi ketawa salah. Berhenti salah, emang ya cewek serba salah! Cowok selalu benar." Mita mengerucutkan bibirnya beberapa senti.

Perkataan Mita membuat Renaldi berpikir, apa itu tidak terbalik? Selama ini cewek lah yang selalu benar bukan kebalikannya.

"Ngapain dimaju-majuin? Mau bikin aku khilaf?" kata Renaldi dengan sedikit menggoda.

Dengan cepat Mita menutup bibirnya dengan kedua telapak tangannya, yang berhasil membuat Renaldi tertawa lepas karena melihat Mita yang salting.

***

"HARUDANG HARUDANG HARUDANG, PANAS PANAS PANAS......" Rendi sejak tadi terus mengulangi kalimat tersebut, dengan gaya mengibas-ngibaskan seragam sekolah yang dia kenakan di depan AC kelasnya yang kebetulan sedang rusak.

Arsen yang sudah jengah melihat tingkah Rendi pun menghampirinya, dia menarik kerah baju bagian belakang Rendi bak seorang kucing.

Rendi yang ditarik begitu saja, menjerit histeris. "EHHHH MONYONG! SAKIT TOLOL, BEGO BANGET SI LO."

"Eh dongo, lo bodoh apa bego si?"

Beberapa teman sekelasnya mulai memperhatikan mereka, sedangkan ke tiga temannya yang lain menatap jiji tingkah keduanya, sedangkan kedua temannya tidak peduli.

Rendi, Arsen dan Sendi sudah biasa berdebat seperti ini, tetapi entah kenapa sepetinya Sendi hari ini lebih banyak dia.

Mereka tidak akan memusingkan, tidak akan memaksa untuk Sendi cerita masalahnya. Karena mereka tahu, batasan privasi terletak dimana.

UNTUK RENALDI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang