UR51 || RUANG KEPSEK

995 73 39
                                    


HAPPY READING💙

Terik matahari membuat mereka semakin gencar berlari mengelilingi lapangan yang terbilang sangat luas ini.

Hukuman yang Pak Bambang berikan kepada mereka, mungkin termasuk sangat mudah. Hanya untuk mengelilingi lapangan sebanyak lima belas kali.

Peluh terus bercucuran, yang tidak mereka hiraukan sama sekali. Bahkan mereka berlari sambil tertawa membuat beberapa murid dibuat heran karenanya.

Koridor dipenuhi oleh para siswi, karena saat ini kebetulan masih jam istirahat.

Sedangkan Mita dkk hanya menatap Anggota Inti Soldpas itu dengan tajam, matanya menyiratkan kekesalan.

Bukan apa-apa, pasalnya mereka bukanya memikirkan kesalahan malahan tertawa tidak berdosa.

Tingkah mereka berhasil membuat gemes ketiga perempuan itu.

"Cowok lo Wa, lagi ajah sempet-sempetnya ngedipin mata. Dasar ganjen," cibir Zahra baru saja melihat Andra mengedipkan matanya kepada Nazwa.

Nazwa yang dikomentari seperti itu hanya tertawa hambar. "Gapapa lah ya, dari pada ke cewek lain."

"Masalahnya, yang lain kegeeran dodol. Lo nggak liat noh," lirik Zahra ke pada siswi yang memakai make up yang sudah seperti ibu-ibu mau kondangan.

"Sukurrrr lo Wa, nambah saingan," sahut Mita yang ikut mengompori.

Nazwa mengibas rambutnya ke kanan dan kiri, yang berhasil mengenai wajah milik Mita dan Zahra.

"Rambut lo bau njir." Zahra menutup hidungnya, yang berhasil membuat Mita mengikuti gaya Zahra.

"Buka mata kalian, cakepan gue kemana-mana."

Mita memutar bola matanya dan mengatakan, "pedenya tingkat dewa, mbak."

"Ehh mereka udah selesai noh," instruksi dari Zahra membuat Mita mengalihkan perhatiannya.

Terlihat jelas ke tujuh lelaki tersebut sedang terduduk di bawah pohon yang berada di pinggir lapangan.

"Ke kantin yu Wa, beliin minum, kayanya mereka haus."

"Tumben lo pinter, Mit."

Mita yang mendengar kalimat itu keluar dari Nazwa ingin rasanya melemparnya ke Samudra Pasifik.

"Lo baru tau, abis dari mana ajah lo?"

Zahra yang melihat Mita berdecak pinggang, hanya menggeleng kepalanya pelan melihat tingkah teman-temannya itu.  "Ribut terussss, ini jadi ke kantin gak."

"JADILAH," ucapnya serempak.

Mita dan Nazwa saling lirik. "Ko lo ngikutin siih!" Seru Nazwa.

"Lo yang ngikutin Wa, enak gajah!"

Zahra memijat pelipisnya yang sedikit pening, dia dibuat pusing oleh kedua temannya. Memiliki dua teman saja seperti ini, apa lagi lebih banyak?

"Seterah kalian lah ya, bodamat gue ke kantin duluan." Zahra menjeda ucapannya, "yang punya pacarkan lo berdua, yang haus kan pacar lo berdua. Bye gue duluan lanjutin ajah ributnya, sampe ada cewek yang bakalan ngasih air minum ke pacar kalian!" Lanjutnya lalu pergi dari hadapan Mita dan Nazwa.

"YAA, ZAHRA LAPER."

Mita menatap sinis Nazwa, "BAPER WOI, BUKAN LAPER!" Seru Mita.

"Dia kan ke kantin, berarti laper! Gimana si katanya pinter."

Mita tidak menghiraukan perkataan Nazwa lagi, dia pergi begitu saja dari hadapan Nazwa dan dengan cepat lari menghampiri Zahra.

"KO GUE DITINGGALIN SIH."

UNTUK RENALDI [SELESAI]Where stories live. Discover now