BAGIAN 25

2.5K 337 43
                                    

GIMANA NIH SOCIAL DISTANCING KALIAN SEMUA ? UDAH BOSEN KAH?YANG SABAR YA...😁

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.

"kau tahu Krystal hamil." Sehun mengernyit mendengarnya. "kau pasti bercanda." Jennie menaikkan bahunya lalu meminum whiskynya. "mereka mengatakannya langsung Hun." Sehun menggenggam erat gelas seakan ingin mengancurkannya. "bukankah dia pacarmu kenapa bisa menikahi Krystal?"

Jennie menaikkan bahunya lalu beranjak pergi dari sana ia harus menemui Kai, malam ini Kai berjanji menemani dia berbelanja. Jennie tersenyum kala melihat mobil Kai sudah di depan lobby, gadis itu segera mempercepat langkahnya.

"Hai." sapa Jennie ketika masuk kedalam mobil, Kai hanya tersenyum sembari menjalankan mobilnya. "maaf jen, aku tidak bisa lama." Jennie mengernyit. "Kenapa? Kau ada kerjaan?"

Kai menggelengkan kepalanya. "Krystal di rumah sendiri, dia sedang dalam keadaan tak baik." Jennie mengernyit sedikit tak suka. "Bukankah di sana banyak pelayan, kau khawatir sekali dengan keadaan Krystal, dia tak akan apa-apa."

"Aku khawatir dengan anakku, anakku yang menyebabkan Krystal kesakitan."

Jennie menatap keluar jendela lalu menghela nafasnya. "bukankah jika hamil itu resikonya, Krystal juga tak keberatan." Kai menggeleng "Kau tak akan pernah mengerti Jen."

"Ya karna aku tidak akan pernah bisa hamil."

Kai langsung terdiam, ia merasa bersalah telah berucap seperti, ia lalu meraih tangan Jennie dan menggenggamnya erat. "Maaf aku tak bermaksud begitu." Jennie tersenyum mengangguk. "Tak apa-apa Kai, aku mengerti kau masih khawatir, boleh aku ikut ke rumahmu nanti?" Kai mengangguk mengiyakan.

***

Krystal menghela nafasnya mencoba mengurangi rasa mualnya, gadis itu meminum teh mint yang di buatkan kepala Choi, mereka sudah kembali ke rumah setelah minum teh karena Kai harus berangkat bekerja.

"Apa anda masih mual mrs.Kim?" tanya Kepala Choi, Krystal tersenyum laku menggeleng. "terima kasih tehnya bu, itu sangat membantu." Kepala Choi mengangguk sembari tersenyum. "Sama-sama, mrs.kim, saya sangat mendengar tentang kehamilan anda."

Krystal tersenyum mengelus perutnya. "rasanya sangat luar biasa bu, ada kehidupan di perutku." Kepala Choi tersenyum ikut bahagia sama halnya dengan Krystal. "Jaga baik-baik dia, nak." Krystal tersenyum memandang Kepala Choi, "Selalu bu."

"Mau ku buatkan sesuatu? Biasanya ibu hamil mengidam." Krystal berpikir, ia ingin makan yang pedas-pedas. "Aku ingin makan makanan pedas bu." Kepala Choi mengangguk lalu permisi keluar.

Krystal mengeluarkan sebuah gelang, kata Jessica ini pemberian teman masa kecil Krystal, namun Krystal sama sekali tak ingat. Ia memandangi gelang berbandul huruf 'K' berwarna perak itu, gadis itu mencoba mengingat siapa teman masa kecilnya itu, namun nihil ia tak ingat sama sekali.

"Anda mendapatkan gelang itu dari mana mrs.Kim?" tanya Kepala Choi yang sudah berdiri di samping Krystal sembari membawa nampan berisi makanan. "Kau membuatku terkejut bu." Kepala Choi menunduk. "Maafkan saya." lalu wanita parubaya itu menatap gelang yang di pegang Krystal.

"gelang ini di berikan eonni bu, katanya gelang ini pemberian teman masa kecilku namun aku tak bisa mengingatnya." Ucap Krystal, Kepala Choi mengangguk mengerti. "Maaf saya kira itu gelang milik mr.Kim, bentuknya sangat sama dengan milik anda." Krystal menatap gelang itu lagi, lalu kembali menatap kepala Choi. "Apa ibu tidak salah?"

"Ani, memang sama persis, mr.kim selalu membawanya di saku, dan sata kira gelang itu terjatuh ketika anda membawanya."

Sekelebat ingatan itu hadir, Krystal menatap gelang itu tak percaya, kini ia ingat semuanya, ia ingat siapa teman kecilnya dan masa-masa yang mereka lalui membuat Krystal terdiam dengan nafas memburu ketika ingatan itu muncul, ingatan yang hilang ketika kecelakaan yang merenggut kedua orang tuanya.

"mrs.Kim anda tidak apa-apa?" tanya Kepala Choi khawatir nelihat Krystal mematung dengan nafas memburu, gadis itu nampak belum sadar. "Mrs.Kim!" sentak Kepala Choi yang membuat Krystal kembali sadar, gadis itu mengatur nafasnya yang memburu badannya bergetar hebat.

"Anda baik-baik saja? Perlu saya panggilkan dokter?" Krystal menggelengkan kepalanya, ini gila, tidak mungkin.

Nafasnya semakin terkecat ketika matanya menangkap Kai yang berlari menghampirinya, tangan Krystal yang menggenggam gelang itu langsung ia sembunyikan di dalam sakunya, wajah Kai nampak khawatir melihat Krystal dengan tubuh bergetar dan nafas tersengal. "Klee kau baik-baik saja?" tanya Kai, di belakangnya nampak Jennie yang menatapnya khawatir.

Krystal menggeleng kuat. "Tidak, tidak mungkin, ini tidak mungkin." rancaunya membuat semua orang semakin tidak mengerti. "Klee kau kenapa?" Ucap Jennie yang mendekat, Air mata Krystal jatuh saat itu juga.

"Bu dia kenapa? Apa yang membuatnya sampai begini?" tanya Kai pada Kepala Choi yang menggelengkan kepalanya. "Saya juga tidak mengerti mr.Kim."

"Klee sadarlah." Jennie mengguncang tubuh sahabatnya itu, namun Krystal masih saja bergetar dan kini malah memegangi kepalanya. "tidak, tidak mungkin!" rancaunya lagi. Kai yang merasakan panik melihat Krystal mendekat memegang bahu Krystal dan membuat gadis itu menatapnya.

"Klee, aku disini, kau kenapa? Ku mohon sadarlah!" bentak Kai namun mata Krystal menatapnya dengan bergetar sampai kesadaran gadis itu hilang yang langsung di peluk oleh Kai. "Cepat panggil dokter!"

***

"dia tidak apa-apa kan? Bayinya juga?" tanya Kai pada dokter yang tengah memeriksa Krystal yang masih belum sadarkan diri. "Maaf mr.Kim apakah mrs.kim pernah mengalami kecelakaan parah?" tanya sang dokter.

"Ya dia pernah, waktu masih kecil." jawab Jennie, dokter itu mengangguk. "Sepertinya ia sempat mengalami hilang ingatan dan kini sebagian ingatan yang belum kembali itu sudah kembali."

"Maksudnya?"

"ada beberapa sebagian memorinya yang hilang dan kini ia ingat kembali membuatnya mengalami syok yang berat, untung saja janinnya masih kuat." jelas sang dokter, Kai menatap Krystal yang masih terbaring di kasur.

"Di hanya butuh istirahat, tak lama dia akan sadar, ini wajar, istri anda akan baik-baik saja." dokter itu lalu pamit undur diri. Kai masih memandang ke arah Krystal yang terbaring.

Hingga gadis itu merintih, Kai langsung menghampirinya di ikutti Jennie dan Kepala Choi. "Kau tak apa?" tanya Kai sembari membantu Krystal duduk, Jennie langsung memberikan air mineral untuk di minum oleh Krystal.

Krystal menggeleng. "tidak aku sudah tak apa." Kai mendesah lega. "Kenapa bisa kau seperti tadi?" Kepala Choi yang akan menjawab langsung diam ketika Krystal menggeleng menatapnya. "Aku hanya teringat sesuatu dan sudah lupa lagi."

"kau tak ingat apa tadi yang kau ingat?" tanya Jennie, Krystal menggeleng. "tidak." gadis itu melirik Kepala Choi yang diam memandangnya. "Baiklah, kau harus istirahat dulu." Kai dan Jennie lalu keluar dari sana, Kini tinggallah Krystal dan Kepala Choi.

"Kenapa anda-" ucapan ith terhenti ketika Krystal memandangnya dengan tatapan memohon. "Bu ku mohon jangan beritahu siapapun tentang tadi dan gelang itu, aku akan menjelaskannya nanti."

"jadi anda masih ingat?"

"ya dan kini semakin jelas."

Kepala Choi menghela nafasnya lalu mengangguk patuh. "Istirahatlah mrs.kim." Krystal mengangguk sembari memerhatikan Kepala Choi yang perlahan keluar dari kamar.

Setelah pintu itu tertutup, Krystal kembali mengeluarkan gelangnya, ia memandang gelang itu lalu menggenggamnya erat dan memejamkan matanya, tubuhnya sangat lelah.

***
Holla....
Gimana menurut kalian?
Makin absurd?
Maaf wkwk.....

Stay safe semuanya, semoga pendemi ini bisa cepat berlalu agar bisa seperti semula.
Ingat jaga kebersihan dan tetap dirumah ok.
Aku sayang kalian..

Jangan lupa like n komen
Kritik dan saran berlaku..

See you,

THE DEALWhere stories live. Discover now