BAGIAN 28

2.2K 295 33
                                    

SELAMAT MEMBACA...
.
.
.
.

Hari ini adalah ulang tahun Kai, ucapan ulang tahun mengalir dari rekan bisnisnya,keluarga,dan teman-mennya, serta hari ini  tepat memasuki sebulan kehamilan Krystal, namun perutnya masih belum membesar dan itu membuat Kai mengerut heran, bukankah orang hamil perutnya besar, tapi kenapa perut Krystal masih datar?

Krystal tertawa ketika Kai menanyakan perutnya yang belum membesar, dengan sabar ia menjelaskannya pada Kai dan pria itu hanya mengangguk paham. "aku tidak sabar melihatnya." tunjuk Kai ke perut Krystal, Krystal tersenyum "aku pun juga dan setelah ini kita akan berpisah."

Kai terdiam, ia langsung mengingat kesepakatannya, Krystal menggigit bibirnya gugup, kenapa tadi ia harus mengatakan itu membuat suasana jadi canggung. "Kai selamat ulang tahun." Ucap Krystal lembut mengalihkan perhatian, Kai tertegun dengan senyuman itu lalu menarik Krystal ke dalam pelukannya. "terima kasih."

Bukankah saat ini mereka seperti pasangan menikah lainnya, bahagia, namun keduanya merasa ada tembok yang membetengi mereka, Kai masih bingung dengan apa yang di rasa, entahlah dia tidak ingin kehilangan Krystal,ibu dari anaknya, namun juga ia tak mau melepas Jennie, kekasihnya, hatinya sudah sangat bingung saat ini.

Keduanya melepaskan pelukan mereka ketika bel berbunyi dan bunyi langkah sepatu heels menggema mendekat ke arah mereka yang saat ini tengah berada di ruang tengah. Jennie tersenyum lalu menghampiri kekasihnya yang berdiri melihatnya datang di ikutti oleh Krystal.

Jennie memeluk Kai. "Selamat ulang tahun bby." bisik Jennie lalu mengecup pipi Kai, Krystal sebisa mungkin melihat ke arah lain dan menahan sesak di dadanya, namun ia lalu tersenyum. "aku permisi dulu, aku harus ke halaman belakang."

Krystal langsung berjalan meninggalkan kedua orang itu, ia memilih menghampiri Kepala Choi yang tengah merawat bunga-bunganya. "biar aku bantu bu." Kepala Choi tersenyum mengangguk. "nona Jennie datang?" Krystal mengangguk, Kepala Choi lalu menaruh gunting tanamannya dan memeluk tubuh Krystal.

"aku tahu perasaanmu nak." namun Krystal tersenyum menggeleng. "aku tak apa bu, ini semua salahku karena aku malah mencintainya." Kepala Choi mengeratkan pelukannya pada Krystal. "tidak nak, mencintai bukan salah siapapun kau tahu?" ia lalu melepaskan pelukannya, Krystal mengangguk sembari tersenyum. "gomawo bu." keduanya pun kembali melakukan kegiatannya lagi.

"wah kau berkebun Klee." seru Jennie yang sudah berdiri di teras bersama Kai, Krystal menoleh lalu mengangguk tersenyum, dan kepala Choi pamit undur diri. "jangan mendekat Jen, kau nanti alergi." Jennie mengangguk tersenyum. "kau masih ingat Klee." Krystal dan Jennie pun tertawa karena mereka mengingar kejadian lalu.

Kai mengernyit. "Kau alergi bunga?" Jennie berdeham, ia lupa jika ada Kai di belakangnya. "aku sudah bilang bukan dia alergi." sahut Krystal masih tertawa. Kai menatap Jennie penuh selidik namun gadis itu malah menghampiri Krystal. "Jen sudah ku bilang jangan ke sini!"

Jennie mendengus. "aku sudah sembuh klee." Krystal mengernyit. "oh benarkah?" Jennie menganggukkan kepalanya lalu mulai mengambil gunting yang tadi di pakai kepala Choi. "kau yakin?" Jennie mengangguk. "aku sebenarnya tidak alergi Klee, dulu hanya aku kebetulan sedang flu."

Krystal terdiam mencoba mengingat, namun gadis itu memutuskan mengangguk, mungkin saja iya dan dia salah. Sementara Jennie mati-matian menahan hidungnya yang akan bersin, dia berdoa Krystal dan Kai tak melihat hidungnya yang memerah dan matanya yang mulai berair, namun tanpa di sadari Kai memperhatikannya sedari tadi.

***

Kai menatap gelang yang selama ini ia bawa kemana pun, gelang dengan bantul huruf 'K' ini Kai mencoba mengingat siapa dan bagaimana teman kecilnya itu, entahlah iya tak mengerti kenapa ingatan tentang masa kecilnya itu lemah akibat dirinya yang dulu mencari-cari gadis kecil itu hingga jatuh sakit.

THE DEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang