BAGIAN 30

2.4K 344 54
                                    

SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.

Nyonya Kim menatap Jennie yang saat ini duduk di hadapannya, wanita parubaya itu membuat Jennie menundukkan kepalanya, Nyonya Kim menghela nafasnya. "Aku tidak akan marah padamu, mau bagaimana pun kau bagian dari anakku."

"aku tahu tentang pernikahan Kai dan Krystal adalah rencanamu agar Kai tidak di jodohkan, tapi aku ingin mengatakan kau bodoh Jennie-ssi." Jennie mendongak mengernyit tak mengerti. "ma-maksud anda?" Nyonya Kim menatap sebentar Jennie. "Aku tidak akan pernah menjodohkan anakku, itu hanya sebuah ancaman, tapi ternyata kau sudah menyerah dan malah menyeret gadis lugu seperti Krystal."

"Sekarang aku menyayanginya seperti putriku sendiri, kau gadis pintar bukan? Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan." setelah mengatakan itu, Nyonya Kim bangkit lalu pergi meninggalkan Jennie yang masih terdiam mencerna kata-kata ibu dari kekasihnya itu.

"Maaf Nyonya Kim, Kai milikku."

***

Kai membopong Krystal pergi dari sana, tubuh gadis itu kini sudah agak tenang, sementara anak buah Kai menangani Taemin yang masih tak sadarkan diri, bahkan Kai berharap pria itu mati saja.

Kai membawa Krystal ke salah satu resortnya yang berada di sini, tidak mungkin ia langsung membawa Krystal ke Seoul karena kondisi gadis itu yang masih lemah. "Hubungi dokter suruh datang ke resort sekarang!" perintah Kai tanpa peduli jika saat ini jam menunjukkan waktuh tengah malam.

Kai mengeratkan pelukannya pada Krystal yang meringkuk di pangkuannya, wajah Kai tertarik kaku menggeram marah tatkala menemukan memar dan luka di sekita pipi dan bibir gadis itu, tangannya lalu turun mengelus perut Krystal berdoa agar bayi mereka baik-baik saja.

"Kai." panggil Krystal lirih, Kai mengelus kepala gadis itu lalu mengecup keningnya. "Aku disini kau aman." lalu Krystal terlelap di pelukannya.

"bagaimana kondisinya?" tanya Kai ketika dokter sudah memeriksa Krystal. "Istri anda masih sangat trauma, tapi syukurlah janinnya baik-baik saja, dia harus bedrest total selama seminggu karena kandungannya sangat lemah." Kai memejamkan matanya mendengar itu, lalu sang dokter pamit undur diri.

Kai menghampiri Krystal lalu duduk di samping tubuh gadis itu, perlahan ia mengelus pipi Krystal yang lebam membuat wajahnya mengeras lalu ia menarik kemeja lengan panjang Krystal dimana gelang itu terletak lalu mengecupnya.

Dia sudah tahu dan ingat semuanya ketika perjalanan ke Jeju, dia melihat Krystal memakai gelang itu walau di sembunyikannya ketika gadis itu meminta ijin untuk pergi, mata Kai tak lepas dari sana. Di tambah kepala Choi yang memberitahu semuanya ketika ia bertanya apakah Krystal memiliki gelang seperti atau tidak dan wanita parubaya itu mengangguk.

Ia semakin yakin ketika sang ibu mengirimnya foto-foto kecil dirinya dulu ketika di meminta dan di situlah ia ingat Krystal pernah menunjukan foto kecilnya dan itu sangat mirip dengan gadis kecil di foto bersamanya, ia ingin menyusul gadis itu ke pusat berbelanjaan namun dering telepon menghentikannya, dimana Jennie memberitahu jika Krystal di culik dengan suara menangis di sana.

"akhirnya aku menemukanmu Ital." ucap Kai pelan, namun ia masih harus mencari tahu lebih dalam lagi karena Jennie juga memiliki gelang seperti dirinya.

***

"Ya eomma dia baik-baik saja, kami akan pulang sekarang."

Kai melirik ke arah Krystal yang sedang memakan sarapannya, gadis itu masih diam, tubuhnya pun masih sedikit bergetar takut. "Ya nanti ku telfon lagi eomma." Kai mematikan sambungan telfonnya lalu menghampiri Krystal. "Kau tak apa?"

Gadis itu menggeleng pelan sembari menyuapkan makanannya dengan pelan, Kai membiarkannya ia tahu Krystal masih terguncang. "Klee tak apa kau sudah aman, dia sudah di tangkap dia tak akan menyakittimu lagi."

Krystal mendongak menatap Kai dengan mata berkaca-kaca. "dia sudah melakukannya dua kali." ucap Krystal pelan namun bisa di dengar Kai dengan jelas. "dulu dia pernah begini, hampir menyentuhku." Krystal memejamkan matanya menangis ketika mengingat hal itu, Kai langsung menghampirinya dan membawa Krystal ke pelukannya.

"tenanglah semua sudah aman."

***

Mereka sudah sampai di seoul dimana Krystal langsung beristirahat karena harus bedrest selama sepekan, gadis itu kini tengah terlelap setelah membersihkan dirinya. Kai menatapnya sebentar memastikan gadis itu benar-benar terlelap lalu keluar dari sana.

Jennie berjalan menghampiri Kai. "bagaimana keadaannya?" tanyanya khawatir. "tak apa dia sedang tidur." jawab Kai membuat Jennie menghela nafasnya lega. "Kau tahu apa yang di lakukan Taemin padanya dulu?" tanya Kai, Jennie langsung menganggukkan kepalanya lalu mulai menceritakannya hingga tak sadar Kai sudah mengepalkan tangannya.

"untung saja Sehun menyelamatkannya jika tidak aku tidak tahu apa yang akan terjadi." jennie bergidik ngeri ketika mengingat kejadian itu, lalu ia menatap Kai dan memeluknya. "Kai aku merindukanmu."

Namun Kai melepaskan pelukan itu. "bukan saatnya Jen, Krystal membutuhkan ku." Jennie terdiam lalu tersenyum kecut. "baiklah aku mengerti, aku pergi dulu kalau ada apa-apa hubungi aku." Jennie mengecup pipi Kai lalu pergi dari sana, sementara Kai langsung mengeluarkan ponselnya. "jangan biarkan Taemin lepas!"

***

Krystal melenguh lalu perlahan membuka matanya, perutnya lapar, ia pun bangun dari tidurnya namun sebuah tangan menahannya. "Kau perlu apa Klee? Kau tidak boleh kemana-mana." ucap Kai membuat Krystal sedikit terkejut, sejak kapan pria ini ada di situ.

"aku lapar."

"baiklah aku ambilkan."

"aku ingin di meja makan." rengek Krystal namun Kai menggeleng tegas membuat Krystal mendengus. "baiklah terserah." Kai tersenyum memgusap puncak kepala Krystal. "good girl, tunggu sebentar ok."

Kini Krystal sedang memakan makanannya ditemani oleh Kai yang duduk di sofa depan Krystal. Kai diam memperhatikan hingga Krystal sudah selesai dengan makanannya, pria itu mendekat. "boleh aku tanya?"

Krystal mengenyit namun mengangguk. "ya ada apa?" Kai mendudukan dirinya di depan Krystal. "apa hubunganmu dengan Taemin?" tanya Kai, Krystal menunduk sebentar lalu kembali menatap Kai. "dia dulu hampir menjadi calon suamiku." Krystal bergidik mengingatnya untung saja itu tidak terjadi.

Kai menganggukkan kepalanya. "bukankah kalian seharusnya masih muda?" Krystal mengangguk. "yah tapi bagaimana lagi kami mempunyai hutang padanya."

"berapa banyak?"

"itu sudah di bayar oleh Jennie, aku sangat berhutang padanya." Kai menatap Krystal dalam. "karena itu kau mau melakukan ini?" Krystal mengangguk ia menghela nafas. "ya, bukankah aku harus membayar hutangku, Jennie sudah banyak membantuku Kai."

Kai mengangguk paham. "orang tuamu pergi karena kecelakaan? Ah maafkan aku." Krystal mengangguk. "tidak apa-apa, ya mereka meninggal karena kecelakaan, lebih parahnya aku dan kakakku juga ikut dalam kecelakaan itu."

"lalu hanya kalian yang selamat?" Krystal mengangguk tersenyum pedih. "Ya sebuah keajaiban, padahal seharusnya saat itu kami pindah untuk menjalani kehidupan yang baru." Kai menatap krystal mendengarkan. "dulu kalian tinggal dimana?"

"bukankah aku pernah memberitahu, kami dulu dari Daegu kata eonni." Kai diam mencoba mengeluarkan pertanyaan terakhirnya yang sedari tadi menyangkut di tenggorakan, Krystal yang memperhatikan hanya mengernyit, ia tahu pria ini masih ingin bertanya.

"jika masih ada pertanyaan untukku, tanyakan saja Kai."

"Kau kenal Ital?"

Krystal terdiam membisu di sana.

***
Holla...
Nggak lama kan Up nya wkwk..
Gimana pendapat kalian?
Semoga suka..

Thank you buat kalian semua yg udah mau nunggu, suka, dan kasih semangat buat aku di cerita ini.

Aku usahakan cerita ini bakal Up setiap minggunya gatau tp cuma sekali atau dua kali dlm seminggu wkwk aku gk bs janjiin takutnya nanti melanggar wkwk

Jangan lupa like n komen
Kritik dan saran pun di persilakan

See you,
Staysafe and stay healthy
Luv u ❤

THE DEALWhere stories live. Discover now